Sindrom Asperger: Tanda, Diagnosis, dan Pengobatan

Sindrom Asperger: Tanda, Diagnosis, dan Pengobatan

Penulis: Alhasbi

Sindrom asperger merupakan salah satu gangguan saraf atau neurologis. Gangguan ini termasuk dalam golongan gangguan spektrum autisme atau autisme. Oleh karena itu, kedua gangguan tersebut mempunyai gejala yang hampir sama.

Umumnya, penderita sindrom Asperger mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, gangguan perilaku, serta pola berpikir. Penderita mungkin dapat berbicara dengan orang lain dan dapat bekerja dengan cukup baik. Namun, mereka memiliki lebih banyak masalah dengan keterampilan sosial.

Selain itu, mereka juga cenderung berpikir dan berbicara hanya satu topik atau hanya ingin melakukan sedikit kegiatan.

Penyebab Sindrom Asperger 

Hingga saat ini, penyebab sindrom Asperger masih belum diketahui secara pasti.

Sindrom ini merupakan kelainan neurologis, yang artinya hanyalah bagian dari perkembangan otak yang penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami. Namun, kombinasi faktor genetik dan lingkungan mungkin dapat menjadi penyebab perubahan pada perkembangan otak.

Faktor lingkungan pada awal kehamilan dan paparan racun lingkungan, seperti bahan kimia atau virus mungkin juga dapat menjadi penyebabnya.

Tanda-tanda Sindrom Asperger

Tanda-tanda yang paling umum adalah adanya interaksi sosial yang buruk, obsesi, pola bicara yang aneh, ekspresi wajah yang terbatas, dan tingkah laku aneh lainnya. Namun, tanda-tandanya mungkin berbeda pada setiap penderitanya.

Berikut adalah beberapa tanda yang mungkin muncul pada penderita.

  • Mengalami kesulitan dengan interaksi sosial.
  • Melakukan perilaku berulang.
  • Teguh pada apa yang mereka pikirkan.
  • Fokus pada aturan dan rutinitas.
  • Sulit memahami emosi atau memiliki ekspresi wajah yang terbatas.
  • Mempunyai cara bicara yang tidak biasa seperti datar, bernada tinggi, pelan, keras, atau seperti robot.
  • Sulit menggunakan atau memahami bahasa nonverbal, seperti gerak tubuh, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.
  • Obsesi yang intens dengan satu atau dua subjek spesifik dan sempit.
  • Menghafal informasi dan fakta yang ia sukai dengan mudah.
  • Gerakannya kikuk, tidak terkoordinasi, termasuk kesulitan menulis dengan tangan.
  • Kesulitan mengelola emosi, terkadang menyebabkan ledakan verbal (ucapan) atau perilaku, perilaku yang merugikan diri sendiri, atau tantrum.
  • Sulit memahami perasaan atau perspektif orang lain.
  • Terlalu sensitif terhadap cahaya, suara, dan tekstur.

Umumnya anak-anak dengan gangguan ini tidak memiliki keterlambatan dalam keterampilan bahasa dan perkembangan kognitif. Mereka justru cenderung memiliki keterampilan tata bahasa dan kosakata yang baik.

Baca Juga : Sering Dianggap Sama, Ketahui Perbedaan Autisme dan Down Syndrome

Diagnosis Sindrom Asperger 

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis sindrom ini. Namun, ada beberapa macam tes yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosisnya.

Metode yang paling umum adalah melakukan penilaian terhadap beberapa aspek tertentu. Pengujian dan penilaian biasanya melibatkan tim profesional medis dan psikologis.

Beberapa aspek yang mungkin menjadi penilaian tim medis yaitu sebagai berikut.

  • Perkembangan bahasa
  • Interaksi sosial
  • Ekspresi wajah saat berbicara
  • Minat untuk berinteraksi dengan orang lain
  • Sikap terhadap perubahan
  • Koordinasi motorik dan keterampilan motorik.

Selain itu, beberapa macam tes fisik seperti tes pendengaran, tes darah, atau sinar-X mungkin juga perlu Anda lakukan. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah ada kelainan fisik yang menyebabkan sindrom tersebut.

Pengobatan Sindrom Asperger 

Metode pengobatannya dapat berbeda-beda untuk setiap pasien. Dokter mungkin menyarankan metode pendekatan berdasarkan kondisi pasien.

Berikut ini beberapa metode yang mungkin dokter lakukan, antara lain:

  • Pelatihan keterampilan sosial. Terapis mengajari anak cara berinteraksi dengan orang lain dan mengekspresikan diri dengan cara yang lebih tepat.
  • Terapi wicara-bahasa. Metode ini membantu meningkatkan keterampilan komunikasi anak. Misalnya, mereka akan belajar cara menggunakan pola intonasi naik-turun yang normal saat berbicara, bukan dengan nada datar. Mereka juga akan mendapatkan pelajaran tentang cara menjaga percakapan dua arah dan memahami isyarat sosial seperti gerakan tangan dan kontak mata.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini membantu anak untuk mengubah cara berpikirnya, sehingga mereka dapat mengontrol emosi dan perilaku berulangnya dengan lebih baik.
  • Pendidikan dan pelatihan orang tua. Orang tua akan mempelajari banyak teknik yang sama dengan yang diajarkan anak sehingga orang tua juga dapat melatih keterampilan sosial dengan mereka di rumah.
  • Analisis perilaku terapan. Ini adalah teknik yang mendorong keterampilan sosial dan komunikasi yang positif pada anak. Selain itu, hal ini juga dapat mencegah perilaku yang buruk atau negatif. Terapis akan menggunakan pujian atau penguatan positif lainnya untuk mendapatkan hasil.
  • Mengonsumsi obat. Umumnya tidak ada obat yang secara khusus menangani gangguan ini. Namun, beberapa obat dapat membantu dengan gejala terkait seperti depresi dan kecemasan. Dokter mungkin meresepkan beberapa obat seperti obat penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI atau obat anti depresan) dan obat antipsikotik (untuk mengurangi gejala gangguan mental).

Baca Juga : Mengenal Vaksin MR dan Vaksin MMR, Apa Bedanya?

Sumber

Brain Balance. Signs and Symptoms of Asperger Syndrome (ASD). www.brainbalancecenters.com

Healthline. (2019). Asperger’s Syndrome. www.healthline.com

Medical News Today. (2017). What to know about Asperger’s syndrome. www.medicalnewstoday.com

Nationwide Children’s. Asperger’s Syndrome. www.nationwidechildrens.org

Web MD. (2020). Asperger’s Syndrome. www.webmd.com