Betametason: Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya

Betametason: Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya

Penulis: Elisa | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 7 November 2022

 

Betametason merupakan sebuah tipe obat kortikosteroid. Obat ini tersedia dalam berbagai formulasi yang memiliki potensi sedang hingga kuat. Untuk menggunakan obat betametason, dokter akan menyarankan produk yang paling sesuai dengan kondisi kulit seseorang. 

Betametason ini dapat bekerja dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu berbentuk injeksi/suntik dan topikal (krim, gel, losion, salep, spray, dan busa). Steroid yang terkandung di dalam obat ini akan membantu menekan sistem kekebalan tubuh dan mengendalikan peradangan dan gatal-gatal.

Baca Juga: Jenis, Kegunaan, dan Efek Samping dari Obat Kortikosteroid

Kegunaan Betametason

Penggunaan betametason tentunya telah melalui serangkaian pengujian klinis. Obat ini sendiri bertujuan untuk mengurangi peradangan dan nyeri dari sejumlah kondisi pada kulit. 

Umumnya, penggunaan betametason disetujui untuk mengobati:

  • Multiple sclerosis (gangguan sistem saraf pusat)
  • Kondisi alergi kulit
  • Penyakit pada kulit
  • Gangguan perut
  • Kelainan darah
  • Gangguan pada mata
  • Masalah terhadap ginjal, seperti adanya protein dalam urine
  • Adanya gangguan pernapasan
  • Kanker
  • Radang sendi
  • Penyakit terkait hormon, seperti masalah tiroid.

Namun, untuk obat betametason tropikal ini hanya untuk penggunaan pada kulit tubuh, tidak pada bagian kulit wajah, selangkangan, atau ketiak, kecuali atas saran dokter.

Baca Juga : Obat Betahistine : Kegunaan, Dosis, dan Cara Pakai

Dosis Betametason

Dosis penggunaan betametason tentunya harus berdasarkan rekomendasi dari dokter. Pasien disarankan untuk tidak menambahkan atau mengurangi dosis penggunaan tanpa seizin dokter.

Dosis betametason bagi orang dewasa:

  • Injeksi/suntikan: Menyuntikkan 4–20 mg ke otot (intramuskular) atau ke pembuluh darah (intravena). Penyuntikan ini dapat diulang 3–4 kali sehari dalam 24 jam tergantung pada kondisi dan respons pasien.
  • Penggunaan krim, gel, salep, losion: Oleskan betametasone valerate 0,1% atau betamethasone dipropionate 0,5% tipis-tipis pada area yang mengalami gatal. Ini dilakukan sebanyak 1–2 kali sehari hingga 2 minggu.
  • Busa/foam: Oleskan dan pijat lembut betametasone valerate 0,1% atau 0,12% pada area kulit yang mengalami gatal. Lakukan sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan malam hari.
  • Spray/semprot: Semprotkan betametasone dipropionat 0,5% pada area kulit yang mengalami gatal atau kemerahan. Lakukan sebanyak 2 kali sehari hingga 4 minggu.

Dosis betametason bagi anak-anak:

  • Injeksi/suntikan: Penyuntikan melihat berdasarkan usia anak (usia kurang dari satu 1: 1 mg/kgBB, usia 2–5 tahun: 2 mg/kgBB, dan usia 6–12 tahun: 4 mg/kgBB). Diberikan melalui suntik pembuluh darah (intravena) sebanyak 3–4 kali sehari).
  • Krim, gel, dan salep: Oleskan betametasone valerate 0,1% secara tipis-tipis pada area yang mengalami peradangan atau gatal. Lakukan sebanyak 1–2 kali sehari hingga 5 hari.

Informasi dosis di atas hanya mencakup dosis rata-rata betametason. Selalu ikuti instruksi dosis yang disediakan oleh dokter sebelum Anda menggunakannya.

Efek Samping Penggunaan Betametason

Setiap menggunakan obat ini, tentunya Anda bisa saja mengalami efek samping pemakaian obat. Penggunaan betametason pada kulit pertama kali akan sedikit menimbulkan sensasi kulit menyengat, terbakar, gatal, iritasi, kering, atau kemerahan. 

Bila tubuh Anda sudah dapat menyesuaikan diri dengan penggunaan obat, efek ini akan menghilang dalam beberapa hari.

Berikut adalah efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan betametason:

  • Meningkatnya kadar gula darah. Gejalanya seperti kebingungan, sering buang air kecil, merasa mengantuk, merasa haus dan lapar.
  • Kepala pusing, tubuh gemetar, lemas, kelelahan, dan jantung berdebar-debar
  • Nyeri otot dan kram
  • Perubahan kulit seperti adanya jerawat, stretch mark, pertumbuhan rambut
  • Suasana hati dan perilaku berubah
  • Perubahan pada menstruasi, seperti adanya bercak atau melewatkan siklus menstruasi
  • Penglihatan kabur
  • Sakit kepala
  • Penambahan berat badan
  • Mual.

Betametason juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti: 

  • Sesak napas
  • Demam
  • Pembengkakan pada daerah wajah, bibir, lidah atau tenggorokan
  • Kejang-kejang
  • Kulit membiru
  • Infeksi dengan gejala batuk, demam, dan panas dingin.

Sebagai pengingat, penggunaan betametason tentunya hanya untuk penggunaan atas saran dan resep dokter. Bila Anda merasakan efek samping berlebih atau tidak adanya perubahan setelah menggunakan betametason selama 2 minggu, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Obat Antiinflamasi Nonsteroid: Ketahui Fungsi, Jenis, dan Efek Sampingnya

 

Sumber

Healthline. (2019). Betamethasone, Injectable Suspension. www.healthline.com 

Medical News Today. (2019). What to know about betamethasone. www.medicalnewstoday.com

MedilinePlus. (2018). Betamethasone Tropical. www.medlineplus.gov 

MIMS. (2018). Betamethasone. www.mims.com 

WebMD. (n.d). Betamethasone Valerate Ointment. www.webmd.com