Dengarkan si Kecil, Ini 12 Cara Mendidik Anak Keras Kepala

Dengarkan si Kecil, Ini 12 Cara Mendidik Anak Keras Kepala

Penulis : Ossy | Editor: Opie

Anak yang keras kepala merupakan tantangan bagi orangtua maupun guru di sekolah. Sikap keras kepala dapat diartikan sebagai tekad yang kuat untuk melakukan sesuatu, mencapai sesuatu, atau bertindak dengan cara tertentu.

Anak yang keras kepala biasanya sulit mengubah pikiran, perilaku, tindakan mereka terlepas dari tekanan eksternal untuk melakukan sesuatu atau melarang mereka.

Contohnya, seorang anak yang ingin makan mangga sebagai menu makan siangnya, akan sulit untuk dibujuk untuk makan nasi goreng saja.

Keras kepala bisa terjadi karena faktor genetik, bisa juga karena pola asuh orangtua yang cenderung mengalah, atau interaksi keduanya.

Baca Juga: Mengenal Bentuk Kekerasan Terhadap Anak dan Dampak Negatifnya

Tips Menghadapi Sikap Keras Kepala Anak

Kesabaran dan kelembutan hati amat diperlukan dalam menghadapi mereka. Meskipun butuh waktu, berikut beberapa kiat yang bisa dicoba dalam menghadapi anak keras kepala.

1. Dengarkanlah mereka

Anak keras kepala memiliki kebutuhan lebih untuk didengarkan. Mereka cenderung menjadi attention seeker ketika tak juga didengar.

Karenanya, cobalah untuk mendengar sesuatu dari sudut pandang mereka. Contohnya, tanyakan alasan mengapa tidak mau menghabiskan makanannya ketimbang mengalah dengan menyuapi atau bahkan memarahinya.

Selalu mengalah pada anak atau justru terus memarahi anak akan berdampak terhadap psikis yang bisa menimbulkan masalah perilaku tambahan di masa depan.

2. Jangan undang mereka untuk berdebat

Perdebatan adalah hal yang menyenangkan bagi mereka. Karenanya, jangan ajak mereka untuk berdebat karena ini tak akan ada habisnya.

Alih-alih mengajaknya bertengkar, cobalah untuk mendengar dan jadikan pokok permasalahan sebagai percakapan yang santai.

3. Beri mereka pilihan

Anak keras kepala lebih suka melakukan sesuatu berdasarkan idenya sendiri, dan tidak suka diberi perintah.

Alih-alih memaksa naik ke tempat tidur, berilah pilihan membaca buku atau dongeng dengan boneka tangan.

Walaupun begitu, pilihan yang terlalu banyak akan membingungkan si kecil. Karenanya, sediakan setidaknya 2 sampai 3 opsi pilihan saja.

4. Meski sulit, hadapilah dengan tenang

Anak bisa jadi mengira teriakan Anda sebagai genderang perang untuk memulai perkelahian. Karenanya, aturlah napas dan berusaha tenang tiap berkomunikasi dengan mereka.

Berilah penekanan pada kata-kata yang ingin Anda sampaikan dengan mimik muka yang serius tanpa mengintimidasi.

5. Hindari memaksa dan terapkan aturan dengan konsisten

Anak akan lebih menghargai dan menerima otoritas Anda jika mereka merasa dihargai.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan agar mereka merasa dihargai:

  • Buatlah aturan yang konsisten. Jangan lengah, atau sekali pun ‘goyah’. Sekali sebuah aturan bisa mereka langgar, bersiaplah untuk pelanggaran lanjutan! Jika anak sudah mengerti, ajak mereka untuk membuat aturan bersama.
  • Biarkan mereka untuk mandiri. Berilah mereka kepercayaan melakukan sesuatu sesuai usia, dan kurangi keinginan untuk membantu mereka.

Baca Juga: Kekerasan pada Anak dan Dampak Negatif bagi Mentalnya

6. Berilah contoh lewat tindakan

Satunya kata dan tindakan akan membuat mereka yakin untuk mengimitasi perilaku Anda.

Sebagai contoh, anak akan ikut menjemur handuk mereka setelah mandi jika melihat Anda selalu melakukannya.

Memberinya perintah tanpa pernah memperlihatkan diri Anda melakukan hal baik yang serupa dan nyata hanya akan membuat mereka kebingungan dan mengabaikan perintah tersebut.

