Penyebab BAB Berlendir dan Cara Mengatasinya

Penyebab BAB Berlendir dan Cara Mengatasinya

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 13 November 2022

Lendir di dalam tubuh bersifat alami dan merupakan bagian yang penting untuk mendukung cara kerja tubuh. Jaringan menghasilkan lendir untuk melapisi dan melindungi mulut, hidung, sinus, tenggorokan, paru-paru hingga usus.

Biasanya, lendir ini bening dan encer. Tapi kondisi medis, pola makan dan faktor lingkungan bisa mengubah konsistensinya. Lendir juga bisa berubah warna.

Ketika Anda buang air besar, mendapati sejumlah kecil lendir pada feses biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Secara alami, feses memang mengandung lendir. Lendir ini berasal dari usus dan memang diproduksi oleh tubuh untuk menjaga lapisan usus besar tetap lembap dan terlumasi.

Penyebab BAB Berlendir

Selaput lendir yang berasal dari usus besar membantu feses untuk lebih mudah lewat. Buang air besar yang normal tidak akan mengandung banyak lendir. Lendir kuning atau lendir bening biasanya memang keluar bersamaan dengan feses, tapi tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tapi jika feses keluar disertai dengan lendir yang bisa dilihat dengan mata, itu bisa menjadi pertanda berbagai masalah kesehatan seperti:

1. Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri adalah salah satu penyebab jumlah lendir dalam feses menjadi lebih banyak. Infeksi bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri seperti Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Yersinia. Bakteri ini seringkali menjadi penyebab keracunan makanan dan infeksi lainnya. Tanda-tandanya meliputi diare, kram perut, muntah, mual dan demam.

Beberapa kasus infeksi bakteri tidak memerlukan perawatan dokter dan bisa sembuh dengan pengobatan rumahan. Namun jika kasusnya cukup serius, Anda mungkin memerlukan penanganan dokter.

2. Fisura Ani dan Tukak

Fisura ani merupakan luka robekan pada lapisan rektum bawah. Penyakit ini bisa disebabkan oleh diare yang terus-menerus, konstipasi dan masalah buang air besar lainnya. Fisura ani bisa menyebabkan nyeri ketika buang air besar, tapi biasanya tidak serius. Anda bisa membeli obat bebas yang dijual di apotek untuk mengurangi rasa sakit. Nyerinya biasanya akan sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.

Ulkus atau tukak bisa muncul sebagai efek samping dari kemoterapi dan radioterapi. Dalam kondisi ini, tubuh akan mengalami kehilangan lendir yang lebih parah yang disebut dengan mucositis gastrointestinal. Kondisi ini mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.

3. Usus Tersumbat

Usus tersumbat atau obstruksi usus biasanya menimbulkan beberapa gejala seperti kram, sembelit dan kembung. Sumbatan ini bisa disebabkan oleh feses, hernia, tumor atau benda yang bukan makanan. Jika Anda mengalami kelebihan lendir pada feses yang disertai dengan gejala obstruksi usus, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Jika tidak sembuh dalam waktu yang diperkirakan, perawatan rumah sakit mungkin diperlukan.

4. IBS, Kolitis Ulserativa dan Crohn’s Disease

Sindrom Iritasi Usus Besar atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) dapat meningkatkan produksi lendir. Gejala ini lebih sering terjadi pada penderita IBS mengalami diare, ketimbang penderita IBS yang didominasi konstipasi.

Kolitis ulserativa yang merupakan salah satu penyakit radang usus juga bisa menyebabkan selaput lendir usus besar meradang dan menimbulkan bisul. Bisul ini bisa berdarah dan bisa juga mengeluarkan nanah dan lendir.

Meskipun Crohn’s Disease bisa menyebabkan peningkatan jumlah lendir dalam feses, namun kemungkinannya sangat kecil. Peningkatan lendir dan konsistensinya lebih sering disebabkan oleh fisura ani yang memerlukan konsultasi medis untuk penanganan lebih lanjut.

5. Pola Makan

Alergi makanan yang disebabkan oleh kacang-kacangan, laktosa atau gluten juga bisa menyebabkan lendir pada feses. Selain itu beberapa gejala penyerta seperti kembung, diare, ruam atau sembelit juga kerap muncul. Dokter akan membantu Anda menentukan apa yang menjadi penyebabnya karena menyimpulkan sendiri penyebabnya bisa jadi membingungkan.

Penanganan BAB Berlendir

Jika lendir saat buang air besar hanya muncul sesekali, biasanya tidak dibutuhkan penanganan khusus. Namun dalam beberapa kasus, lendir pada feses bisa menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Ada beberapa langkah penanganan yang bisa Anda lakukan termasuk:

  • Mengubah pola makan dengan menghindari sajian yang bisa memicu feses berlendir.
  • Menyantap makanan tinggi serat.
  • Mengonsumsi obat anti diare.
  • Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan memperbanyak konsumsi cairan.
  • Mengonsumsi suplemen enzim pencernaan. Enzim ini dirancang untuk membantu tubuh memecah lemak, pati dan protein yang bisa mengembalikan feses ke kondisi normal.
  • Mengonsumsi probiotik.

Perlu diketahui bahwa sebagian obat-obatan untuk menangani buang air besar berlendir harus dikonsumsi dengan menggunakan resep dokter. Jadi pastikan Anda hanya menggunakan obat sesuai dengan petunjuk dan aturan yang tertera pada kemasan.

Apabila kondisi Anda tidak membaik dan BAB berlendir yang terjadi disertai dengan gejala lain, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Dengan mengetahui faktor penyebabnya, dokter bisa menentukan penanganan seperti apa yang Anda butuhkan.

 

Sumber

Medical News Today (2018). What Causes Mucus in Stools. www.medicalnewstoday.com

Healthline (2019). Why is There Mucus in My Stool? www.healthline.com

Webmd (2020). Mucus in Stool. www.webmd.com

Mayo Clinic (2020). Mucus in Stool: A Concern? www.mayoclinic.org