10 Tips Mendidik Balita agar Disiplin dan Patuh

10 Tips Mendidik Balita agar Disiplin dan Patuh

Penulis : Emy | Editor : Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 27 Desember 2022

 

Tantangan sebagai orang tua salah satunya adalah mengajarkan disiplin yang efektif dan kepatuhan pada anak usia dini. Disiplin adalah tentang menetapkan aturan untuk menghentikan si kecil melakukan perilaku yang agresif (seperti memukul dan menggigit), berbahaya (seperti berlarian di jalanan rawan kendaraan), dan tidak pantas (seperti melempar barang). Ini juga tentang menanamkan konsekuensi ketika mereka melakukan kesalahan.

Ikuti strategi berikut ini untuk mendidik balita tentang kedisiplinan dan kepatuhan.

1. Jangan Emosional

Tentu, sulit untuk tetap tenang ketika anak Anda mungkin menarik ekor binatang peliharaan, atau anak Anda yang berusia 3 tahun menolak untuk menyikat gigi.

Namun, jika Anda berteriak dalam kemarahan, pesan yang Anda coba kirimkan akan hilang, anak hanya akan melihat emosi dan tidak akan mendengar apa yang Anda katakan.

Saat diri mulai terasa emosi, ambil napas dalam-dalam, hitung sampai tiga, dan turunkan badan Anda hingga setinggi mata anak Anda. Bersikaplah cepat dan tegas, serius dan tegas saat memberikan teguran.

2. Perhatikan Kata – Kata Anda

Alih-alih mengatakan anak “pelit” karena tidak mau berbagi mainan dengan temannya, cobalah memberikan pengertian dengan kata-kata yang positif.

Teknik bagus lainnya adalah berfokus pada yang harus dilakukan sebagai “kebiasaan” daripada selalu melarang apa yang tidak boleh dilakukan. Misalkan agar anak selalu menata mainannya setelah bermain, gunakan pendekatan dengan memberikan pengertian : “mainannya ditata kembali setelah bermain agar tidak rusak, hilang, atau terbuang”.

Pastikan nada dan kata-kata Anda tidak menyiratkan bahwa Anda membenci perilaku anak atau seakan anak Anda sangat buruk.

3. Ajarkan Empati

Anak berusia 2-3 tahun mungkin tidak mengerti mengapa mereka harus berhenti melakukan sesuatu yang mereka anggap menyenangkan, seperti menggigit, memukul, atau mengambil mainan dari anak lain. Ajari mereka empati. “Menggigit atau memukul itu menyakiti mereka”; “Mengambil mainan dari anak-anak lain, akan membuat mereka merasa sedih karena mereka masih ingin bermain dengan mainan itu.” Ini membantu anak Anda melihat bahwa perilaku mereka secara langsung memengaruhi orang lain dan melatih mereka untuk memikirkan konsekuensi sebelum memulai suatu tindakan terlebih dahulu.

4. Biasakan Rutinitas

Buat jadwal rutinitas yang sama setiap hari dan anak Anda akan terbiasa dengan rutinitas tersebut. Ketika anak sudah tahu apa yang harus mereka lakukan, seperti merapikan bantal saat bangun, menata mainan setelah bermain, menaruh sepatu di tempatnya, sikat gigi saat bangun dan sebelum tidur; mereka akan secara otomatis melakukan hal tersebut seperti rutinitas saja.

Rutinitas juga membantu anak disiplin membagi waktu mereka antara belajar, melakukan pekerjaan rumah, dan waktu bermain. Selain itu, rutinitas waktu tidur yang konsisten juga penting, karena akan membantu anak-anak tenang dan tertidur lebih cepat.

5. Jelaskan Alasan Dibalik Aturan Anda

Banyak orang tua menggunakan pendekatan yang otoriter saat menyuruh, sehingga anak-anak tidak memahami alasan peraturan tersebut. 

