Mengenal Garis Warna Triase IGD

Mengenal Garis Warna Triase IGD

Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 27 Juni 2023

 

Instalasi gawat darurat atau IGD merupakan ruangan tempat pelayanan kesehatan untuk menangani pasien dengan kondisi gawat darurat. Di mana tempat tersebut akan berdatangan pasien yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin.

Saat ini layanan IGD di hampir semua rumah sakit sudah menerapkan sistem triase (triage). Artinya, di IGD tersebut sudah menerapkan sistem untuk mengutamakan penanganan pada pasien dengan kondisi darurat yang lebih parah.

Sistem triase di IGD

Triase (triage) merupakan sebuah sistem untuk menentukan pasien prioritas yang lebih membutuhkan penanganan medis di IGD. Hal ini berdasarkan tingkat keparahan kondisi pasien.

Logikanya, pasien yang mengalami tidak sadarkan diri, cedera kepala, atau dalam kondisi kritis yang mengancam nyawa perlu dan harus mendapat prioritas penanganan daripada pasien lain yang mengalami cedera ringan.

Saat ini, sistem triase sangat bermanfaat untuk mengatasi beberapa kondisi yang menyebabkan pasien IGD penuh. Sistem ini membantu untuk memilah pasien dengan kondisi yang mungkin lebih membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

Oleh sebab itu, tenaga medis akan melakukan klasifikasi gawat darurat setiap pasien sesuai dengan kondisinya untuk mengetahui pasien prioritas.

Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh tentang ICU (Intensive Care Unit)

Kategori warna dalam jalur triase di IGD

Terdapat lima kategori pasien dalam triase di IGD yang dibedakan berdasarkan kode warna.

1. Merah

Kode warna merah menunjukkan jalur prioritas pertama yaitu pasien yang berada dalam kondisi kritis dan mengancam nyawa. Oleh karena itu, pasien tersebut membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin. Apabila tidak segera mendapat penanganan dengan cepat, kemungkinan besar pasien akan meninggal.

Adapun beberapa contoh kondisi pasien dengan kode warna merah dalam triase yaitu meliputi pasien yang mengalami gagal napas, serangan jantung, menderita cedera berat akibat kecelakaan lalu lintas, dan mengalami perdarahan luar yang besar.

2. Kuning

Kode warna kuning menunjukkan prioritas kedua, yaitu pasien yang membutuhkan perawatan segera tetapi penanganan medis masih dapat ditunda untuk beberapa saat karena pasien masih dalam kondisi stabil.

Meski demikian, pasien dengan kode warna kuning masih memerlukan penanganan medis yang cepat karena kondisi pasien tetap bisa memburuk dengan cepat dan berisiko menimbulkan kecacatan atau kerusakan organ.

Adapun beberapa contoh kondisi pasien dengan kode warna kuning dalam triase, meliputi pasien dengan patah tulang di beberapa bagian tubuh akibat jatuh dari ketinggian, luka bakar derajat tinggi, dan trauma kepala ringan.

3. Hijau

Kode warna hijau menunjukkan pasien prioritas ketiga yang memerlukan perawatan di rumah sakit, tetapi masih dapat ditunda lebih lama (maksimal waktu menunda sekitar 30 menit).

Oleh karena itu, mungkin tenaga medis akan lebih dahulu menangani pasien lain dengan kondisi lebih darurat (kategori merah atau kuning), sehingga mereka mungkin sedikit menunda untuk memberikan pertolongan pada pasien prioritas ketiga.

Adapun contoh kondisi pasien dengan kode warna hijau dalam triase yaitu pasien cedera namun masih sadar dan bisa berjalan, luka bakar derajat rendah, patah tulang ringan, atau luka ringan.

4. Putih

Kode warna putih menunjukkan pasien prioritas keempat yaitu pasien yang mengalami cedera minimal sehingga tidak memerlukan penanganan khusus, melainkan hanya membutuhkan obat-obatan.

Kondisi pasien pada kategori ini umumnya tidak memiliki gejala yang berisiko bertambah parah ketika tidak segera mendapatkan penanganan.

5. Hitam

Sedangkan kode warna hitam menunjukkan pasien yang berada dalam kondisi sangat kritis di mana nyawa pasien sangat terancam. Sekalipun mendapat penanganan dengan cepat, kemungkinan besar harapan hidup pasien sangat kecil.

Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami cedera terlalu parah sehingga mengalami kesulitan dalam bernapas atau kehilangan banyak darah akibat luka tembak.

Penting untuk Anda ketahui bahwa pasien triase merah yang telah mendapat penanganan dan kondisinya sudah lebih stabil, bisa berubah menjadi kuning.

Begitupun sebaliknya, jika kondisi pasien triase kuning bertambah parah dan kritis maka statusnya bisa berubah menjadi triase merah.

Oleh sebab itu, petugas medis harus memantau kondisi pasien secara berkala ketika menerapkan sistem triase di IGD. Dengan begitu, petugas medis dapat memberikan penanganan dengan tepat sesuai perubahan kondisi pasien.

Baca Juga : Pahami Perbedaan Fungsi Ruang IGD, UGD, PICU, dan ICU di Rumah Sakit

Sumber

ACEP. (2017). Triage Scale Standardization. www.acep.org

Ann Emerg Med. (2010). Triage Scale Standardization: Joint Statement by the American College of Emergency Physicians and the Emergency Nurses Association. www.annemergmed.com

MedicineNet. (2021). Medical Definition of Emergency department. www.medicinenet.com

PubMed. (2021). Emergency Department Triage. www.pubmed.ncbi.nlm.nih.gov