Ketahui Apa itu Sarkasme, Bagaimana Menghadapinya?

Ketahui Apa itu Sarkasme, Bagaimana Menghadapinya?

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Sarkasme merupakan suatu kalimat yang biasanya digunakan untuk mengejek atau menyampaikan penghinaan. Contohnya, “Cuacanya sangat hebat!” padahal ternyata cuaca sedang benar-benar mengerikan.

Sarkasme memiliki kemiripan dengan musik, Anda bisa mengetahuinya saat Anda mendengarnya. Sarkasme sebagian besar dipahami melalui nada suara yang digunakan untuk menggambarkan kebalikan dari kata-kata aslinya.

Namun, di sisi lain sarkasme juga bisa menjadi sebuah pujian, misalnya “Anda mengambil jurusan matematika terapan? Benar-benar pemalas”. Itu artinya kalimat sarkasme tersebut diartikan sebagai pujian, dan berkebalikan dengan kalimat aslinya.

Setiap orang memiliki seseorang dalam hidupnya, baik itu atasan, kolega, teman, atau orang tua yang menyukai cara komunikasi yang sarkastik, pasif agresif, dan menusuk. Mereka mungkin juga suka menggoda dan menganggap sarkasme sendiri bermaksud baik.

Saat ini, tidak berarti orang yang menyukai mengutarakan kalimat sarkastik artinya lebih cerdas, terlepas dari pendapat yang mungkin ingin Anda percayai yang bersumber dari beberapa artikel berbagai situs.

Kemampuan memahami sarkasme memerlukan keterampilan yang disebut sebagai Teori Pikiran yang akan membantu Anda untuk mendeteksi kondisi emosi orang lain, termasuk perasaan, pikiran, dan niat sebenarnya.

Jadi, meskipun seorang individu yang sarkastik mengatakan kebalikan dari kalimat yang dimaksud, dia bermaksud agar pendengarnya mendeteksi makna yang sebenarnya. Jika Anda tidak menangkap artinya, Anda tidak dapat memberikan respons dengan tepat. Akibatnya, mereka yang memiliki kekurangan kemampuan Teori Pikiran seperti individu dengan alzheimer, skizofrenia, atau autisme mungkin akan mengalami kesulitan untuk memahami atau menggunakan kalimat sarkasme.

Alasan di Balik Kalimat Sarkasme

Pada dasarnya, kalimat sarkasme merupakan kalimat yang digunakan untuk menutupi kemarahan, kecemburuan, atau ketidakmampuan yang jika diungkapkan tanpa kalimat sarkasme tampak terlalu blak-blakan.

Sarkasme pada umumnya terjadi karena tiga alasan, yaitu sebagai berikut.

1. Rasa Tidak Aman

Setiap kali seseorang menggunakan nada sarkastik, mungkin mereka sedang merasa tidak aman. Bagi sebagian orang, menggunakan kalimat sarkasme menjadi sebuah cara untuk menghindari konfrontasi karena mereka takut meminta apa yang mereka inginkan.

2. Kemarahan Terpendam

Sarkasme juga bisa menjadi suatu tindakan pasif agresif atau sebagai cara untuk menegaskan dominasi. Bagi seseorang yang sedang marah atau kesal, tapi terlalu takut untuk mengungkapkannya, maka mereka akan sering menggunakan sarkasme sebagai sebuah sindiran terselubung.

3. Merasa Canggung

Ketika seseorang tidak pandai membaca situasi orang-orang di sekitar mereka, atau tidak yakin bagaimana cara memulai percakapan, mungkin mereka akan sering menggunakan sarkasme dengan harapan ucapannya terdengar lebih lucu. Hal ini mungkin termasuk dalam kondisi insecure, tapi Anda akan sering mendengar seorang penyendiri di pesta atau suatu acara menggunakan kalimat sarkasme sebagai upaya untuk meringankan suasana atau kecanggungan yang ia rasakan.

Sayangnya, hal itu justru cenderung menimbulkan efek sebaliknya, mungkin orang lain melihat hal tersebut menjengkelkan. Sarkasme tidak hanya terasa menyakitkan, tapi juga cara komunikasi yang paling tidak tulus.

Cara Menghadapi Sarkasme

1. Cobalah Tenang

Mungkin saat ada seseorang yang mengucapkan kalimat sarkasme kepada Anda, Anda merasa tertusuk atau tersinggung. Namun, mereka mungkin mengucapkan kalimat tersebut karena canggung dan menginginkan reaksi Anda.

Cobalah untuk tenang terlebih dahulu daripada salah bersikap. Namun, jika Anda tidak bisa mengucapkan sesuatu yang baik, sebaiknya tetaplah diam. Dengan bersikap tenang, seseorang yang mengucapkan kalimat sarkastik akan merasa gagal untuk memancing emosi Anda.

2. Mencoba Mencari Perbedaan Antara Sarkasme dan Kritik

Mungkin Anda sulit membedakan antara sarkasme dan kritik yang cerdas. Biasanya, kritik cerdas berisi klarifikasi yang berkaitan dengan suatu hal yang sedang dibahas. Sedangkan sarkastik biasanya komentar yang diungkapkan dengan cara yang menyakitkan.

3. Jawab dengan Ketulusan

Sarkasme memang dikenal sebagai sebuah lelucon, yang dapat mengungkapkan penghinaan atau kecemburuan. Akan tetapi, hal yang lebih buruk untuk seorang yang mengungkapkan lelucon adalah lelucon yang gagal.

Oleh karena itu, cobalah untuk menjawab kebalikan dari sarkasme, yaitu ketulusan. Misalnya, kalimat sarkasme yang dikatakan adalah “Aku suka masakan di rumah ini!”, karena Anda mengerti hal tersebut adalah sarkasme, Anda bisa menjawab “Bagus, aku sangat senang Anda menyukainya, yuk kita berkumpul!”.

Mungkin ia jadi merasa canggung dan terpaksa untuk menjelaskan bahwa bukan hal tersebut yang ia maksud. Namun, Anda justru sudah melindungi diri Anda dari serangan sarkasme selanjutnya.

Baca Juga: Ketahui, Tanda-Tanda Anda Melakukan Body Shaming

Sumber

GoodTherapy. (2018). The Problem with Sarcasm. www.goodtherapy.org

McSweeney’s. (2016). How to Respond When Someone Doesn’t Recognize Sarcasm. mcsweeneys.net

Psychology Today. (2016). 3 Ways to Stay Cool in The Face of Sarcasm. psychologytoday.com

Science of People. Sarcasm: What It Is and Why It Hurts Us. scienceofpeople.com