Tanda BAB Sehat pada Bayi yang Baru Lahir

Tanda BAB Sehat pada Bayi yang Baru Lahir

Penulis: Opie | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 6 Maret 2023



Bayi yang baru lahir tentu belum mampu memberitahu Anda tentang keadaannya dengan lisan. Karenanya, penting bagi orang tua untuk memahami tanda-tanda yang merefleksikan kesehatan bayi Anda. Salah satunya dengan memperhatikan karakteristik dari BAB si kecil.

Rutin memonitor feses di popok bayi dapat membantu Anda memahami keadaan dan kesehatan bayi Anda yang baru lahir. Karakteristik feses bayi juga dapat membantu meyakinkan bahwa bayi Anda tidak mengalami dehidrasi atau sembelit. Dengan kata lain, BAB yang sehat mencerminkan kesehatan buah hati Anda. Lalu, apa saja yang perlu Anda perhatikan?

1. Warna Kotoran Bayi

BAB berwarna kuning dengan konsistensi yang lembek adalah keadaan yang sangat normal untuk bayi yang diberi ASI. Walaupun begitu, terdapat berbagai macam corak normal lainnya yang mungkin Anda temukan ketika hendak mengganti popok bayi Anda yang sudah penuh. Berikut adalah warna kotoran normal pada bayi dari masa ke masa:

  • Hitam atau hijau tua. Setelah lahir, BAB pertama bayi berwarna hitam dan keluar dengan sangat lambat. Jenis kotoran bayi ini dikenal dengan nama mekonium.
  • Kuning kehijauan. Saat bayi mulai mencerna ASI, mekonium diganti denganBAB berwarna kuning kehijauan.
  • Kuning. Bayi yang baru lahir yang sudah biasa mengonsumsi ASI biasanya mengeluarkan limbah yang berwarna mustard terang.
  • Kuning atau cokelat. Kotoran pada bayi yang diberikan susu formula kemungkinan akan berwarna kuning atau coklat dengan sedikit warna hijau, dengan konsistensi yang lebih kaku namun tidak lebih keras dari selai kacang.

Begitu bayi Anda mulai mengonsumsi makanan padat, BAB yang dikeluarkan akan memiliki warna yang lebih beragam. Anda wajib menghubungi dokter ketika mendapati kotoran bayi Anda dengan kondisi berikut ini:

  • Masih hitam beberapa hari setelah lahir
  • Merah atau berdarah
  • Berwarna putih atau abu-abu
  • BAB dengan intensitas yang lebih sering dan dan sangat berair serta berlendir.
  • BAB dengan intensitas yang lebih jarang dari biasanya dengan  konsistensi yang lebih keras, kering, dan sulit untuk dikeluarkan.

2. Frekuensi BAB

Rata-rata Anda akan mengganti 10 popok kotor per hari selama beberapa bulan pertama, dan kemudian akan berkurang menjadi 2-4 kali sehari ketika bayi menginjak usia sekitar 4 bulan. Ketika membahas tentang seberapa sering sebaiknya bayi BAB, beberapa ahli menyatakan bahwa adalah hal yang normal bagi bayi yang disusui untuk BAB sekali setiap minggu, tetapi juga normal bagi bayi yang buang air besar tepat setiap kali setelah menyusu.

Walaupun begitu, pada umumnya frekuensi BAB bayi yang mengonsumsi susu formula akan lebih jarang jika dibanding dengan bayi yang mengonsumsi ASI. Secara garis besar, frekuensi BAB bayi Anda terkadang bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan, selama bayi Anda mengeluarkannya dengan mudah dan tanpa rasa sakit.

Baca Juga : Perkembangan Bayi 7 Bulan, Mulai Merangkak dan Berekspresi

3. Bau Feses Bayi

Saat usus bayi terkolonisasi dengan bakteri, feses menjadi lebih berbau. Dalam beberapa hari pertama, kotoran bayi baru lahir normalnya hampir tidak memiliki bau. Bayi yang diberi ASI biasanya tidak mengeluarkan feses dengan bau yang berlebihan, sedangkan bayi yang diberi susu formula seringkali memiliki bau yang lebih menyengat.

Dalam beberapa kasus, feses yang sangat bau menjadi indikasi penyerapan nutrisi yang tidak memadai. Tetapi jika bayi tumbuh dengan baik dan warna serta konsistensi feses normal, maka aroma feses yang menyengat ini mungkin saja bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.

4. Ekspresi Bayi

Ketika sedang BAB, mayoritas bayi akan menunjukkan ekspresi meringis dengan wajah yang memerah, terutama pada beberapa bulan pertama. Yang perlu Anda waspadai adalah jika bayi Anda menjadi menangis hebat setiap kali sedang BAB.

Keadaan ini mungkin menjadi pertanda bahwa feses bayi keras dan susah dikeluarkan. Namun, kondisi tersebut juga tidak menutup kemungkinan adanya masalah dengan anatomi rektum bayi Anda.

5. Kuantitas

Kuantitas feses bayi yang baru lahir sangat bervariasi, namun ada kelainan langka yang dapat mengurangi kuantitas feses atau bahkan menghambat BAB bayi. Setelah melewati hari pertama, kuantitas feses biasanya berhubungan langsung dengan jumlah ASI atau susu formula yang dikonsumsi bayi.

Baca Juga : 7 Tanda Bayi Tumbuh Gigi dan Cara Mengatasinya

Sumber