Anda Pernah Mengalami Lucid Dream? Berikut Penjelasannya!

Anda Pernah Mengalami Lucid Dream? Berikut Penjelasannya!

Penulis: Fajar | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 12 Desember 2022

 

Umumnya saat tengah bermimpi, kita tidak menyadari bahwa segala hal yang kita alami dalam mimpi tersebut tidak nyata.

Dalam sebuah dialog pada film Inception (2010), Arthur yang diperankan aktor Joseph Gordon-Levitt berujar, “mimpi terasa nyata saat kita berada di dalamnya. Hanya ketika kita bangun, kita menyadari bahwa ada sesuatu yang sebenarnya aneh.”

Akan tetapi, ada sebuah kondisi yang menyebabkan Anda menyadari tengah bermimpi dan bisa mengontrol detail yang terjadi dalam mimpi. Fenomena ini disebut sebagai lucid dream.

Catatan pertama tentang lucid dream telah ditampilkan dalam risalah On Dreams yang ditulis oleh filsuf Yunani Kuno, Aristoteles. Dalam risalahnya, ia menggambarkan contoh kesadaran diri dalam kondisi ber mimpi.

Baca Juga: Ketahui Arti Mimpi Hamil saat Tidur

Untuk mengetahui fakta lebih lanjut tentang fenomena lucid dream, berikut kami rangkumkan informasi dari berbagai sumber yang perlu Anda ketahui :

Lucid Dream Umum Terjadi

Dalam jurnal berjudul Imagination, Cognition and Personality: Consciousness in Theory, Research, and Clinical Practice, para peneliti dari Universities of Mannheim and Heidelberg, Jerman, memperkirakan bahwa 51 persen individu telah mengalami mimpi sadar atau lucid dream setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Studi yang sama juga mencatat bahwa orang lebih cenderung mengalami lucid dream di masa kecil mereka, yaitu di usia sekitar 3 dan 4 tahun.

Baca Juga: 5 Jenis Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya

Penyebab Lucid Dream

Ketika tertidur, gelombang otak terkadang akan tetap aktif, sehingga Anda akan berada di fase tidur rapid eye movement (REM). Gelombang otak yang masih aktif tersebut akan membuat Anda merasa berada di antara fase tertidur dan terjaga. Kondisi inilah yang membuat fenomena mimpi terjadi.

Saat mengalami mimpi biasa, seseorang tidak akan menyadari bahwa sedang berada di alam mimpi. Namun ketika mengalami hal tersebut, Anda biasanya akan mengingat setiap detail dari mimpi yang Anda alami.

Belum ada penelitian yang mengungkapkan bagaimana dan mengapa mimpi tersebut bisa terjadi. Namun, terungkap bahwa ukuran bagian otak paling depan (korteks prefrontal) dari orang yang kerap mengalami lucid dream lebih besar dari orang yang jarang mengalami lucid dream.

Korteks prefrontal berfungsi sebagai pengambil keputusan dan penyimpan memori. Hal ini  menunjukkan bahwa orang yang kerap mengalaminya adalah tipikal orang yang cenderung sering memproses pikiran di kepala mereka.

Makanan dan Perilaku Pemicu

Mengonsumsi vitamin B-6 sebelum tidur secara rutin akan mempermudah Anda dalam mengingat kembali mimpi-mimpi Anda ketika Anda terbangun. Mengingat kembali mimpi-mimpi yang telah dilalui merupakan aspek penting untuk bisa mengalami lucid dream.

Faktor lain yang mungkin menyebabkan seseorang mempunyai kesadaran dalam mimpi adalah meditasi. Dengan melakukan teknik meditasi sederhana dapat membantu memperbaiki konsentrasi dan memori kerja kita. Dengan selalu berupaya mengingat apa yang akan dilakukan nanti,  Anda akan dituntut menuju lucid dream saat tidur.

Hasil riset yang dilakukan University of Silesia, Polandia, menyebutkan bahwa orang yang sering bermeditasi lebih mudah memasuki pola gelombang otak theta. Gelombang ini kerap terbentuk ketika memasuki fase tidur REM, fase saat seseorang mengalami lucid dream.

Mimpi ini biasanya terasa lebih jelas, sehingga dapat memudahkan untuk mengingat peristiwa dan detail dalam mimpi. Anda dapat menuliskan mimpi yang telah Anda lalui dalam sebuah jurnal agar Anda dapat menemukan hubungan keterkaitan antara mimpi dan kehidupan sehari-hari.

Keuntungan dan Risiko

Rutin mengalami mimpi tersebut ternyata memiliki sejumlah manfaat positif bagi tubuh dan kesehatan. Keuntungan tersebut diantaranya mengurangi mimpi buruk, meredakan kecemasan, meningkatkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan motorik.

Namun di samping itu, upaya memaksa untuk mendapat lucid dream juga memiliki sejumlah risiko bagi kesehatan seperti sulit tidur, gangguan tidur berupa sleep paralysis, hingga mengalami disorientasi waktu ringan.

Jika Anda mengalaminya secara terus-menerus, terutama jika Anda pernah mengalami trauma psikologis, maka terdapat kemungkinan bahwa lucid dream yang Anda alami merupakan bagian gejala dari suatu gangguan psikologis, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD).

Baca Juga: Susah Tidur Di Malam Hari, Apa Penyebabnya?

Sumber

Healthline. (2019). 5 Techniques to Try for Lucid Dreaming. www.healthline.com

Medical News Today. (2020). Lucid dreaming: Controlling the stories of sleep. www.medicalnewstoday.com

Research Gate. (2015). Lucid Dreaming: a Mysterious Phenomenon. www.researchgate.net

Web MD. (2020). Lucid Dreams. www.webmd.com