Alih-alih mengatakan, “ayo tidur”, “sini belajar”, atau melarang dengan sekedar “jangan”, “tidak boleh”, dan sejenisnya, jelaskan alasan yang mendasari aturan tersebut. Katakan, “ayo sekarang belajar, supaya cepat selesai dan ada waktu luang untuk bermain.” Ini membantu anak Anda memahami alasan yang mendasari aturan Anda. Dengan hal ini, anak Anda akan memahami aturan itu memiliki tujuan. Gunakan penjelasan singkat tentang mengapa aturan tersebut baik dilakukan dapat membantu anak Anda memahami pilihan dengan lebih baik.

6. Berikan Pilihan

Mengajarkan anak untuk mengambil keputusan sejak dini juga melatih anak mempertimbangkan tindakannya, tentu ini juga akan berhubungan dengan kemampuan disiplin dan kepatuhan anak. 

Namun, pastikan pilihannya terbatas, spesifik, dan mudah dipahami.

7. Ajarkan Konsekuensi

Terkadang, konsekuensi alami dapat mengajarkan beberapa pelajaran terbesar dalam hidup. Misalkan terapkan waktu layar bagi anak, anak hanya boleh menonton TV pada waktu-waktu tertentu, jika melanggar maka tidak ada waktu menonton TV di hari berikutnya.

Contoh lainnya adalah mengajarkan anak menata mainannya setelah bermain, jika tidak maka kalau ada yang hilang akan sulit ditemukan. Konsekuensi praktis dan logis untuk anak ini akan membantu anak disiplin dan patuh terhadap peraturan.

Penting untuk menghindari perebutan kekuasaan. Jangan memaksa anak untuk melakukan sesuatu tanpa mereka ketahui alasannya, ini tidak akan mengajarkan disiplin diri. Jelaskan apa konsekuensi positif dan negatif dari setiap pilihan atau tindakan. Kemudian, biarkan anak Anda membuat pilihan.

Jangan berteriak atau mencoba memaksa mereka untuk mematuhinya. Ingatlah bahwa anak-anak perlu belajar bagaimana membuat keputusan yang sehat sendiri, agar memahami konsekuensi potensial dari perilaku mereka.

8. Give a Time-Out

Jika teguran berulang, dan penjelasan mungkin tidak dihiraukan anak (terkadang anak akan tetap melakukan apa yang dilarang karena penasaran), “time-out” bisa Anda terapkan. Sebelum menerapkan time-out, tatap wajah Anda dengan serius dan berikan peringatan dengan nada suara yang tegas “Mama hitung sampai tiga, dan kalau tidak berhenti, kamu akan kena time-out. Satu dua tiga!”. 

Jika anak tidak mendengarkan, bawa mereka ke tempat yang tenang dan aman yang telah Anda tentukan untuk time-out agar anak merenungi kesalahannya (metode ini sama dengan memberikan hukuman tanpa menggunakan kekerasan), Biarkan anak merenung selama beberapa menit, lalu beri mereka pengertian tentang kesalahannya, minta mereka untuk meminta maaf dan beri mereka pelukan erat untuk menyampaikan bahwa Anda tidak membenci mereka.

9. Berikan Pujian saat Anak Disiplin dan Berbuat Baik

Berikan pujian dan perhatian setiap kali anak menunjukkan disiplin diri. Terkadang perilaku baik tidak diperhatikan. Memberi pujian kepada anak-anak karena membuat pilihan yang baik meningkatkan kemungkinan mereka akan mengulangi perilaku itu. Berikan pujian saat anak melakukan suatu perilaku baik tanpa perlu diingatkan. Misalnya katakan, “Pintarnya sudah menata kamar pagi ini”.

10. Jadilah Contoh Baik

Anak-anak belajar paling baik dengan menonton orang dewasa. Jika anak Anda melihat Anda menunda pekerjaan, seperti memilih untuk menonton TV daripada mencuci piring saat cucian menumpuk, mereka akan mengikuti kebiasaan Anda. Buatlah prioritas untuk mencontohkan disiplin diri.

Baca Juga: Anak Susah Makan? Ketahui Penyebab dan Solusinya

Sumber

Kids Health. (2018). Disciplining Your Child. www.kidshealth.org

Verywell Family. (2021). 8 Ways to Teach Kids Self-Discipline Skills. www.verywellfamily.com

Parents. (2021). 14 Tips for Disciplining Your Toddler. www.parents.com