Fungsi Vaksinasi Difteri dan Beberapa Hal yang Perlu Diketahui

Fungsi Vaksinasi Difteri dan Beberapa Hal yang Perlu Diketahui

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 12 Maret 2023

 

Difteri merupakan penyakit menular serius yang disebabkan oleh strain bakteri yang disebut Corynebacterium difteri yang membuat toksin (racun). Bakteri diphtheria menyebar dari manusia ke manusia, biasanya melalui tetesan pernapasan, seperti batuk atau bersin. Anda juga bisa sakit karena menyentuh luka terbuka yang terinfeksi atau ulkus.

Vaksin difteri menawarkan perlindungan terhadap infeksi difteri. Ini adalah penyakit serius yang dapat dengan cepat menyebabkan masalah pernapasan. Ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang lapisan hidung, mulut, dan tenggorokan Anda. Dalam kasus yang parah, difteri dapat menyebabkan kematian.

Jenis Vaksin Difteri

Vaksinasi untuk difteri dilakukan dengan toksoid, merupakan sebuah modifikasi dari racun difteri. Diphtheria Toxoid tidak diberikan sebagai injeksi tunggal, tetapi lebih dikombinasikan dengan toksoid tetanus dan dengan vaksin pertusis, yaitu vaksin untuk mencegah munculnya pertusis atau penyakit pada saluran pernapasan.

Vaksin yang direkomendasikan untuk Anda tergantung pada usia. Berikut ini adalah informasi berdasarkan usia, tentang rekomendasi vaksin difteri. Antara lain:

Bayi dan anak-anak

  • DTAP: Pada bayi, membutuhkan 3 kali suntikan untuk jenis ini. Vaksin ini bertujuan untuk membangun tingkat perlindungan yang tinggi terhadap difteri, tetanus, dan pertusis. Kemudian, pada anak-anak membutuhkan 2 suntikan sebagai booster untuk mempertahankan perlindungan melalui masa kanak-kanak awal yang dimulai pada usia berikut: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 hingga 18 bulan, dan 4 hingga 6 tahun.
  • DT: melindungi terhadap difteri dan tetanus. Untuk anak-anak usia dibawah 7 tahun yang memiliki reaksi yang sangat buruk terhadap vaksin DTAP dapat menerima vaksin DT, namun anak-anak yang mendapatkan vaksin DT tidak akan menerima perlindungan terhadap pertusis.
  • TDAP: melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis. Untuk anak-anak diatas 7 tahun dan orang dewasa.
  • TD: melindungi terhadap tetanus dan difteri. Untuk anak-anak diatas 7 tahun dan orang dewasa.

Anak-anak dan remaja

Anak-anak pada usia 11 dan 12 tahun mendapatkan vaksin TDAP untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka. Remaja yang tidak mendapatkan atau melewatkan vaksin TDAP saat anak-anak harus menerima satu kali vaksin.

Wanita hamil

Wanita hamil harus mendapatkan vaksin TDAP selama awal trimester ke-3 setiap kehamilan. Dengan melakukan itu, dia membantu melindungi bayinya dari penyakit difteri dan batuk rejan atau pertusis dalam beberapa bulan pertama kehidupan.

Orang dewasa

Jika Anda, orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin TDAP sewaktu-waktu, terlepas dari berapa lama vaksin TD Anda bertahan. Setidaknya, Anda harus mendapatkan vaksin TD atau TDAP setiap 10 tahun sekali.

Bepergian

Jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan ke negara-negara dengan risiko infeksi difteri, pastikan Anda sudah sepenuhnya divaksinasi terhadap difteri. Jika lebih dari 10 tahun setelah Anda menerima dosis vaksin difteri, maka Anda membutuhkan dan akan direkomendasikan penguat vaksin yang mengandung dosis rendah.

Beberapa orang tidak boleh mendapatkan vaksin ini, termasuk Anda yang memiliki reaksi parah pada suntikan sebelumnya. Lakukan pemeriksaan pada dokter Anda terlebih dahulu jika Anda mengalami kejang, masalah neurologis, atau guillain-barre syndrome. Dan beritahu dokter jika Anda merasa tidak enak badan pada hari dimana Anda akan menerima vaksin, sehingga kemungkinan perlu untuk ditunda.

Efek Samping

Vaksin difteri termasuk aman bagi kebanyakan orang yang mendapatkannya tidak memiliki masalah serius. Namun, efek samping dapat terjadi dan sebagian besar efek sampingnya adalah ringan, artinya tidak mempengaruhi kegiatan Anda sehari-hari.

Rasa sakit, bengkak, nyeri sendi dan kemerahan di area suntik merupakan hal yang cukup umum setelah vaksinasi. Reaksi tersebut akan muncul beberapa jam setelah mendapatkan injeksi dan akan bertahan selama beberapa hari.

Untuk meredakan pembengkakan atau nyeri pada area suntikan, jangan menggosok area bekas suntik, tetapi lakukan dengan meletakkan kompres dingin menggunakan kain basah atau es dan biarkan sejenak.

Jika Anda mengalami demam, Anda dapat meredakannya dengan memberikan kompres dingin, atau mengonsumsi paracetamol. Penggunaan paracetamol juga dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang Anda rasakan setelah vaksin  Istirahat dengan cukup dan minum banyak cairan.

Anda membutuhkan darurat medis jika memiliki tanda-tanda reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal, pembengkakan pada wajah, bibir, atau masalah pernapasan.

Baca Juga: 

Sumber

CDC. (2021). Diphtheria. www.cdc.gov

CDC. (2020). Vaccines and Preventable Diseases. www.cdc.gov

Health Navigator. (2020). Diphtheria vaccine. www.healthnavigator.org.nz

MSD MANUAL. (2021). Tetanus-Diphtheria Vaccine. www.msdmanuals.com