Mengenal Vaksin MR dan Vaksin MMR, Apa Bedanya?

Mengenal Vaksin MR dan Vaksin MMR, Apa Bedanya?

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 31 Oktober 2022

Imunisasi merupakan program yang diwajibkan pemerintah bagi seluruh anak-anak di Indonesia. Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 42 Tahun 2013 dan No. 12 tahun 2017, ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada anak yakni hepatitis B, polio, BCG, campak dan DPT-HB-HiB.

Selain kelima imunisasi wajib, ada beberapa imunisasi tambahan yang dianjurkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), salah satunya adalah MR/MMR. Apa yang membedakan antara vaksin MR dengan MMR?

Pada dasarnya kedua vaksin tersebut memiliki fungsi yang hampir sama. Untuk lebih memahami perbedaannya, simak ulasan berikut ini!

Pengertian Vaksin MR

MR adalah vaksin yang disuntikkan sebanyak 2 dosis untuk melindungi dari penyakit measles (campak) dan rubella. Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, sangat menular dan memiliki efek yang mematikan.

Meskipun sama-sama disebabkan oleh virus, rubella atau campak Jerman tidak memiliki efek mematikan. Namun jika menyerang ibu hamil, rubella bisa mengakibatkan keguguran atau cacat lahir. Baik pria maupun wanita dianjurkan untuk disuntik vaksin MR karena sama-sama bisa menularkan virusnya kepada wanita hamil.

Pengertian Vaksin MMR

Vaksin MMR memiliki fungsi yang sama dengan MR. Bedanya di dalam vaksin MMR terdapat proteksi tambahan. Selain mencegah campak dan rubella, vaksin MMR bisa mencegah mumps atau gondongan.

Gondongan sendiri merupakan penyakit yang muncul karena serangan virus yang termasuk golongan paramyxovirus. Gejalanya antara lain demam, nyeri sendi, kelenjar yang membengkak di area telinga dan leher hingga penurunan nafsu makan. Virus gondongan bisa menular melalui droplet atau percikan yang berasal dari mulut maupun hidung penderitanya.

Beberapa komplikasi yang bisa disebabkan oleh virus gondongan antara lain meningitis, testis atau ovarium yang membengkak, tuli, kemandulan hingga kematian. Untungnya kasus gondongan di Indonesia sudah menurun drastis dan jarang terjadi.

Apa yang Membedakan MR dengan MMR

Vaksin MR diberikan kepada bayi saat usianya memasuki 9 bulan. Sementara MMR biasanya diberikan ketika anak sudah mencapai usia 15 bulan. Suntikan ulang atau booster bisa diulangi lagi ketika anak berusia 5-7 tahun.

Vaksin MR merupakan salah satu vaksin yang diprioritaskan oleh pemerintah dan melalui subsidi bisa diperoleh secara gratis melalui posyandu atau pelayanan pusat kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Sementara itu vaksin MMR tidak disubsidi oleh pemerintah sehingga untuk memperolehnya, Anda harus membayar ratusan ribu rupiah.

Saat ini vaksin MMR sudah tidak beredar lagi di Indonesia dan vaksin MR adalah pengganti resmi yang dianjurkan oleh pemerintah untuk seluruh masyarakat Indonesia. Semua anak yang berusia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun wajib diberi suntikan MR untuk mencegah efek berbahaya dari virus campak dan rubella yang mematikan. Selain anak-anak dan remaja, vaksin MR juga direkomendasikan bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan.

Vaksin yang digunakan oleh pemerintah sudah teruji dan memperoleh rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah dipakai oleh ratusan negara di dunia. Tidak hanya itu, pemerintah melalui Bada Pengawas Obat dan Makanan menegaskan bahwa vaksin MR aman, efektif serta tidak menyebabkan efek samping lumpuh maupun autism seperti rumor yang beredar selama ini.

Apa Efek Samping Setelah Vaksinasi MR?

Sama seperti vaksinasi lainnya, vaksin MR juga menimbulkan beberapa efek samping ringan setelah disuntikan. Gejalanya bisa berupa demam ringan, bengkak atau nyeri di bekas suntikan sampai ruam merah di permukaan kulit. Komplikasi berat pasca vaksinasi MR sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin Imunisasi bagi Anak

Sumber