Ketahui 13 Kiat Toilet Training untuk Si Kecil

Ketahui 13 Kiat Toilet Training untuk Si Kecil

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 2 Mei 2023

 

Tentunya tidak selamanya anak Anda akan memakai popok, kan? Mereka perlu memiliki keterampilan menggunakan toilet dan menjaga kebersihannya sendiri.

Karenanya, tiap orang tua perlu mengajarkan pelatihan menggunakan toilet (toilet training) ketika bayi berusia setidaknya 18 bulan atau dua tahun.

Namun, praktik toilet training tidak hanya dilakukan berdasarkan usia si kecil, tetapi juga kesiapannya secara fisik maupun psikologis.

Baca Juga: 10 Tips Mendidik Balita agar Disiplin dan Patuh

Tanda Kesiapan Toilet Training

Kapan Anda dapat mengajarkan anak buang air besar dan kecil secara mandiri di toilet? Tentunya ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk menggunakan toilet.

Berikut adalah beberapa tanda anak Anda telah siap untuk dilatih buang air di toilet. Anak tidak harus sudah memenuhi semuanya, tetapi bila sebagian telah memenuhi, maka anak dianggap siap:

  • Bisa mengikuti instruksi sederhana, seperti ‘buka’, ‘tutup’ dan sebagainya
  • Sudah berjalan dan bisa duduk dalam beberapa waktu
  • Terlihat mulai mandiri
  • Ketika memakai popok, popok dapat kering hingga dua jam
  • Anak sudah bisa memberi tahu dengan kata-kata sederhana atau gerakan tertentu ketika merasa ingin buang air kecil atau besar
  • Anak mulai tidak nyaman memakai popok, terutama saat terasa basah atau kotor
  • Anak bisa menarik celananya ke atas dan ke bawah
  • Anak sudah memahami kata-kata seputar toilet
  • Sudah dapat membuka celana meskipun dengan bantuan

Persiapan Mengajarkan Toilet Training

Sebelum mengajarkan toilet training secara khusus, berikut beberapa hal yang perlu Anda siapkan dan lakukan:

  • Mulai mengajari anak kata-kata yang mengarah pada pergi toilet, seperti “Pipis”, “Pup” atau “Ayo ke kamar mandi”
  • Jika Anda akan melatih anak menggunakan pispot, ketika Anda mengganti popok, masukkan popok kotor ke dalam pispot agar anak Anda memahami fungsi pispot.
  • Jika memungkinkan, biarkan anak Anda melihat Anda atau anggota keluarga terdekat seperti kakak menggunakan toilet. Anda dapat menjelaskan kepada anak tentang apa yang sedang dilakukan.
  • Bagi Anda yang terbiasa mengenakan popok sekali pakai, mulailah beralih ke celana dalam dan celana kain. Ini berguna untuk melatih anak mengetahui kapan ia akan buang air dan merasakan seperti apa perasaan basah dan tidak nyaman.
  • Cukupi kebutuhan serat dan air anak. Sembelit dapat membuat proses toilet training menjadi terhambat.

Kiat Mengajarkan Toilet Training

Nah, apa saja kiat yang bisa Anda coba untuk melatih keterampilan menggunakan toilet? Simak beberapa hal berikut

  • Jadikan pergi ke toilet sebagai rutinitas. Misal, setelah bangun tidur tempat yang pertama dikunjungi adalah toilet.
  • Dorong buah hati pergi ke toilet ketika mereka menunjukkan tanda-tanda seperti menggeliat atau buang angin. Namun, jangan memaksa anak karena dapat menyulitkan Anda dalam melatih nantinya.
  • Minta anak untuk menunjukkan perasaannya ketika ingin buang air kecil, buang air besar, atau merasa celananya basah. Beritahu anak apa saja ciri-ciri akan buang air kecil dan buang air besar. Anda dapat membuat gambar bercerita untuk memudahkan anak paham.
  • Tanyakan Anak apakah mereka ingin pergi ke toilet ketika akan berganti aktivitas. Misal, mengingatkan mereka untuk ke toilet setelah bermain.
  • Jika anak Anda sudah duduk di kloset selama 3-5 menit dan tidak juga buang air kecil atau besar, biarkan anak untuk meninggalkan toilet.
  • Pujilah anak ketika mereka berhasil duduk di pispot/kloset. Pujilah ketika mereka berhasil melalui tahapan toilet training. Selanjutnya, pudarkan bertahap ketika mereka sudah menguasai semua proses.
  • Jika anak Anda mengompol saat sedang berjalan ke toilet, atau buang air besar di tengah perjalanan menuju toilet, cobalah untuk tetap tenang. Bersihkan tanpa komentar, memarahi anak atau membuat keributan. Hal ini merupakan proses yang biasa terjadi dan tiap orang tua mengalami.
  • Mulai kurangi penggunaan popok dan beralih ke celana dalam dan celana kain. Gunakan popok sekali pakai hanya pada malam hari atau ketika dibutuhkan saja.
  • Pakaikan anak pakaian yang mudah dibuka. Ajari mereka menaik-turunkan celana. Jangan gunakan pakaian yang sulit untuk dibuka seperti jumpsuit karena akan membuat anak yang baru belajar frustasi ketika akan buang air.
  • Ajari anak untuk membersihkan dirinya selepas buang air dan menggunakan tisu untuk mengeringkan.
  • Ajari anak mencuci tangan setiap keluar dari toilet.
  • Pastikan setiap pengasuh atau anggota keluarga mengikuti rutinitas yang sama (misal, buang air kecil setelah bermain) dan menggunakan nama yang sama untuk bagian tubuh dan aktivitas di kamar mandi. Beritahu mereka kebiasaan si kecil agar tidak menimbulkan permasalahan.
  • Tawarkan mereka hadiah kecil seperti buku bacaan atau stiker keberhasilan. Hal ini dapat membangun motivasi anak. Kurangi pemberian hadiah ketika kebiasaan ke toilet terbentuk.

Nah, itu tadi ketigabelas hal yang dapat Anda coba untuk melatih anak menggunakan toilet di rumah.

Toilet training memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Tiap anak memiliki waktu yang berbeda-beda dalam menguasai keterampilan ini.

Karenanya, jangan membandingkan anak satu dengan anak lainnya, dan fokuslah pada pencapaian anak Anda!

Baca Juga: Cara Melatih Keterampilan Motorik pada Anak Berdasarkan Usia

Sumber

Raising Children. (2020). Toilet training: a practical guide. raisingchildren.net.au

Kids Health. (2019). Toilet Training.  kidshealth.org

Very Well Family. (2021). 8 Signs Your Toddler Is Ready to Potty Train. www.verywellfamily.com

Mayo Clinic. (2021). Potty training: How to get the job done. www.mayoclinic.org