Ketahui Pentingnya Mengukur Lingkar Kepala Bayi

Ketahui Pentingnya Mengukur Lingkar Kepala Bayi

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 15 Juni 2023

 

Setelah kelahiran Si Kecil, para ibu pasti ekstra hati-hati saat menjaganya dan akan selalu rutin melakukan pengecekan pada usia-usia atau minggu-minggu tertentu. Melakukan check-up secara berkala ke dokter anak membantu memastikan kalau buah hati sedang dalam kondisi fisik yang baik dan sehat.

Saat melakukan pemeriksaan, seluruh tubuh bayi, termasuk lingkar kepalanya dihitung, dan diukur. Tapi, apa pentingnya mengukur lingkar kepala bayi? Cari tahu jawabannya dari artikel di bawah ini!

Pentingnya Mengukur Lingkar Kepala Bayi

Pada tahun-tahun pertama Si Kecil, para bunda perlu mengunjungi dokter karena anak perlu menjalani pemeriksaan rutin. Meskipun terlihat sepele, tapi mengukur lingkar kepala bayi ternyata cukup penting untuk dilakukan.

Dengan mengukur lingkar kepala bayi, dokter bisa mengetahui ada tidaknya masalah kesehatan yang bisa membahayakan bayi atau yang perlu diperhatikan. Pertumbuhan kepala sudah sejak dulu dijadikan tolak ukur dari kondisi perkembangan otak bayi.

Pertumbuhan kepala yang terlalu cepat bisa mengindikasikan gangguan hidrosefalus atau adanya cairan di dalam otak, sementara perkembangan kepala yang terhambat dapat menandakan adanya gangguan mikrosefali.

Gangguan pada otak bisa terjadi saat otak tidak berkembang dengan sempurna atau berhenti bertumbuh saat bayi masih dalam kandungan. Masalah pada kepala dapat mensinyalir gangguan pada pendengaran, penglihatan, dan perkembangan. Kadang kala, masalah ini juga bisa memicu kejang-kejang pada Si Kecil.

Ketika lingkar kepala bayi terlalu kecil atau besar, dokter tidak akan langsung memvonis gangguan tertentu pada anak. Biasanya, dokter akan meminta Anda untuk memperhatikan perkembangan anak atau melakukan serangkaian tes untuk mendapatkan gambaran otak Si Kecil.

Kadang kala, kepala anak yang terlalu besar atau lebih kecil dari normalnya belum tentu dikarenakan masalah yang serius. Nantinya, lingkar kepala bayi bisa berkembang dengan semestinya. Oleh karena itu, dokter akan selalu memantau perkembangan bayi terlebih dahulu sebelum mendiagnosis anak memiliki gangguan tertentu.

Selain itu, anak laki-laki biasanya memiliki lingkar kepala yang lebih besar daripada anak perempuan. Jadi, jangan langsung panik, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai kondisi buah hati.

Cara Mengukur Lingkar Kepala Bayi

Untuk mengukur lingkar kepala bayi, dokter akan menggunakan pita ukur yang lembut dan melilitkannya di bagian kepala bayi yang paling besar. Pita ukur akan melingkari bagian atas alis, telinga, sampai belakang kepala Si Kecil. Pita ukur umumnya diletakkan sekitar satu sampai dua jari di atas alis.

Saat mengukur lingkar kepala bayi, dokter akan membandingkan perhitungannya dengan pengukuran lingkar kepala sebelumnya.

Gangguan pada Kepala Bayi

Pengukuran lingkar kepala bayi menjadi salah satu cara tenaga medis untuk mengetahui tumbuh kembang bayi dan masalah kesehatan yang mungkin ada pada anak. Biasanya, terdapat dua kondisi yang bisa muncul saat ukuran lingkar kepala bayi tidak sesuai dengan normalnya:

1. Hidrosefalus

Penumpukan cairan dalam otak dapat menekan dan merusak otak, kondisi inilah yang disebut sebagai hidrosefalus. Saat bayi mengalami hidrosefalus, ukuran lingkar kepalanya akan lebih besar dari normalnya, Apabila tidak segera ditangani, masalah ini bisa berakibat fatal.

Hidrosefalus yang diderita sejak lahir dapat disebabkan oleh infeksi virus saat ibu sedang mengandung buah hati atau karena kondisi medis tertentu, seperti spina bifida. Biasanya, bayi yang mengalami hidrosefalus memiliki kerusakan otak yang permanen.

Anak yang menderita hidrosefalus dapat mengalami:

  • Masalah pada penglihatan
  • Epilepsi
  • Gangguan pembelajaran
  • Fokus yang pendek
  • Masalah pada kemampuan berbahasa
  • Gangguan pada memori
  • Kesulitan dalam koordinasi tubuh

Untungnya, hidrosefalus dapat ditangani melalui operasi yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan berlebih dalam otak.

Baca Juga: Mengenal Hidrosefalus dan Jenisnya

2. Mikrosefali

Berbeda dengan hidrosefalus, mikrosefali adalah kondisi saat kepala bayi lebih kecil dari pada anak seusia dan segendernya. Biasanya ini bisa muncul saat Si Kecil baru saja dilahirkan atau timbul di dua tahun pertama kehidupan bayi.

Gangguan ini disebabkan oleh perkembangan otak yang abnormal saat bayi masih dalam kandungan. Infeksi virus tertentu, seperti virus Zika, dan konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa berkontribusi terhadap kemunculan mikrosefali.

Sayangnya, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan mikrosefali, namun penanganan yang dini dapat mencegah memburuknya penampilan buah hati.

Umumnya, anak yang menderita mikrosefali dapat mengalami:

  • Terhambatnya fungsi motorik
  • Distorsi pada wajah
  • Kejang-kejang
  • Masalah pada koordinasi dan keseimbangan
  • Disabilitas intelektual
  • Terhambatnya kemampuan berbahasa
  • Hiperaktif

Jika anak Anda mengalami tanda-tanda hidrosefalus ataupun mikrosefalus, konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Penyebab dan Gejala Tortikolis (Kepala Miring) pada Bayi

Sumber

Healthline. (2019). What to Know About Microcephaly. www.healthline.com

MedlinePlus. (2021). Head circumference. www.medlineplus.gov

NHS. (2020). Overview Hydrocephalus. www.nhs,uk

Ross Bridge Pediatrics. What is the Importance of Head Circumference in a Well-Child Exam?. www.rossbridgepeds.com

University of Minnesota. How to Measure Head Growth. www.adoption.umn.edu