Erosi Serviks, Gangguan yang Sering Menyerang Wanita

Erosi Serviks, Gangguan yang Sering Menyerang Wanita

Penulis: Dita | Editor: Umi

Erosi serviks atau yang juga dikenal dengan istilah ektropion serviks terjadi ketika sel-sel yang melapisi bagian dalam serviks Anda tumbuh di luar. Sel-sel ini lebih merah dan lebih sensitif dibandingkan sel-sel lain yang memang berada di luar. Itulah sebabnya erosi serviks bisa menyebabkan berbagai gejala termasuk perdarahan dan keputihan pada beberapa wanita.

Kondisi ini kadang-kadang disebut juga dengan eversi serviks atau ektropi. Kasus ini cukup umum terjadi pada wanita yang sedang berada dalam masa subur mereka dan biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Anda juga tidak perlu khawatir karena erosi serviks juga bukan merupakan pertanda masalah kesehatan lain, seperti kanker serviks. Meski begitu, jika ada gejala yang dirasa mengganggu, Anda bisa menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan.

Baca Juga: Plasenta Akreta, Tumbuhnya Plasenta di Dinding Rahim yang Terlalu Dalam

Penyebab Erosi Serviks

Beberapa wanita dilahirkan dengan kondisi ektropion serviks. Beberapa faktor berikut ini juga mungkin berkontribusi pada masalah erosi serviks yang Anda alami, antara lain:

  • Perubahan hormon. Erosi serviks bisa terjadi karena adanya fluktuasi hormon. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang berada dalam usia reproduksi. Wanita yang sudah memasuki usia menopause biasanya jarang mengalami ektropion serviks
  • Mengonsumsi pil KB. Pil KB atau pil kontrasepsi bisa memengaruhi kadar hormon dan dapat menyebabkan Anda mengalami erosi serviks
  • Kehamilan. Kehamilan juga bisa menyebabkan ektropion serviks karena adanya perubahan hormon
  • Usia. Wanita yang berusia lebih muda yang mengalami pubertas berisiko lebih tinggi mengalami erosi serviks.

Gejala Erosi Serviks

Jika Anda termasuk kelompok yang berisiko tinggi mengalami erosi serviks, Anda mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.

Kebanyakan wanita justru baru mengetahui mereka mempunyai kondisi ini saat melakukan kunjungan ke spesialis kandungan atau ketika melakukan pemeriksaan panggul. Kalaupun ada gejala yang muncul, biasanya berupa:

  • Keluarnya lendir ringan
  • Bercak yang keluar di antara periode menstruasi
  • Rasa sakit atau perdarahan selama atau setelah berhubungan seksual.
  • Nyeri dan perdarahan juga dapat terjadi selama atau setelah pemeriksaan panggul.

Cairan yang keluar bisa jadi mengganggu penderitanya. Rasa sakit yang muncul terkadang dapat mengganggu kenikmatan seksual. Pada beberapa wanita, gejala ini bisa sangat parah.

Erosi serviks juga merupakan penyebab paling umum terjadinya perdarahan pada trimester akhir kehamilan.

Baca Juga: Mengenal Polip Serviks, Gejala dan Penyebabnya

Haruskah Anda Memeriksakan Diri ke Dokter?

Selama gejala yang Anda alami tidak mengganggu, mungkin tidak ada alasan bagi Anda untuk berobat ke dokter. Kebanyakan wanita hanya mengalami sedikit masalah dan biasanya kondisi ini akan membaik dengan sendirinya.

Namun, jika Anda memiliki gejala yang mengganggu dan berkelanjutan, seperti keluarnya lendir, perdarahan, nyeri selama atau setelah berhubungan seksual, segera bicarakan dengan dokter mengenai perawatan apa yang mungkin bisa Anda terima.

Perawatan utama yang biasa diterima oleh pasien erosi serviks biasanya berupa kauterisasi di area tersebut untuk mencegah keluarnya cairan dan perdarahan yang tidak normal. Prosedur ini bisa dilakukan dengan diatermi (terapi panas), cryosurgery (bedah beku), atau dengan menggunakan perak nitrat.

Masing-masing prosedur tersebut dilakukan dengan anestesi lokal di tempat praktik dokter dan biasanya bisa selesai dalam hitungan menit.

Setelah prosedur selesai, Anda mungkin akan mengalami rasa kurang nyaman mirip dengan menstruasi.

Untuk mencegah infeksi, dokter biasanya akan melarang Anda untuk menggunakan tampon atau berhubungan seksual. Jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut ini, segera hubungi dokter:

  • Keluar keputihan yang berbau busuk
  • Perdarahan yang lebih berat dari menstruasi
  • Perdarahan yang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan oleh dokter.

Kondisi-kondisi di atas bisa menjadi pertanda adanya infeksi dan masalah serius lain yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Ketahui Gejala Kanker Serviks Stadium 4 dan Prosedur Pengobatannya

Sumber

Cleveland Clinic. (2022). Cervical Ectropion. www.clevelandclinic.org

Healthline. (2019). What Is Cervical Ectropion (Cervical Erosion)? www.healthline.com

Medical News Today. (2019). What to Know About Cervical Ectropion. www.medicalnewstoday.com

WebMD. (2021). What Is Cervical Ectropion? www.webmd.com