Diagnosa dan Pengobatan HIV & AIDS

Diagnosa dan Pengobatan HIV & AIDS

Penulis: Agnes | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 26 November 2022

 

Human immunodeficiency virus atau lebih dikenal dengan HIV adalah virus yang mampu merusak sistem kekebalan tubuh seseorang. Semakin lama, kekebalan tubuh Anda akan melemah sehingga tubuh mudah terserang berbagai penyakit.

Seseorang yang terinfeksi virus HIV akan mengalami penurunan imunitas. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut akan semakin serius dan berkembang menjadi Acquired immune deficiency syndrome atau AIDS. Di tahap ini, kemampuan tubuh seseorang untuk melawan penyakit dan infeksi semakin menurun bahkan menghilang. Hal ini tentu berbahaya bagi penderita karena berisiko kematian.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV dan AIDS. Namun, penderita HIV akan diberi obat yang mampu memperlambat perkembangan virus. Dengan demikian, angka harapan hidup penderita HIV semakin meningkat.

Baca Juga: Kenali HIV dan Gejala Awalnya

Infeksi HIV dan AIDS

Cara kerja HIV adalah dengan menginfeksi salah satu sel darah putih yang disebut sel T CD4. Sel T CD4 berfungsi sebagai pertahanan dan kekebalan tubuh. Begitu HIV memasuki sel T CD4, virus akan menggandakan dirinya hingga sel T CD4 mati.

Semakin banyak sel darah putih yang dihancurkan, sistem kekebalan menjadi semakin terganggu dan menurun sehingga penderita HIV mudah terserang penyakit yang dapat berisiko komplikasi. Jika tidak diobati, orang dengan HIV biasanya meninggal karena infeksi oportunistik.

Diagnosa HIV dan AIDS

Satu-satunya cara untuk mendiagnosis human immunodeficiency virus (HIV) adalah dengan tes HIV. Ada bermacam-macam tes diagnosa HIV.

Ada yang menggunakan sampel darah, air liur, bahkan urin. Pengujian biasanya dilakukan di rumah sakit atau laboratorium oleh ahli medis.

1. Tes antibodi

Antibodi Anda diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh saat tubuh terinfeksi virus seperti HIV. Caranya adalah dengan mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan mulut Anda.

Untuk mendeteksi HIV dengan tes ini membutuhkan waktu sekitar 23 hingga 90 hari. Secara umum, tes antibodi yang menggunakan darah dari pembuluh darah dapat mendeteksi HIV lebih cepat setelah infeksi daripada tes melalui cairan oral.

2. Tes antigen-antibodi

Antigen adalah zat asing yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda aktif. Tes kombinasi antigen-antibodi ini dilakukan di laboratorium dengan mengambil darah dari pembuluh darah untuk mendeteksi antigen dan antibodi yang dihasilkan virus HIV bernama antigen p24. Biasanya tes ini dapat dilakukan dalam kurun waktu 18 hingga 45 hari setelah terpapar.

3. Tes urine

Tes urin pada penderita HIV bertujuan untuk mencari antibodi HIV. Namun, tes urin tidak seakurat tes lain yang menggunakan darah atau cairan oral.

4. Tes asam nukleat (NAT)

Dikenal juga sebagai tes HIV RNA, tes ini dapat mendeteksi virus HIV di dalam tubuh dan menentukan berapa banyak virus HIV dalam darah.

Untuk melakukan tes NAT, tenaga medis akan mengambil darah pasien yang diambil dari vena. Meski mahal, tes ini memberikan hasil tercepat karena tes NAT dapat mendeteksi HIV sejak 10 hingga 33 hari setelah terpapar.

Baca Juga: 6 Tips Sehat untuk Penderita HIV dan Aids

Jika tes HIV pertama menunjukkan hasil negatif, bukan berarti pasien tidak terinfeksi HIV. Ada kemungkinan pasien melakukan tes terlalu cepat untuk mendeteksi HIV karena virus masih dalam masa inkubasi atau disebut juga dalam masa jendela (window period).

