Ketahui Penyebab Infeksi Rahim dan Pengobatannya

Ketahui Penyebab Infeksi Rahim dan Pengobatannya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 9 Januari 2023

 

Ada beberapa jumlah kondisi medis yang dapat mempengaruhi rahim seperti, infeksi rahim, polip, endometriosis, fibroid, adenomiosis, dan kanker. Gejala kondisi rahim yang berbeda mungkin termasuk rasa sakit atau ketidaknyamanan pada area panggul, perut bagian bawah, dan dapat menyebar ke perut bagian tengah atau punggung bawah.

Pendarahan menstruasi yang tidak teratur dan kesulitan hamil dapat terjadi karena kondisi yang mempengaruhi rahim. Banyak kondisi rahim yang tidak berbahaya, dan dapat diobati dengan obat-obatan. Namun, beberapa kondisi rahim serius dan mengancam kesehatan Anda. Penting untuk menemui penyedia layanan kesehatan sehingga Anda bisa mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Polip Rahim Mengapa Bisa Terjadi? Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Penyebab Infeksi Rahim

Ketika bakteri atau organisme memasuki leher rahim kemudian menyebar ke atas, infeksi dapat mempengaruhi satu atau lebih organ panggul, termasuk rahim, leher rahim, dan saluran tuba. Kondisi ini disebut dengan penyakit radang panggul atau infeksi rahim. Gejalanya bisa termasuk ketidaknyamanan, keluarnya cairan, bau busuk, dan nyeri buang air kecil

Biasanya, ketika bakteri memasuki vagina, serviks mencegahnya menyebar lebih dalam ke organ reproduksi lainnya. Tapi terkadang, leher rahim terinfeksi dari IMS (Infeksi Menular Seksual) seperti gonore dan klamidia. Ketika itu terjadi, itu kurang mampu mencegah bakteri keluar. Gonore dan klamidia yang tidak diobati menyebabkan sekitar 90% kasus penyakit radang panggung. Penyebab lainnya termasuk:

  • Keguguran. Merupakan alasan paling umum masalah kesehatan ini, karena menyebabkan lapisan rahim mengalami peradangan.
  • Persalinan sesar. Peradangan rahim lebih sering terjadi setelah operasi caesar daripada persalinan normal.
  • Infeksi menular seksual (IMS) dan bakteri lainnya. Infeksi menular seksual dapat menular selama aktivitas seksual. Termasuk penyakit klamidia atau gonore, yang dapat menyebabkan infeksi pada lapisan rahim.
  • Bakteri di dalam rahim. Bakteri yang biasanya ditemukan di dalam vagina dan leher rahim dapat menyebabkan endometritis.
  • Prosedur bedah panggul. Beberapa prosedur bedah dapat menjadi jalan kemungkinan masuknya bakteri ke dalam rahim. Hal ini terutama terjadi ketika dilakukan melalui leher rahim atau rahim, seperti: dilatasi dan kuretase atau operasi terkait dengan rahim, biopsi endometrium yaitu pengambilan sampel jaringan lapisan rahim, histeroskopi, alat berupa teleskop kecil yang kemudian dimasukkan ke dalam rahim untuk mencari kelainan, memasukkan alat kontrasepsi (IUD), dan operasi caesar.

Gejala

Tanda dan gejala penyakit radang panggul mungkin ringan dan terkadang sulit untuk dipastikan. Beberapa wanita tidak memiliki tanda atau gejala apapun. Ketika tanda dan gejala infeksi rahim yang umumnya sering terjadi meliputi:

  • Muncul rasa nyeri dari ringan hingga parah pada bagian perut bagian bawah dan panggul.
  • Keputihan yang tidak normal atau mungkin memiliki bau yang tidak sedap.
  • Pendarahan rahim yang tidak normal, terutama selama atau setelah hubungan seksual, atau di antara siklus menstruasi.
  • Sakit saat berhubungan seksual.
  • Demam, kadang disertai menggigil.
  • Sering atau sulit buang air kecil dan terasa sakit.

Diagnosa

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan panggul. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat perut, rahim, dan leher rahim Anda untuk tanda-tanda nyeri tekan dan keluarnya cairan. Beberapa tes berikut juga dapat membantu mendiagnosis kondisi:

  • Riwayat kesehatan. Dokter Anda kemungkinan akan bertanya tentang kebiasaan seksual Anda, riwayat infeksi menular seksual dan metode pengendalian kelahiran.
  • Adanya tanda dan gejala. Informasikan kepada dokter tentang gejala apa pun yang Anda alami, meskipun gejalanya ringan.
  • Pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan, dokter akan memeriksa daerah panggul Anda untuk nyeri tekan dan pembengkakan. Dokter mungkin juga menggunakan kapas untuk mengambil sampel cairan dari vagina dan leher rahim. Sampel akan diuji di laboratorium untuk melihat tanda-tanda infeksi dan organisme seperti gonore dan klamidia.
  • Tes darah dan urin. Tes ini umumnya berfungsi untuk menguji kehamilan, HIV atau infeksi menular seksual lainnya, atau untuk mengukur jumlah sel darah putih atau penanda infeksi atau peradangan lainnya.
  • Ultrasonografi (USG). Tes ini menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar organ reproduksi Anda.
  • Laparoskopi. Selama prosedur ini, dokter memasukkan alat medis tipis dan terang melalui sayatan kecil pada perut Anda untuk melihat organ panggul Anda.
  • Biopsi endometrium. Selama prosedur, dokter memasukkan tabung tipis ke dalam rahim untuk mengambil sampel kecil berupa jaringan endometrium. Jaringan ini kemudian diuji untuk mencari tanda-tanda infeksi dan peradangan.

Perawatan dan Pengobatan

Penggunaan obat-obatan dapat menyingkirkan infeksi yang menyebabkan infeksi rahim. Perawatan terhadap infeksi rahim seringkali meliputi:

  • Antibiotik. Dokter akan meresepkan kombinasi antibiotik untuk pengobatan awal.  Setelah menerima hasil tes laboratorium, dokter mungkin menyesuaikan resep Anda agar lebih sesuai dengan apa yang menyebabkan infeksi.
  • Perawatan untuk pasangan Anda. Untuk mencegah infeksi ulang dengan IMS, pasangan seksual Anda harus melakukan periksaan dan pengobatan. Pasangan yang terinfeksi mungkin tidak memiliki gejala yang signifikan.
  • Hindari hubungan seksual sampai pengobatan selesai dan gejala telah teratasi.

Baca Juga: 11 Cara Mencegah Kanker Rahim

Sumber

Mayo Clinic. (2020). Pelvic inflammatory disease (PID). www.mayoclinic.org

Healthline. (2019). Endometritis. www.healthline.com

Cleveland Clinic. (2020). Pelvic Inflammatory Disease (PID). my.clevelandclinic.org

Medical News Today. (2018). What to know about endometritis. www.medicalnewstoday.com

NHS. (2018). Pelvic inflammatory disease. www.nhs.uk

Verywell Health. (2020). Common Conditions That Can Affect the Uterus. www.verywellhealth.com