7. Berempatilah dengan mereka

Cobalah untuk tidak mengabaikan apa yang mereka rasakan, pikirkan, atau katakan.

Berusahalah memakai sudut pandang mereka. Pemahaman yang baik akan sudut pandang anak akan membantu Anda dalam bertindak.

8. Ajak mereka bekerja sama dan ubahlah cara bicara

Ajak anak bekerja sama, jangan membuat anak patuh dengan terpaksa. Apalagi, anak  keras kepala sangatlah sensitif terhadap bagaimana orang lain memperlakukan mereka.

Berhati-hatilah dalam menggunakan nada, bahasa tubuh, dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan mereka. Karena, ketika mereka merasa tak nyaman, mereka akan memberontak sebagai bentuk perlindungan diri.

Berikut adalah beberapa cara berkomunikasi dengan anak keras kepala:

  • Pendekatan yang tepat. Ubahlah cara Anda mendekati mereka dengan memperhatikan bagaimana cara mereka bereaksi terhadap Anda. Daripada memberi tutorial membuat teh, ajak mereka membuat teh bersama Anda.
  • Pilihan kata yang tepat. Gunakan pilihan kata seperti, “Bagaimana kalau kita coba…”,  “Ayo kita lakukan …” atau “Maukah kamu membantuku …” alih-alih berkata, ”Mama mau kamu membereskan tempat tidur sekarang!”
  • Libatkan kegiatan yang menyenangkan. Gunakan kegiatan menyenangkan yang membuat mereka melakukan sesuatu yang Anda inginkan. Misal, jadikan ia pahlawan super yang bisa membantu membereskan mainan, atau ajak ia berlomba membereskan tempat tidur. Beberapa anak menyukai tantangan dan akan merasa senang jika berhasil.

9. Negosiasi

Terkadang negosiasi diperlukan antara Anda dan anak. Alih-alih memaksa anak tidur pukul dua siang, buatlah kesepakatan bersama kapan ia harus tidur, dan konsekuensi apa yang didapatkan jika dilanggar.

10. Ciptakan lingkungan yang sehat dan menyenangkan

Rumah seharusnya terasa damai dan nyaman. CIptakan lingkungan dan hubungan yang sehat.

Anak selalu mengobservasi lingkungan mereka. Jika mereka kerap melihat keributan ayah dan ibunya, mungkin saja mereka akan merasa tertekan, stres, dan memicu masalah perilaku.

11. Berikan penguat positif

Berikan pujian, tepukan hangat, pelukan, atau hadiah kecil sebagai penguat positif ketika anak melakukan sesuatu.

Semakin sering anak mendapat tanggapan positif, semakin besar kemungkinan mereka merasa didengar dan dihargai, sehingga semakin berpeluang mereka patuh dan tidak membuat onar.

12. Bantulah mereka menyadari bahwa tiap hal memiliki konsekuensi

Anak-anak membutuhkan aturan dan disiplin. Mereka harus menyadari bahwa tiap tindakan memiliki konsekuensi, entah baik atau buruk.

Konsekuensi dari tindakan si kecil sebaiknya segera Anda lakukan, agar anak dapat menghubungkan tindakan mereka.

Ingat, konsekuensi yang mereka dapatkan bukanlah agar mereka menderita, tetapi agar mereka menyadari kesalahannya.

Misal, ketika air yang ia bawa tumpah karena terburu-buru, segeralah meminta mereka membawakan lap dan beri penjelasan tentang akibat dari sikap terburu-buru tersebut.

Anak-anak keras kepala mungkin membuat Anda jengah, tetapi teruslah bersemangat untuk membantu mereka mengontrol emosi dan perilakunya.

Karena, karakter keras kepala yang dididik dengan tepat, dapat membuat mereka menjadi pribadi yang berkarakter kuat dan cerdas.

Baca Juga: Hindari Gizi Buruk, Ini Cara Pencegahan Stunting untuk Anak

Sumber

Psychology Today. 2013. The Highly Sensitive (and Stubborn) Child www.psychologytoday.com

Mom Junction. 2021. How To Deal With A Stubborn Child?. www.monjunction.com

Parents. 2021. 5 Tips for Parenting a Stubborn Child. www.parents.com

Parenting Firstcry. 2018. Effective Ways to Deal with Stubborn Child. www.parenting.firstcry.com