Window period pada diagnosa HIV sendiri mengacu pada waktu antara paparan HIV dan ketika tes dapat mendeteksi HIV di tubuh Anda. Window period tergantung pada jenis tes HIV yang digunakan.

Sehingga untuk memastikan hasil diagnosa pasien, dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan tes kedua, tepatnya 3 bulan setelah tes pertama.

Jika tes kedua tetap menunjukkan hasil negatif, hal ini berarti pasien dinyatakan tidak terinfeksi HIV. Meski begitu, dokter dapat merekomendasikan pasien melakukan pemeriksaan HIV secara berkala untuk mendeteksi dini kemungkinan terdapat infeksi HIV.

Sedangkan jika tes hiv menunjukkan hasil positif, pasien akan menjalani tes darah rutin untuk memantau perkembangan infeksi HIV sebelum memulai pengobatan. Pemeriksaan lanjutan tersebut antara lain:

  • Viral load: Tes darah untuk memantau jumlah virus HIV dalam darah pasien.
  • Tes CD4: Pemeriksaan untuk menghitung berapa banyak jumlah sel sistem kekebalan tubuh bernama C24 yang bisa menurun karena infeksi HIV.

Setelah melakukan dua pemeriksaan lanjutan tersebut, dokter dapat menentukan rencana dan jenis pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.

Pengobatan HIV dan AIDS

Pengobatan Medis

Hingga saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit HIV dan AIDS. Begitu Anda terinfeksi HIV dan AIDS, tubuh Anda tidak dapat menghilangkan virus meskipun dibantu dengan obat.

Namun, penderita dapat mengendalikan virus HIV pada tubuh dengan mengonsumsi obat tertentu. Obat-obatan ini disebut terapi antiretroviral  atau ART.

Setiap orang yang didiagnosa terkena HIV harus menjalani ART. Terapi ART merupakan kombinasi dari beberapa kelas obat yang berbeda. Terapi ini jalan terbaik untuk menurunkan jumlah HIV dalam darah, meskipun tidak dapat menyembuhkan tubuh Anda.

Beberapa jenis obat dari terapi ART biasanya disesuaikan dengan kondisi penderita. Beberapa jenis obat ART yang diberikan pada penderita yaitu:

  • lopinavir
  • ritonavir
  • dolutegravir
  • lamivudine
  • emtricitabine
  • zidovudine
  • nevirapine, dan lain-lain.

Perawatan Mandiri

Selama terapi obat ART, penderita harus menerapkan pola hidup sehat dan menghindari seks. Tujuannya untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh dan menghindari penularan penyakit.

Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan di rumah yaitu:

  • Konsumsi makanan tinggi nutrisi dan seimbang
  • Istirahat yang cukup
  • Lakukan olahraga secara rutin
  • Menghindari obat-obatan terlarang, alkohol, dan rokok
  • Hindari stres berlebih
  • Lakukan pemeriksaan berkala ke ahli medis
  • Selalu mencuci tangan dengan bersih untuk menghindari paparan virus lainya
  • Tidak mengonsumsi makanan mentah

Segera periksakan ke dokter setelah Anda merasa telah terpapar HIV atau jika Anda mengalami gejala HIV. Dokter dapat membantu Anda menentukan dengan tepat kapan window period HIV Anda sehingga Anda dapat melakukan tes sesegera mungkin dan mengetahui hasil diagnosa Anda. Dokter juga dapat memberitahu Anda apakah Anda memerlukan tes lanjutan.

Baca Juga: Ketahui Gejala HIV bagi Pria dan Wanita

 

Sumber

CDC. (2020). HIV Testing | HIV/AIDS. www.cdc.gov

Verywell Health. (2021). How HIV Is Treated. www.verywellhealth.com

Verywell Health. (2020). How HIV Is Diagnosed. www.verywellhealth.com

Verywell Health. (2020). HIV: Coping, Support, and Living Well. www.verywellhealth.com

WebMD. AIDS and HIV Health Center. www.webmd.com

WebMD. HIV Testing: Types, Procedure, Results, Timing. www.webmd.com