Ketahui Penyebab Aneurisma Otak dan Cara Pengobatannya

Ketahui Penyebab Aneurisma Otak dan Cara Pengobatannya

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 25 Januari 2023

 

Aneurisma otak, juga dikenal sebagai perdarahan subarachnoid (SAH), adalah titik lemah pada dinding pembuluh darah dalam otak. Penyakit ini terjadi ketika tonjolan yang terbentuk pada pembuluh darah pada otak dan terisi dengan darah. Aneurisma seringkali tidak menunjukkan tanda dan gejala kecuali jika mengalami pecah atau bocor.

Aneurisma yang pecah dapat menyebabkan sakit kepala parah menyebabkan pendarahan pada otak Anda. Terkadang menyebabkan stroke hemoragik, pendarahan dalam atau di sekitar otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan berakibat fatal. Namun, sebagian besar kasus aneurisma otak tidak mengalami ruptur atau pecah, menimbulkan tanda dan gejala atau menyebabkan masalah kesehatan.

Baca Juga: Pembuluh Darah Di Otak Pecah, Apa Penyebabnya?

Penyebab

Aneurisma otak berkembang seiring dengan bertambahnya usia, kemudian menjadi lebih umum setelah 40 tahun. Cacat pembuluh darah juga mungkin terjadi saat lahir. Pada wanita cenderung memiliki tingkat aneurisma yang lebih tinggi daripada pria.

Aneurisma cenderung terbentuk pada percabangan pembuluh darah, pada bagian bercabang tersebut cenderung lebih lemah. Mereka paling sering ditemukan di dasar otak. Namun, para peneliti belum menemukan secara pasti apa yang menyebabkan aneurisma otak bisa bocor atau pecah dan penyebab pendarahan di dalam atau pada sekitar otak.

Tapi apapun yang meningkatkan tekanan darah Anda bisa membahayakan. Tekanan darah yang lebih tinggi membuat darah mendorong lebih keras ke dinding pembuluh darah. Hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan darah antara lain:

  • Stres yang berkelanjutan atau ledakan kemarahan yang tiba-tiba atau emosi kuat lainnya.
  • Pekerjaan berat seperti mengangkat, membawa, atau mendorong sesuatu yang berat seperti beban atau furniture.
  • Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak diobati dengan tepat dengan obat-obatan.

Faktor Risiko

Sejumlah faktor risiko dapat menyebabkan kelemahan pada dinding arteri, sehingga meningkatkan aneurisma otak atau pecahnya aneurisma. Beberapa faktor risiko ini berkembang dari waktu ke waktu atau memang sudah ada saat lahir.

Faktor risiko yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu termasuk:

  • Usia yang lebih tua
  • Merokok
  • Tekanan darah tinggi
  • Penyalahgunaan obat-obatan
  • Konsumsi alkohol berat

Beberapa jenis kasus aneurisma otak terjadi diakibatkan karena cedera kepala (pembedahan aneurisma) atau dari infeksi darah tertentu seperti aneurisma mikotik.

Faktor risiko yang ada karena bawaan dari lahir dan kondisi tertentu dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan aneurisma otak, seperti:

  • Kelainan jaringan ikat bawaan, seperti sindrom Ehlers-Danlos, yang melemahkan pembuluh darah.
  • Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan yang menyebabkan kantung berisi cairan pada ginjal dan biasanya meningkatkan tekanan darah.
  • Aorta yang menyempit secara abnormal (koarktasio aorta), pembuluh darah besar yang mengantarkan darah kaya oksigen dari jantung ke tubuh.
  • Malformasi arteriovenosa cerebral (AVM otak), koneksi abnormal antara arteri dan vena pada otak yang mengganggu aliran normal darah diantara keduanya.
  • Adanya riwayat keluarga dengan aneurisma otak, seperti pada orang tua, saudara laki-laki, dan perempuan.

Pengobatan

Aneurisma otak dapat diobati dengan operasi jika adanya risiko mengalami pecah. Operasi pencegahan biasanya hanya dianjurkan jika mempunyai risiko pecahnya tinggi. Hal ini karena prosedur tersebut memiliki risiko komplikasi serius, seperti kerusakan otak atau stroke.

Jika pengobatan pencegahan dianjurkan, ada dua teknik utama yang akan dilakukan disebut dengan kliping bedah saraf dan endovaskular melingkar. Kedua teknik ini membantu mencegah pecah dengan menghentikan aliran darah ke aneurisma.

1. Kliping bedah saraf

Kliping bedah saraf dilakukan dengan anestesi umum, sehingga Anda akan tertidur selama operasi. Sayatan dibuat pada kulit kepala Anda, atau kadang tepat di atas alis Anda, dan sedikit tulang diangkat sehingga dokter bedah dapat mengakses otak Anda.

Ketika letak aneurisma ditemukan, dokter bedah saraf akan menutupnya dengan menggunakan klip logam kecil yang dapat menjepit secara permanen pada aneurisma. Setelah prosedur selesai, dokter akan menutup dengan kepala Anda dengan penutup tulang pengganti, dan kulit kepala dijahit.

Seiring waktu, lapisan pembuluh darah akan sembuh pada sepanjang garis dimana klip ditempatkan dan menutup aneurisma secara permanen dan mencegahnya pecah di kemudian hari.

2. Endovaskular melingkar

Disebut juga dengan penggulungan endovaskular dilakukan dengan anestesi umum. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan tabung tipis yang disebut kateter ke dalam arteri pada kaki atau selangkangan Anda. Tabung tersebut diarahkan melalui jaringan pembuluh darah, naik ke kepala, dan akhirnya pada letak aneurisma.

Kemudian, kumparan platinum kecil kemudian dimasukkan melalui tabung ke dalam aneurisma. Setelah aneurisma penuh dengan platinum tersebut, darah tidak dapat masuk. Ini berarti aneurisma tertutup dari arteri utama, sehingga mencegahnya untuk tumbuh atau pecah.

Baca Juga: Bahaya Infeksi Otak yang Perlu Anda Ketahui

Sumber

Mayo Clinic. (2019). Brain aneurysm. www.mayoclinic.org

NHS. (2018). Brain aneurysm. www.nhs.uk

WebMD. (2020). Brain Aneurysm. www.webmd.com

Cleveland Clinic. (2020). Brain Aneurysm. my.clevelandclinic.org