Tips Mengajarkan Anak tentang Pendidikan Seksual

By: Opie
Tips Mengajarkan Anak tentang Pendidikan Seksual
Penulis: Anggita | Editor: Opie
Ditinjau oleh: dr. Tommy
Terakhir ditinjau: 15 Mei 2023
Pendidikan seksual masih sering dianggap tabu, padahal saat ini banyak sekali peristiwa yang bisa membahayakan anak-anak secara seksual.
Jika Anda mengajarkannya sejak dini, maka Anda bisa mencegah berbagai hal buruk serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tubuh. Akhirnya, anak Anda bisa lebih menghargai lawan jenis maupun sesama jenisnya.
Baca Juga: Dengarkan si Kecil, Ini 12 Cara Mendidik Anak Keras Kepala
Manfaat Pendidikan Seksual
Apabila Anda masih ragu untuk mengajarkan anak tentang seks, maka Anda perlu mengetahui beberapa manfaat dari memperkenalkan pendidikan seksual sejak dini.
1. Memperbaiki prestasi akademik anak
Faktanya, dengan memberikan pendidikan seksual pada anak, Anda bisa membantunya untuk meraih prestasi yang lebih baik.
Ini karena pendidikan seksual dapat memberikan pengetahuan serta pemahaman padanya tentang perilaku seksual yang baik, serta yang buruk.
2. Mencegah terjadinya pelecehan dan kekerasan seksual
Anda tak bisa menjaga anak Anda selama 24 jam dalam sehari. Ia mungkin pergi sekolah, atau pergi bermain bersama teman-temannya. Di luar pengawasan tersebut, hal buruk bisa saja terjadi.
Pelecehan dan kekerasan seksual adalah hal yang sangat sering terjadi pada anak-anak, dan korbannya bisa mengalami trauma yang mendalam.
Mengajarkan anak sejak dini tentang pentingnya persetujuan dan privasi adalah hal yang penting, karena dengan cara ini anak bisa menjadi waspada jika ada orang jahat di sekitarnya.
3. Mencegah terjadinya penyakit menular seksual
Tentu saja, dengan memahami macam-macam risiko yang mungkin terjadi, Anda bisa mencegah anak dari infeksi akibat hubungan seks berisiko.
Panduan Mengajarkan Anak tentang Seks sesuai Usia
Anda mungkin bingung kapan sekiranya anak Anda bisa diajarkan tentang seks.
Meskipun perkembangan setiap anak berbeda-beda, ada baiknya jika Anda mengajarkannya sejak dini.
Jangan menunggu waktu yang pas, karena pada akhirnya tidak ada waktu yang benar-benar tepat, justru Anda bisa telat mengajarkannya.
Berikut adalah beberapa kiat pengajaran pendidikan seks yang bisa Anda coba sesuai dengan usianya:
1. Balita
Sejak anak sudah bisa diajak berbicara, Anda sudah bisa mengajarkannya tentang bagian intim tubuh pria dan wanita.
Ajari anak tentang nama-nama organ tersebut, dan berikan pemahaman bahwa semua orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda.
Cara ini bisa membuka pikiran anak dan membuatnya menghargai orang lain.
2. Taman kanak-kanak
Pada usia 2-5 tahun, wawasan dan rasa ingin tahu anak Anda akan bertambah.
Anak bisa bertanya bagaimana ibu bisa hamil atau berbagai pertanyaan lain yang mungkin tak pernah Anda pikirkan.
Ini adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan Anda bahwa tubuh anak Anda adalah otoritas dirinya sendiri.
Ajarkan pada anak Anda bahwa tidak boleh ada yang menyentuhnya tanpa izin, dan hal ini juga berlaku ketika ia memperlakukan orang lain.
Anda juga perlu mengajarkan anak tentang privasi, misalnya kapan momen yang tepat dan dimana ia bisa bertelanjang.
3. Sekolah dasar hingga awal remaja
Semakin lama, maka pertanyaan anak akan semakin kompleks. Pada usia sekolah dasar hingga remaja, anak Anda sudah akan memasuki fase pubertas.
Anda bisa mengajarkannya tentang menstruasi atau ereksi, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Agar anak tak malu untuk berdiskusi dengan Anda, maka jangan tertawa pada pertanyaannya atau ketika anak Anda menyebut organ genital dengan istilah yang lucu.
Jelaskan dengan lugas dan jangan bertele-tele pada anak, misalnya ketika anak Anda bertanya tentang:
- Anak: “Apa itu menstruasi?”
Anda: “Jika seorang perempuan sudah mengalami menstruasi, berarti tubuhnya sudah bisa mengalami kehamilan.”
- Anak: “Apa itu ereksi?”
Anda: “Ereksi adalah respon penis ketika mendapatkan rangsangan, bisa dari sentuhan, ketika sedang tidur, atau sedang mimpi basah.”
Tidak hanya itu, ajarkan hal-hal lain tentang pubertas pada anak Anda.
Misalnya perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan dan laki-laki, seperti pertumbuhan payudara, janggut, dan lain sebagainya.
4. Remaja
Ketika menginjak masa remaja, anak bisa menjadi lebih tertutup pada orang tuanya, tetapi Anda tetap perlu menjelaskan beberapa hal pada anak Anda.
Mungkin pada usia ini anak Anda sudah mengerti tentang hubungan seksual.
Cobalah untuk menjelaskan bahwa hubungan seksual memiliki tanggung jawab yang besar, serta risiko-risiko yang bisa terjadi.
Hanya karena beberapa hal terasa serius dan membuat Anda tak nyaman, bukan berarti hal tersebut tak penting.
Misalnya tentang hubungan seksual di luar menikah, kehamilan, masturbasi, dan lain-lainnya.
Cobalah untuk menjelaskan dengan jujur, serta mempertimbangkan sudut pandang seorang remaja.
Jangan membuatnya merasa takut atau tertekan ketika berbicara dengan Anda.
Baca Juga: 7 Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Anak Diduga Berkebutuhan Khusus
SumberPsychology Today. (2020). When and How to Talk to Kids About Sex | Psychology Today. www.psychologytoday.com
SickKids. (2019). Sexuality: What children should learn and when. www.aboutkidshealth.ca
Mayo Clinic (2020). Sex education: Talking to your school-age child about sex – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org
Mayo Clinic. (2020). Sex education: Talking to your teen about sex – Mayo Clinic. www.mayoclinic.org
CDC. (2020). What Works: Sexual Health Education | Adolescent and School Health | CDC. www.cdc.gov