7 Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Anak Diduga Berkebutuhan Khusus

7 Hal Yang Perlu Dilakukan Jika Anak Diduga Berkebutuhan Khusus

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Setiap orangtua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Akan tetapi, bagaimana jika anak tersebut lahir dengan keadaan yang berbeda? Atau, bagaimana jika checklist deteksi gangguan dini yang Anda temui di dunia maya begitu mirip dengan anak Anda?

Adalah hal yang wajar jika Anda panik dan bingung  tentang apa yang harus dilakukan. Berikut beberapa hal yang perlu lakukan jika Anda mendeteksi kebutuhan khusus pada anak.

Baca Juga: Pahami Faktor Risiko Penyebab Down Syndrome

1. Bawalah ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat

Anda dapat membawa anak ke Puskesmas atau rumah sakit. Paramedis  tentu memiliki keahlian untuk menegakkan diagnosis pada anak.

Jika kebutuhan khusus terkait perkembangan, emosi, dan perilaku, Anda juga dapat mengunjungi dokter anak, psikolog atau psikiater.

Memeriksakan anak mungkin membuat Anda takut, tetapi yakinlah hal tersebut akan berdampak positif. Karena semakin dini intervensi, maka semakin baik dampaknya.

2. Jika hasil pemeriksaan menyatakan ABK, ikuti petunjuk dan saran yang diberikan

Setelah anak mendapatkan diagnosis kebutuhan khusus tertentu, mintalah saran dari ahli yang memeriksa anak Anda.

Mereka biasanya akan merencanakan intervensi apa saja yang sebaiknya diambil oleh anak Anda. Dengarkan, dan ikuti petunjuk mereka.

Selain itu, Anda juga dapat mencari saran dari ahli lain.

3. Banyaklah membaca referensi terkait kebutuhan khusus anak Anda

Anda mungkin sering membaca bagaimana cara mendidik anak, tetapi mungkin jarang jika berkaitan dengan ABK.

Karenanya, mulailah membaca buku, novel, jurnal, dan artikel yang membahas kebutuhan khusus anak Anda.

Melalui membaca, wawasan Anda terhadap karakteristik dan penanganan anak Anda akan semakin luas.

Jika Anda suka menonton film, menyaksikan film yang membahas kebutuhan khusus tertentu bisa jadi juga akan membuat Anda tak merasa sendiri.

4. Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai

Semua anak memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak.

Anak berkebutuhan khusus umumnya bersekolah di sekolah khusus (SLB) atau sekolah inklusi.

Diskusikan dengan ahli di sekolah tersebut tentang kebutuhan apa saja yang sesuai dengan anak Anda.

5. Kembangkan potensi yang dimiliki anak

Pernahkah Anda membaca berita tentang para seniman berbakat atau para atlet peraih medali emas yang ternyata memiliki kebutuhan khusus?

Kita semua tahu bahwa Tuhan memberikan kekurangan dan kelebihan pada tiap manusia.

Karenanya, jangan putus asa serta kenali dan temui potensi anak Anda untuk dikembangkan. Siapa tahu mereka juga bisa menjadi seniman atau para-atlet, kan?

6. Ikutlah dalam support group

Berada di dalam komunitas yang memiliki kesamaan tentu akan membuat Anda merasa tak sendiri.

Bergabunglah dalam grup orangtua dengan anak berkebutuhan khusus di kota Anda atau di dunia maya.

Kelompok tersebut seringkali mengadakan acara diskusi hingga berbagi tips mengatasi masalah yang mungkin juga Anda alami.

Baca Juga: Pahami Perbedaan Disabilitas dan Difabel

7. Terus dampingi dan latih anak menjadi mandiri

Mendampingi dan mendidik anak merupakan tugas orangtua. Karenanya, latihlah anak untuk mandiri.

Ajari mereka mengurus diri sendiri hingga mandiri.

Meskipun hal ini tidak mudah dan membutuhkan usaha keras, yakinlah bahwa konsistensi yang Anda usahakan akan berbuah hasil suatu hari nanti.

