Penyebab Hipotermia serta Gejalanya dari Ringan sampai Berat

Penyebab Hipotermia serta Gejalanya dari Ringan sampai Berat

Penulis: Dita | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 29 Oktober 2022

Hipotermia merupakan kondisi medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat dari kemampuannya memproduksi panas itu sendiri. Akibatnya, suhu tubuh akan menurun drastis.

Suhu tubuh manusia normal biasanya berada pada kisaran 37 derajat Celcius. Sementara orang yang mengalami hipotermia akan mengalami penurunan panas hingga suhunya berada di bawah 35 derajat Celcius.

Ketika suhu tubuh menurun, jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya tidak akan bisa berfungsi normal. Jika dibiarkan, hipotermia dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang serius dan bisa menyebabkan penderitanya mengalami gagal jantung, gagal napas dan pada akhirnya mengalami kematian.

Penyebab Hipotermia

Secara umum, kondisi hipotermia disebabkan oleh paparan suhu udara yang dingin. Ketika keseimbangan produksi panas tubuh dan jumlah panas yang dilepaskan tidak seimbang, hipotermia bisa terjadi.

Dalam banyak kasus, hipotermia terjadi ketika seseorang berada di daerah dengan suhu dingin tanpa adanya penghangat (seperti api atau pemanas listrik) dan tidak dilengkapi dengan pelindung berupa pakaian yang memadai.

Karena hipotermia sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, para pendaki gunung dengan puncak yang tinggi, berusaha menghindari kondisi ini dengan mengenakan pakaian berteknologi tinggi. Pakaian ini didesain agar mampu melindungi pemakainya dari udara yang berangin kencang.

Hipotermia juga bisa terjadi ketika Anda bersentuhan langsung dengan sesuatu yang sangat dingin seperti air. Air memiliki kemampuan yang baik dalam memindahkan panas dari tubuh. Mandi dengan air dingin bisa menghilangkan panas tubuh lebih cepat dibanding udara dingin.

Meskipun kebanyakan kasus hipotermia terjadi pada orang yang berada di kawasan dengan suhu ekstrem, daerah yang suhunya sedang juga bisa menyebabkan hipotermia. Hal ini dipengaruhi oleh usia, massa tubuh, lemak tubuh, kondisi kesehatan secara umum serta lamanya orang tersebut terkena paparan udara dingin.

Orang yang memiliki faktor risiko tinggi terkena hipotermia termasuk mereka yang sedang kelelahan, lansia, anak-anak dan bayi serta orang-orang yang memiliki masalah mental. Mereka yang menderita demensia atau kondisi kesehatan lain cenderung tidak memahami kondisi dingin di sekitarnya sehingga mereka lebih berisiko mengalami hipotermia.

Selain paparan suhu dingin, kondisi medis khusus juga bisa memicu tubuh kehilangan panas lebih cepat. Penyakit seperti diabetes, masalah pada kelenjar tiroid, penggunaan obat-obatan tertentu serta trauma juga bisa memicu hipotermia. Begitu juga dengan pengguna obat-obatan atau mereka yang mengonsumsi alkohol.

Gejala Hipotermia

Orang yang mengalami hipotermia akan mengalami berbagai gejala mulai dari gejala ringan sampai gejala berat. Tubuh yang menggigil adalah gejala pertama yang harus Anda perhatikan saat suhu tubuh mulai turun. Menggigil merupakan mekanisme pertahanan otomatis tubuh saat suhu turun untuk menghangatkan dirinya sendiri.

Selain itu, gejala hipotermia bisa berbeda pada orang dewasa dan anak-anak. Pada orang dewasa, gejalanya meliputi:

  • Pernapasan menjadi lambat dan pendek
  • Kebingungan, kadang terjadi kehilangan ingatan
  • Merasa mengantuk dan kelelahan
  • Kehilangan koordinasi gerak tubuh, tangan meraba-raba dan langkah kaki yang tersandung
  • Denyut nadi melambat dan lemah hingga hilang kesadaran.

Pada hipotermia berat, seseorang mungkin akan kehilangan kesadaran tanpa adanya tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi yang jelas. Pada bayi, gejala hipotermia yang paling umum adalah kulit yang memerah dan terasa dingin saat disentuh. Bayi juga biasanya kelihatan lemah seperti kekurangan tenaga.

Orang yang mengalami hipotermia biasanya tidak sadar dengan kondisinya karena gejalanya biasanya muncul perlahan-lahan. Karena menyebabkan kebingungan, orang tersebut semakin sulit mendeteksi adanya masalah pada dirinya. Karena itu, penting bagi orang di sekitarnya untuk membaca gejala-gejalanya agar penanganan dapat segera dilakukan.

Baca Juga: Kenali Gejala dan Penyebab Alergi Dingin

 

Sumber

Mayo Clinic (2020). Hypothermia. www.mayoclinic.org

Webmd (2019). Hypothermia. www.webmd.com

Medical News Today (2018). Everything You Need to Know About Hypothermia. www.medicalnewstoday.com

CDC (2019). Prevent Hypothermia and Frostbite. www.cdc.gov

Medicine Net (2021). Hypothermia. www.medicinenet.com