Mengenal Bentuk Kekerasan Terhadap Anak dan Dampak Negatifnya

Mengenal Bentuk Kekerasan Terhadap Anak dan Dampak Negatifnya

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 7 November 2022

 

Kekerasan terhadap anak bisa terjadi di mana pun baik di rumah, lingkungan masyarakat, maupun di sekolah. Kekerasan pada anak juga bisa terjadi dalam dunia maya atau kerap disebut Kekerasan Berbasis Online (KBO).

Tak hanya itu, anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan dalam berbagai bentuk baik secara fisik maupun psikis, seperti kekerasan langsung, perundungan, dan termasuk penelantaran. Anak yang menjadi saksi atau terekspos pada tindakan kekerasan juga dapat masuk kategori korban kekerasan.

Banyak dampak negatif yang bisa anak dapatkan akibat kekerasan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan rentan mengalami hambatan dalam perkembangannya.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan, anak yang menjadi korban kekerasan berisiko menjadi pelaku di kemudian hari akibat perilaku buruk yang tertanam pada diri mereka. Adanya dampak negatif kekerasan yang begitu banyak, penting bagi Anda memahami lebih jauh bentuk kekerasan dan faktor risikonya berikut ini.

Baca Juga: Pahami Dampak Broken Home bagi Anak

Bentuk Kekerasan Terhadap Anak

Kategori usia anak menurut WHO adalah ia yang berada di bawah 18 tahun. Kekerasan terhadap anak berarti segala bentuk kekerasan yang mereka terima baik oleh orang tua, pengasuh, guru, maupun orang asing.

Kekerasan terhadap anak masuk ke dalam isu kesehatan masyarakat, hak asasi anak dan/atau manusia, maupun masalah sosial.

Berdasarkan data WHO, lebih dari satu miliar anak usia 2-17 tahun selama 2019-2020 telah mengalami kekerasan dengan berbagai bentuk. Baik kekerasan secara verbal, fisik, seksual, emosional, dan penelantaran.

Cakupan tindak kekerasan terhadap anak memang luas. Namun, ada 6 yang aspek utama yang termasuk dalam kekerasan yang terjadi dalam berbagai tahap perkembangan anak:

  1. Penganiayaan: melibatkan penganiayaan fisik, seksual, maupun kekerasan psikologis. Termasuk juga tindakan penelantaran bayi dan anak oleh orang tuanya, pengasuh, maupun otoritas lain.
  2. Perundungan: termasuk jenis perundungan di internet atau cyber-bullying. Perundungan terkadang juga dilakukan oleh kelompok anak sebaya dan berulang, misalnya di sekolah atau sosial media.
  3. Kekerasan remaja: biasa terjadi pada usia 10-29 tahun. Termasuk tindakan intimidasi hingga tawuran antar kelompok.
  4. Kekerasan dalam rumah tangga atau pasangan intim: bentuk kekerasan bisa berupa fisik, seksual, dan emosional. Misalnya terjadi pada anak korban pernikahan dini atau paksa, atau kekerasan dalam pacaran pada remaja.
  5. Kekerasan seksual: tindakan seksual tanpa persetujuan, eksploitasi anak termasuk berbasis online.
  6. Kekerasan emosional atau psikologis: bisa berupa tindakan pembatasan aktivitas anak, ancaman, intimidasi, penghinaan, diskriminasi, penolakan, dan bentuk permusuhan non-fisik lainnya.

Faktor Risiko Kekerasan Anak

Adapun faktor risiko yang menyebabkan kekerasan anak yakni:

 Level individu:

  • Aspek personal dan biologis, seperti usia dan seks
  • Pendidikan rendah
  • Pendapatan rendah
  • Penyandang disabilitas atau memiliki masalah kesehatan mental, termasuk mereka yang mengalami stigma sosial
  • Penyalahgunaan obat dan alkohol
  • Pola asuh yang buruk
  • Keterikatan emosional yang buruk dengan anak
  • Anak dari keluarga disfungsi seperti mengalami perceraian
  • Anak yang menyaksikan kekerasan
  • Pernikahan dini.

Level komunitas:

  • Kemiskinan
  • Populasi padat
  • Aksesibilitas tinggi terhadap alkohol dan obat-obatan terlarang.

Level sosial:

  • Norma sosial, seperti bias gender
  • Ketidakmerataan kondisi ekonomi, pendidikan, politik, dan kesehatan
  • Absennya perlindungan sosial dalam situasi tertentu, misalnya saat terjadi konflik dan bencana alam
  • Penegakkan hukum yang buruk dan pemerintahan yang lemah.

Baca Juga: Dampak Baik dan Buruk Masturbasi pada Wanita

Dampak Kekerasan Anak

Ada beragam dampak kekerasan terhadap anak yang bisa dilihat dari jangka waktunya. Beberapa anak korban kekerasan langsung maupun saksi kekerasan merasakan dampaknya dalam waktu yang lama. Baik kondisi fisik dan mental.

Kekerasan bisa memengaruhi kondisi kondisi anak, seperti mengalami stres berkepanjangan, depresi, hilang empati, bahkan menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari.

Menurut sebuah studi, selama kekerasan pada anak terus terjadi, kasus kekerasan secara umum pun akan terus meningkat.

Kekerasan terhadap anak bisa berpengaruh terhadap kehidupan anak hingga dewasa. Baik dari segi kesehatan mental, kesejahteraan, perkembangan, bahkan terhadap komunitas dan negara.

Menurut WHO, anak yang mengalami kekerasan akan merasakan dampak seperti berikut ini:

1. Kematian

Anak yang mengalami kekerasan cenderung terancam jiwanya.

2. Cedera berat

Baik sebagai korban langsung maupun melakukan kekerasan terhadap sesama remaja, telah menyebabkan mereka mengalami cedera parah.

3. Merusak sistem saraf dan otak

Anak-anak yang terekspos langsung pada kekerasan berisiko mengalami gangguan perkembangan, kerusakan otak maupun sistem saraf, hingga sistem imun yang buruk.

4. Sistem coping buruk

Anak-anak korban kekerasan memiliki risiko lebih tinggi melakukan pengalihan stres pada hal yang buruk seperti alkohol, penyalahgunaan obat terlarang, perilaku seks yang berisiko tinggi, depresi, hingga mendorong untuk bunuh dirI.

5. Masalah terkait reproduksi

Kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang diinduksi, masalah ginekologi, dan infeksi menular seksual, termasuk HIV.

6. Meningkatkan risiko penyakit tidak menular seiring bertambahnya usia anak

Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya sebagian besar disebabkan oleh koping negatif dan perilaku berisiko kesehatan yang terkait dengan kekerasan.

7. Dampak peluang dan generasi mendatang

Anak-anak korban kekerasan lebih mungkin untuk putus sekolah, mengalami kesulitan mencari dan mempertahankan pekerjaan, dan berisiko lebih tinggi menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Media Sosial

 

Sumber

National Institute of Justice. (2016). Children Exposed to Violence. nij.ojp.gov

Joyful Heart Foundation. Effects of Child Abuse and Neglect. Joyfulheartfoundation.org 

Italian Journal of Pediatric. (2019). Physical, psychological and social impact of school violence on children. Ijponline.biomedcentral.com 

Word Health Organization. (2020). Violence Against Children. who.int 

National Research Foundation. Effects of Violence in Children. nrf.ac.za