Waspadai Gejala Atresia Ani pada Bayi

Waspadai Gejala Atresia Ani pada Bayi

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 Desember 2022

 

Atresia ani atau anus imperforata adalah cacat lahir yang terjadi saat bayi masih tumbuh dalam rahim. Cacat ini berarti seorang bayi memiliki anus yang tidak berkembang dengan baik, oleh karena itu tidak dapat mengeluarkan feses secara normal dari rektum. Atresia ani terjadi pada sekitar 1 dari sekitar 5000 kelahiran dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki daripada perempuan.

Kondisi ini akibat oleh anomali perkembangan normal pada daerah anus. Kadang fistula atau saluran yang terhubung secara tidak normal muncul pada area antara usus dan vagina pada bayi perempuan, atau pada bagian antara usus dan saluran kemih pada bayi laki-laki. Kondisi ini berkembang dalam rahim selama minggu kelima hingga ketujuh kehamilan.

Baca Juga: Tanda BAB Sehat pada Bayi yang Baru Lahir

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit ini. Menurut sebuah penelitian, kondisi tersebut dapat terjadi sebagai respon terhadap mutasi pada satu atau lebih gen yang mungkin terkait dengan faktor lingkungan tertentu, seperti penggunaan obat-obatan selama kehamilan.

Atresia ani dapat terjadi dalam beberapa bentuk, antara lain:

  • Rektum bisa berada pada kantong yang tidak terhubung dengan usus besar.
  • Rektum mungkin memiliki bukaan ke struktur ani. Ini termasuk uretra, kandung kemih, pangkal penis atau skrotum pada bayi laki-laki, atau vagina pada bayi perempuan.
  • Dan kemungkinan ada penyempitan pada anus atau tidak ada anus.

Gejala

Tanda dan gejala atresia ani berbeda-beda, tergantung pada jenis cacat yang ada pada bayi sejak lahir. Gejala secara umum meliputi:

  • Tidak ada lubang anus.
  • Lubang anus berada pada tempat yang salah, seperti terlalu dekat dengan vagina.
  • Tidak buang air besar dalam waktu 24 sampai 48 jam setelah kelahiran.
  • Perut bengkak.
  • Fistula abnormal, antara rektum bayi dan sistem reproduksi atau saluran kemih.
  • Inkontinensia, tidak dapat menahan kencing atau buang air besar.
  • Infeksi pada area dimana lubang yang salah tempat dan memungkinkan feses melewati jalur yang tidak semestinya, seperti uretra, vagina, skrotum, atau pangkal penis.

Diagnosa

Diagnosa penyakit ini dengan melakukan pemeriksaan fisik setelah lahir. Rontgen abdomen dan ultrasonografi abdomen dapat membantu memberitahukan sejauh mana kelainan tersebut. Setelah mendiagnosa, dokter juga akan melakukan pemeriksaan kelainan lain yang terkait dengan kondisi tersebut. Tes yang dokter lakukan mungkin termasuk:

  • Sinar-X tulang belakang untuk mendeteksi kelainan tulang.
  • USG panggul.
  • Ultrasonografi tulang belakang, mencari kelainan pada sumsum tulang belakang.
  • Ekokardiografi, untuk pemeriksaan adanya kelainan jantung.
  • Magnetic resonance imaging (MRI), untuk mencari adanya cacat esofagus seperti pembentukan fistula dengan batang tenggorokan.

Pengobatan

Penanganan pada anus imperforata berbeda-beda, bergantung pada jenis malformasi yang pada bayi Anda. Dalam kebanyakan kasus, perlu operasi bedah sebagai pengobatan cacat. Prosedur pembedahan ini disebut Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP) dan operasi dapat dilakukan segera setelah kelahiran bayi. Pengobatan lain mungkin juga perlu jika ada kondisi terkait lainnya.

Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP)

Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki atresia ani dengan memindahkan lubang anus ke lokasi yang benar. Laparoskopi adalah prosedur bedah dengan membuat sayatan kecil yang memungkinkan untuk ahli bedah mengakses bagian dalam perut dan panggul. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi rasa sakit, dan proses penyembuhan yang lebih cepat daripada pembedahan lainnya.

Bedah kolostomi

Kolostomi adalah prosedur untuk membuat lubang pada dinding perut untuk memungkinkan kotoran dan gas dapat keluar dari tubuh sampai operasi korektif dapat dilakukan. Setelah PSARP dilakukan, pembukaan kolostomi tersebut akan ditutup. Biasanya dalam beberapa bulan setelah melakukan operasi korektif, setelah area bedah sembuh.

Program manajemen BAB

Ketika seorang anak memiliki tipe atresia yang kompleks, bagian dari rencana perawatan keseluruhan adalah memulai program pelatihan buang air besar untuk membantu anak mengatasi masalah sembelit atau inkontinensia.

Program pelatihan BAB terdiri dari tim multidisiplin dari layanan kesehatan seperti:

  • Ahli urologi
  • Ahli gastroenterologi
  • Spesialis pengobatan dan rehabilitasi fisik
  • Ahli bedah kolorektal
  • Ahli gizi
  • Psikolog atau ahli kesehatan mental

Pengobatan yang mungkin menjadi bagian dari program meliputi:

  • Pengujian diagnostik
  • Konsultasi dan konseling gizi
  • Konseling perilaku dan kesehatan mental
  • Koordinasi perawatan medis serta manajemen bedah
  • Rehabilitasi dasar panggul, untuk membantu membangun otot dasar panggul

Baca Juga: Bayi Tidak Buang Air Besar, Apakah Berbahaya?

Sumber

Very Well Health. (2020). What Is an Imperforate Anus?. www.verywellhealth.com

Healthline. (2018). Imperforate Anus. www.healthline.com

Medline Plus. (2019). Imperforate anus. medlineplus.gov

Children’s Minnesota. (2015). IMPERFORATE ANUS. www.childrensmn.org