Multiple Sclerosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Multiple Sclerosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 28 Oktober 2022

 

Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan selubung pelindung sel saraf otak, sumsum tulang belakang, dan mata. Kondisi ini merusak jaringan saraf dan menyebabkan berbagai macam gejala potensial, seperti kelemahan otot, spastisitas, rasa sakit, dan masalah kognitif.

Kebanyakan orang yang menderita multiple sclerosis mengalami periode gejala baru atau kekambuhan yang berkembang selama beberapa hari dan kemudian membaik. Beberapa mungkin mengalami gejala ringan seperti penglihatan kabur dan mati rasa serta kesemutan pada anggota badan. Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan, kehilangan penglihatan, dan masalah mobilitas. Namun, hal ini jarang terjadi.

Baca Juga: Pahami Penyebab dan Cara Mengobati Radang Otak (Ensefalitis)

Penyebab

Penyebab pasti dari multiple sclerosis masih belum diketahui. Dalam multiple sclerosis, kerusakan sistem kekebalan tubuh ini menghancurkan zat lemak yang melapisi dan melindungi serabut saraf pada otak dan sumsum tulang belakang (mielin).

Mielin dapat diibaratkan dengan lapisan isolasi pada kabel listrik, ketika pelindung mielin rusak dan serabut saraf terbuka, informasi yang dikirim melalui sepanjang serabut saraf tersebut mungkin menjadi lambat atau terblokir.

Masih belum jelas bagaimana multiple sclerosis dapat berkembang pada beberapa orang, kemungkinan kombinasi dari faktor genetika dan lingkungan tampaknya bisa terjadi. Sejauh ini belum ada obat untuk menyembuhkan masalah medis ini. Namun, dengan melakukan perawatan dapat membantu mempercepat pemulihan, memperlambat tingkat keparahan penyakit, dan mengurangi gejala.

Gejala

Gejala spesifik pada setiap orang tergantung pada lokasi serabut saraf yang terkena. Kondisi ini dapat berubah keparahannya dari hari ke hari bahkan tahunan. Kelelahan dan kesulitan berjalan merupakan dua dari gejala yang paling umum gangguan ini. Serangkaian gejala tertentu sering kali terjadi, termasuk:

  • Kelelahan fisik dan mental yang tidak berkurang meskipun Anda merasa cukup tidur atau istirahat. Kelelahan yang terjadi karena multiple sclerosis dapat melemahkan dan mempengaruhi kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
  • Gejala yang berhubungan dengan otot, seperti gangguan komunikasi saraf dapat menyebabkan kelemahan, tremor, dan spastisitas, kondisi kumpulan otot yang mengalami kontraksi terus menerus. Pada akhirnya kondisi ini menjadi cukup buruk sehingga memerlukan penggunaan alat bantu seperti tongkat atau kursi roda.
  • Gejala usus dan kandung kemih, sehingga sering buang air kecil, sembelit, dan infeksi saluran kemih yang sering mempengaruhi sekitar 80% penderitanya.
  • Gangguan kognitif yang terkait dengan masalah memori jangka pendek, kesulitan untuk berkonsentrasi, berbicara, belajar, dan multitask.
  • Perubahan suasana hati dan depresi. Hal tersebut akibat oleh demielinasi, yang terjadi ketika mielin (lapisan pelindung saraf) mengalami kerusakan sehingga memicu perubahan emosional.
  • Disfungsi seksual seperti sulit mempertahan ereksi pada pria, organ vagina mengering terjadi pada wanita, ketidakmampuan untuk orgasme, atau kehilangan hasrat atau sensasi berkurang.
  • Masalah penglihatan, kemungkinan gejala awal akibat oleh kerusakan saraf optik. Gejala yang ditimbulkan dapat menyerang satu atau kedua mata dengan adanya rasa nyeri saat melakukan gerakan mata, penglihatan ganda atau kabur, distorsi warna, bahkan kehilangan penglihatan.
  • Vertigo, sensasi berputar yang terjadi akibat kerusakan pada batang otak, merupakan penghubung otak, dan sumsum tulang belakang.
  • Rasa nyeri adalah gejala umum pada multiple sclerosis yang terjadi karena kelemahan dan kekakuan otot.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan terhadap multiple sclerosis. Beberapa terapi modifikasi penyakit (DMT) yang sudah mendapatkan persetujuan dari badan pengawas obat dan makanan (FDA) merupakan jenis perawatan yang tersedia untuk memperlambat perkembangan, mengurangi keparahan kekambuhan, dan meredakan gejala.

Terapi modifikasi penyakit ini diberikan dapat bentuk pengobatan oral, injeksi, dan infus tergantung pada tingkat kambuh dan keparahan gejala. DMT berikut ini sudah memiliki persetujuan dari FDA:

Obat suntik

  • Interferon beta-1a (Avonex dan rebif)
  • Interferon beta-1b (Betaseron dan extavia)
  • Glatiramer asetat (Copaxone dan glatopa)
  • Peginterferon beta-1a) (Plegridy)

Obat oral

  • Teriflunomide (Aubagio)
  • Fingolimod (Gilenya)
  • Dimetil fumarat (Tecfidera)
  • Mavenclad (Cladribine)
  • Mayzent (Siponimod)

Obat infus

  • Alemtuzumab (Lemtrada)
  • Mitoxantrone (Novantrone)
  • Ocrelizumab (Ocrevus)
  • Natalizumab (Tysabri)

Pedoman rekomendasi dari obat-obatan ini merupakan penggunaan dari tahap awal muncul tanda dan gejala. Karena kemungkinan obat-obatan ini dapat memperlambat perkembangan multiple sclerosis, terutama jika diminum saat gejala belum parah. Penggunaan obat-obatan tersebut harus dengan pantauan dokter atau pihak medis, karena kemungkinan dapat menimbulkan efek samping. Dan terkadang beberapa obat yang sama memiliki efek yang berbeda pada setiap orang.

Baca Juga: 4 Jenis Multiple Sclerosis dan Penyebabnya

Sumber

Mayo Clinic. (2020). Multiple sclerosis. www.mayoclinic.org

NHS. (2018). Multiple sclerosis. www.nhs.uk

Healthline. (2020). Understanding Multiple Sclerosis (MS). www.healthline.com

Medical News Today. (2019). Multiple sclerosis: What you need to know. www.medicalnewstoday.com

Very Well Health. (2020). Multiple Sclerosis (MS). www.verywellhealth.com