Kiat Sesuai Jenis Kebutuhan Khusus

Selain 7 hal tadi, berikut beberapa kiat bagi orangtua dengan ABK sesuai dengan jenis kebutuhan khususnya:

  • Jika anak tunanetra, jangan takut untuk mengajak anak berjalan-jalan dan mengenal lingkungan. Kenalkan anak dengan audiobook yang membantu mereka mengenal dunia lewat buku.
  • Jika tunarungu, kenalkan dengan bunyi dan irama lewat getaran. Anda bisa menggunakan berbagai macam benda. Belajarlah bahasa isyarat bersama anak dan tuntunlah untuk melihat wajah dan gerakan bibir tiap menyimak perkataan orang lain.
  • Bila anak berhambatan intelektual, ajarkan dengan pengulangan terus-menerus. Latih juga si kecil untuk dapat mengurus diri sendiri.
  • Jika anak berhambatan fisik, latihlah motorik yang masih berfungsi atau berlatihlah dengan alat bantu yang digunakan. Ajaklah anak berolahraga jika memungkinkan.
  • Bagi anak dengan masalah emosi dan perilaku, berilah aturan yang tegas dan konsisten. Tak lupa, berilah contoh yang baik.
  • Untuk ADHD, bantu mereka mengatur rutinitas harian, membuat aturan yang tegas dan konsisten, serta mengurangi distraksi dapat Anda terapkan. Berilah perintah secara jelas dan jangan lupakan penguatan positif.
  • Bagi anak autis, ketahui sensitivitasnya terhadap rangsangan tertentu. Cari tahu juga kebutuhan sensori diet, biomedis, dan terapi perilaku yang dibutuhkan. Siapkan jadwal rutinitas bergambar yang membantu mereka menghindari kecemasan akan ketidakpastian.
  • Jika anak lamban belajar atau berkesulitan belajar, gunakan media pembelajaran yang menarik, berikan pengulangan, terapkan pembelajaran multisensori dan terus dampingi anak. Berikan penguatan positif agar mereka terus memiliki motivasi.
  • Jika anak memiliki gangguan bicara, ajaklah anak untuk berlatih bercerita dan berkomunikasi dua arah. Banyaklah berlatih dengan boneka tangan, atau media visual lain.
  • Jika anak cerdas atau berbakat istimewa, berikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk mengembangkan potensinya. Dukung mereka tanpa memberikan tekanan yang dapat merusak psikologisnya. Beri juga kesempatan mereka untuk bergaul dengan teman sebaya agar kemampuan sosial dan emosinya berkembang.
  • Jika anak Anda tunaganda, berilah rangsangan sensoris yang konsisten. Latihlah kemandirian dan beri kegiatan harian yang fungsional dan nyata secara bertahap. Misal membuat program melatih sikat gigi yang terstruktur. Motivasi anak agar dapat melakukan kegiatan.

Catatan Penting untuk Orangtua

Memiliki anak berkebutuhan khusus memang memerlukan kesabaran dalam merawat, dan memenuhi haknya. Ditambah, menelantarkan atau menyembunyikan mereka adalah tindakan yang melanggar HAM.

Sedih dan putus asa mungkin Anda rasakan, tetapi hindari diri untuk berlarut dalam perasaan rasa bersalah atau kemarahan.

Selain itu, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dan lingkungan yang inklusif agar setiap anak berkebutuhan khusus dapat mendapatkan haknya secara optimal dan maksimal.

Baca Juga: Sering Dianggap Sama, Ketahui Perbedaan Autisme dan Down Syndrome

Sumber

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. (2013). Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus bagi Pendamping (Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat). www.kemenpppa.go.id

Hidayah, N. dkk (2019). Pendidikan Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus. Bantul: Samudera Biru

Help Guide. (2021). Helping Your Child with Autism Thrive.  www.Helpguide.org

Webmd. (2021) Parenting a Child on the Autism Spectrum.   www.webmd.com

Healthline. (2017). Parenting Tips for ADHD: Do’s and Don’ts.  www.healthline.com