Pembuluh Darah Di Otak Pecah, Apa Penyebabnya?

Pembuluh Darah Di Otak Pecah, Apa Penyebabnya?

Penulis: Novi | Editor: Handa

Pecah pembuluh darah dapat terjadi di seluruh bagian tubuh manusia, termasuk di otak. Pecahnya pembuluh darah di otak akan menyebabkan matinya sel-sel otak sehingga dapat berakibat fatal pada penderitanya. Hal ini karena pembuluh darah memiliki tugas yang sangat penting bagi tubuh, yaitu menjadi kunci utama berlangsungnya aliran darah di dalam tubuh.

Tidak hanya itu, pembuluh darah juga bertugas untuk menyuplai nutrisi dan oksigen ke seluruh jaringan dan organ di dalam tubuh. Karenanya,  jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah di otak, Anda dapat mengalami masalah kesehatan, seperti koma, stroke atau kelumpuhan, bahkan kematian.

Penyebab Pecahnya Pembuluh Darah di Otak

Pecahnya pembuluh darah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

  • Mengalami cedera kepala berat. Ini menjadi penyebab utama terjadinya pecah pembuluh darah di otak pada usia muda (di bawah usia 55 tahun).
  • Menderita tekanan darah tinggi.
  • Adanya kelainan pembuluh darah yang terjadi sejak lahir.
  • Adanya tumor di area otak.
  • Menderita angiopati amiloid, yaitu kelainan dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan protein beta amiloid di dalam tubuh. Angiopati amiloid sering kali terjadi pada penderita demensia dan lansia (orang di atas usia 55 tahun).
  • Menderita aneurisma atau penonjolan pembuluh darah otak yang disebabkan oleh lemahnya dinding pembuluh darah.

Faktor Risiko Pembuluh Darah Pecah di Otak

Pecah pembuluh darah dapat terjadi pada setiap orang. Namun, risiko ini dapat bertambah besar karena beberapa faktor berikut.

  • Merokok.
  • Mengonsumsi alkohol.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat pecah pembuluh darah.
  • Menderita kelainan darah, seperti hemofilia.
  • Menderita penyakit ginjal polikistik.
  • Menderita gangguan atau penyakit pada bagian hati.
  • Menderita penyakit alzheimer atau demensia.

Baca Juga : Pahami Penyebab dan Cara Mengobati Radang Otak (Ensefalitis)

Gejala Pecah Pembuluh Darah di Otak

Pecahnya pembuluh darah di otak akan menunjukkan berbagai gejala, yaitu:

  • Tubuh akan terasa lemah dan lesu secara tiba-tiba.
  • Mual dan muntah.
  • Mengalami gangguan pada mata dan penglihatan, baik pada salah satu bagiannya maupun keduanya.
  • Mengalami kebingungan mendadak.
  • Mengalami permasalahan pada kemampuan bahasa, baik dalam berbicara, membaca, menulis hingga untuk memahami sesuatu hal.
  • Kesulitan dalam menyeimbangkan dan mengoordinasikan gerak tubuh.
  • Kesulitan dalam menelan.
  • Mengalami susah tidur.
  • Napas terasa tidak teratur.
  • Merasa pusing dan sakit kepala yang parah secara mendadak.
  • Mengalami penurunan dan kehilangan kesadaran, baik mengantuk, kejang, pingsan, hingga koma.
  • Mengalami kesemutan ataupun kelumpuhan pada salah satu bagian tubuh mana pun. Biasanya, kesemutan atau kelumpuhan terjadi pada bagian wajah, lengan, ataupun kaki.

Dampak Pecah Pembuluh Darah di Otak

Pecahnya pembuluh darah di otak akan menyebabkan permasalahan yang sangat serius bagi tubuh Anda. Berikut ini dampak pecahnya pembuluh darah di otak, meliputi:

  • Terjadi pembengkakan otak yang disebabkan oleh pendarahan pada otak.
  • Menderita masalah pada ingatan. Sebagian penderita adanya yang mengalami hilang ingatan atau amnesia, baik hilangnya ingatan baru sebelum amnesia terjadi (retrograde amnesia), tidak bisa membentuk ingatan atau memori baru (anterograde amnesia), hilangnya ingatan yang berkaitan dengan sebuah peristiwa traumatic sebelum amnesia terjadi (transient global amnesia), dan hilangnya ingatan di masa kecil (infantile amnesia).
  • Mengalami masalah sensorik.
  • Mengalami koma.
  • Menderita stroke atau gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan neurologi (sistem saraf), baik secara menyeluruh maupun khusus.
  • Akibat paling parah dari pecahnya pembuluh darah di otak adalah kematian.

Pecahnya pembuluh darah di otak memang menyebabkan akibat yang fatal bagi penderitanya. Meski demikian, hal tersebut tetap dapat diobati. Hanya saja, proses pengobatan dan pemulihannya membutuhkan waktu yang lama hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Upaya yang paling baik untuk Anda lakukan bukanlah mengobati, melainkan mencegah terjadinya pecahnya pembuluh darah di otak. Masalah kesehatan tersebut dapat dicegah dengan menjalankan pola hidup sehat.

Salah satu contohnya adalah mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, berolahraga secara teratur, meninggalkan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, serta menghindari makanan instan dan kemasan.

Baca Juga : Leukosit Tinggi (Leukositosis): Penyebab dan Gejalanya

Sumber

American Association of Neurological Surgeons. Cerebrovascular Disease. www.aans.org
American Stroke Association. (2018). What You Should Know About Cerebral Aneurysms. www.stroke.org
Cleveland Clinic. (2020). Brain Bleed, Hemorrhage (Intracranial Hemorrhage). my.clevelandclinic.org
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Yuk, Mengenal Apa itu Stroke. p2ptm.kemkes.go.id
Lumen Boundless Anatomy and Physiology. Blood Vessel Structure and Function. courses.lumenlearning.com
Mayo Clinic. (2019). Brain Aneurysm. ww.mayoclinic.org
WebMD. 2020. Brain Hemorrhage: Causes, Symptoms, Treatments. www.webmd.com