Pahami Penyebab Kematian Janin atau IUFD

Pahami Penyebab Kematian Janin atau IUFD

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023

 

Kematian janin di dalam kandungan dikenal dengan istilah Intrauterine Fetal Death (IUFD) merupakan kondisi yang menyebabkan janin meninggal sebelum sempat dilahirkan. Kondisi ini umumnya terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau 5 bulan. Jika kematian janin terjadi sebelum usia tersebut maka biasanya disebut keguguran dan penanganannya berbeda. Orang tua janin yang mengalami IUFD akan mendapatkan akta kelahiran dan kematian, namun orang tua yang keguguran tidak.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 2,6 juta kematian janin di dalam kandungan pada 2015 dan paling sering terjadi di negara berkembang dan berpenghasilan rendah. Berikut ini akan dibahas mengenai penyebab IUFD dan cara mencegahnya:

Baca Juga: Masalah Kesehatan yang Bisa Dideteksi Melalui USG

Penyebab Intrauterine Fetal Death (IUFD)

1. Komplikasi Saat Kehamilan dan Persalinan

IUFD biasanya dipicu karena komplikasi yang terjadi saat kehamilan atau menjelang persalinan. Komplikasi tersebut antara lain:

Persalinan prematur yaitu persalinan yang terjadi sebelum hari perkiraan lahir (HPL).

  • Kerap membawa banyak barang.
  • Cedera dan kecelakaan saat kehamilan.

Baca Juga: Kenali Gejala, Jenis, dan Penyebab Keguguran Sejak Dini

2. Kelainan pada Plasenta

Plasenta adalah organ penting yang menyalurkan nutrisi dan oksigen untuk janin di dalam kandungan. Jika plasenta mengalami kelainan atau gangguan makan akan berisiko bagi janin bahkan bisa menyebabkan kematian. Plasenta berperan atas seperempat kehidupan janin hingga lahir. Masalah pada plasenta yang berisiko bagi janin antara lain, infeksi, peradangan, gangguan aliran darah, atau solusio plasenta yaitu ketika plasenta lepas dari dinding rahim sebelum masa persalinan.

3. Cacat Lahir

Berdasarkan data dari the National Institute of Child Health and Human Development, sekitar 1 dari 10 kelahiran bayi yang meninggal di dalam kandungan berkaitan dengan cacat lahir. Hal tersebut dipicu oleh faktor:

  • Pertumbuhan janin yang terbatas
  • Kelainan genetik
  • Ketidakcocokan Rhesus
  • Cacat struktural
  • Cacat genetik saat pembuahan

4. Infeksi

Infeksi yang terjadi pada ibu, bayi, dan plasenta dapat menyebabkan kematian janin di dalam kandungan. Hal ini sering menyerang sebelum minggu ke-24. Adapun infeksi yang menyebabkan kematian janin antara lain:

  • Sitomegalovirus (CMV)
  • Herpes genital
  • Listeriosis, yaitu infeksi bakteri yang ditularkan melalui makanan. Pada orang hamil, bakteri ini menular kepada ibu hamil melalui makanan yang dikonsumsinya.
  • Sipilis, termasuk penyakit infeksi menular seksual yang gejala awalnya berupa luka pada alat kelamin, muncul ruam di sekujur tubuh, dan diikuti dengan kerusakan jantung, saraf, serta otak.
  • Toksoplasmosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi toksoplasma gondii yang terdapat pada kotoran kucing atau makanan yang terkontaminasi parasit tersebut.

5. Masalah Tali Pusar

Tali pusar adalah penghubung antara janin dengan plasenta fungsi tali pusar adalah sebagai jalur nutrisi yang diberikan ibu hamil kepada janin. Masalah yang mungkin terjadi pada tali pusar dan menyebabkan kematian janin dalam kandungan adalah tali pusar terjepit dan kusut sehingga aliran oksigen untuk janin terhambat. Kondisi ini lebih sering terjadi di akhir kehamilan atau menjelang persalinan karena pergerakan janin.

6. Kesehatan Ibu Saat Hamil

Kesehatan ibu saat hamil sangat penting karena mendukung nutrisi yang diberikan kepada janin. Dengan kata lain, jika ibunya sehat makan janinnya akan ikut sehat. Untuk itu, ibu hamil harus benar-benar menjaga kondisi fisiknya agar tetap prima dengan mengonsumsi vitamin kehamilan yang dianjurkan dokter, makan makanan bergizi, olahraga untuk ibu hamil, mengonsumsi susu hamil, dan mengelola stres dengan baik. Pada trimester ketiga, ibu hamil rawan mengalami preeklamsia atau tekanan darah kronis, sebaiknya selalu pantau kondisi ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan rutin. Kondisi lain yang mungkin menyerang ibu hamil adalah:

  • Diabetes
  • Obesitas
  • Trombofilia
  • Gangguan tiroid
  • Lupus

Cara Mencegah Intrauterine Fetal Death (IUFD)

Langkah utama untuk mencegah kematian janin di dalam kandungan antara lain:

1. Melakukan Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan kehamilan secara rutin penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin, oleh karena itu, sebaiknya Anda jangan melewatkannya. Anda juga akan melakukan beberapa tes kesehatan saat pemeriksaan tersebut. Saat pemeriksaan, sebaiknya berikan informasi penting mengenai kehamilan Anda seperti keluhan atau gejala-gejala yang muncul.

2. Makan Makanan Bergizi dan Tetap Aktif

Saat hamil pastikan nutrisi yang Anda konsumsi seimbang dan baik untuk mendukung kesehatan janin. Namun perlu diingat, hamil bukan berarti masa untuk seseorang makan secara terus-menerus dengan porsi yang banyak. Tetaplah makan sesuai porsinya namun harus lebih memperhatikan asupan nutrisi. Makan secara berlebihan tidak baik bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan obesitas yang berisiko bagi janin Anda. Lakukanlah olahraga ringan yang disarankan dokter supaya tubuh tetap bugar dan terhindar dari obesitas.

3. Tidur dengan Posisi Miring

Tidur dengan posisi telentang setelah 28 minggu kehamilan berisiko menyebabkan kematian janin. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring supaya aliran darah dan oksigen untuk janin lancar. Namun, perlu diperhatikan bahwa Anda perlu mengubah sisi miringnya setiap 2-3 jam sekali dan hindari terlalu lama ke sisi kiri agar tidak menekan jantung ibu.

Baca Juga: Memahami Lebih Jauh Istilah Janin Tidak Berkembang (Blighted Ovum)

Sumber

Healthline (2018). Understanding and Recovering from Stillbirth. www.healthline.com

Medical News Today (2021). What to Know About Still Birth. www.medicalnewstoday.com

NHS. Reducing the risk of stillbirth. www.nhs.uk

Verywell Family (2020). Causes and Risk of Stillbirth. www.verywellfamily.com