Penyebab Gangguan Kelenjar Bartholin

Penyebab Gangguan Kelenjar Bartholin

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Penyebab gangguan kelenjar bartholin memang harus diketahui terutama oleh wanita. Alasannya, salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan adalah kista bartholin. Kista bartholin ada ketika kelenjar bartholin di vagina tersumbat.

Saat terjadi penyumbatan ini, bisa membuat benjolan yang menyebabkan iritasi serta nyeri ketika duduk, berjalan, ataupun berhubungan seks. Kista bartholin kecil memang bisa sembuh dengan sendirinya seiring dengan waktu. Namun jika terinfeksi, tetap memerlukan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Benjolan Di Vagina, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Kista Bartholin?

Kista bartholin atau kista vulva merupakan jenis kista vagina yang terbentuk pada kedua sisi labia (bibir vagina) yang terletak di lubang vagina. Ini dinamakan dengan kelenjar bartholin yang merupakan dua kelenjar kecil penghasil cairan yang membantu untuk melumasi. Labia dan kelenjar bartholin merupakan bagian dari pada sistem reproduksi.

Kista bartholin terjadi saat adanya penyumbatan di bukaan salah satu kelenjar ini dan membuat lendir menumpuk serta terbentuk benjolan. Pada umumnya, ini hanya terjadi di salah satu dari dua kelenjar bartholin tersebut.

Pada beberapa kista bartholin, memang ukurannya kecil dan tidak menimbulkan sakit. Akan tetapi, apabila kita terinfeksi bakteri, bisa juga terbentuk abses. Saat terinfeksi, kista bartholin bisa sangat sakit dan akan membutuhkan perawatan medis lebih lanjut.

Apa Penyebab Kista Bartholin?

Seperti yang telah disebutkan bahwa kelenjar bartholin akan menghasilkan cairan pelumas yang akan membantu mengurangi rasa sakit saat berhubungan seks. Cairan ini akan mengalir dari kelenjar bartholin hingga ke saluran bawah depan dan ke dalam vagina.

Apabila terjadi penyumbatan lendir di saluran ini, selanjutnya cairan pelumas akan menumpuk. Selanjutnya, jika terus dibiarkan maka penumpukan ini akan membuat saluran semakin melebar dan membentuk kista bartholin. Reaksi kekebalan tubuh terhadap agen infeksi bakteri ini juga dapat membuat penyumbatan dan abses.

Ada beberapa contoh bakteri yang bisa menyebabkan terjadinya absis atau penyumbatan ini, seperti:

  •   Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini bisa menyebabkan gonore yaitu sebuah penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual.
  •   Chlamydia trachomatis, yang merupakan bakteri penyebab klamidia.
  •   Escherichia coli, yang bisa mempengaruhi suplai cairan serta menjadi penyebab kolitis hemoragik.
  •   Streptococcus pneumoniae, yang bisa menjadi penyebab pneumonia serta infeksi telinga tengah.
  •   Haemophilus influenzae, yang menjadi bakteri penyebab infeksi telinga serta infeksi saluran pernapasan.

Para ahli, memang belum menemukan bukti secara pasti bahwa gangguan pada kelenjar bartholin berupa kista ini dapat ditularkan lewat hubungan seks.

Gejala

Banyak kista bartholin yang memiliki ukuran kecil serta tidak menimbulkan gejala. Biasanya, hanya iritasi ringan saja. Apabila kista bartholin membentuk abses (infeksi), ada beberapa gejala yang mungkin terjadi seperti:

  • Rasa sakit dan ketidaknyamanan ketika berhubungan seksual, duduk, berjalan, atau ketika membersihkan vagina setelah buang air kecil.
  • Terjadi pembengkakan serta nyeri tekan di area tersebut.
  • Kedinginan dan demam.
  • Kemerahan.
  • Perubahan ukuran kista yang semakin membesar.

Pengobatan

Pengobatan kista bartholin tergantung dari gejalanya. Jika memang cukup mengganggu, ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan seperti:

  • Berendam di air hangat. Berendam di air hangat beberapa kali sehari bisa membantu kista yang berukuran kecil untuk pecah dan terdrainase. Anda dapat melakukannya dalam 3-4 hari.
  • Drainase surgical. Saat kista berukuran besar atau mengalami infeksi, bisa dilakukan drainase surgical dengan sedasi atau bius lokal.
  • Antibiotik. Antibiotik juga dibutuhkan untuk membunuh bakteri terutama jika memang terinfeksi patogen yang bisa menjadi penyebab penyakit menular seksual.
  • Marsupialisasi. Apabila kista berulang dan mengganggu, dapat juga dilakukan tindakan marsupialisasi. Dokter akan membuat jahitan di setiap sisi ini sisi agar membuat jalan keluar permanen bagi kista yang ukurannya kurang dari 6 mm.
  • Pengangkatan kelenjar. Untuk kasus yang cukup jarang terjadi, misalnya jika pengobatan tidak berhasil, dokter juga bisa melakukan pengangkatan kelenjar bartholin lewat tindakan pembedahan.

Penyebab gangguan kelenjar bartholin yang telah dijelaskan tentunya akan semakin membuat anda waspada jika mengalaminya. Tidak ada cara khusus yang mampu mencegah adanya kesabaratoline secara efektif. Hal yang penting adalah tetap menjaga kebersihan organ intim untuk mencegah terjadinya infeksi.

Baca Juga: 10 Penyebab Vagina Bengkak yang Perlu Anda Pahami

Sumber

Cleveland Clinic. (2021). Bartholin Cyst. my.clevelandclinic.org

Mayo Clinic. (2022). Bartholin’s cyst. www.mayoclinic.org

NHS. (2021). Bartholin’s cyst. www.nhs.uk

Web MD. (2020). Bartholin’s Cyst. www.webmd.com