Pandangan Psikologi Tentang Bucin

Pandangan Psikologi Tentang Bucin

Penulis: Shania | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 7 November 2022

 

Kisah percintaan dan segala romansanya memang memberikan ketertarikan sendiri bagi setiap orang. Tidak jarang istilah bucin atau budak cinta menjadi melekat pada orang-orang yang memiliki rasa cinta dan mengabdikan diri seutuhnya untuk pasangan. Tidak ada cara yang paling benar atau paling salah dalam mengungkapan rasa cinta. Setiap orang memiliki karakteristik, bahasa, dan cara sendiri untuk mengungkapkan cintanya kepada orang lain. Akan tetapi, sebagian besar orang menganggap bahwa “bucin” mampu memberikan apa saja bahkan yang merugikan diri sendiri atau orang lain dan mengatasnamakan cinta.

Apakah Anda termasuk dalam kategori bucin? Para ahli psikologi menjelaskan bahwa terdapat bagian dari diri manusia yang mendorongnya untuk menunjukan cinta dan terjebak dalam “blind love” atau cinta buta. Saat hormon pada cinta ini mendominasi maka, dia mampu mengganggu kemampuan kritikal pada otak Anda.

Baca Juga: Pengaruh Feromon saat Jatuh Cinta

Penyebab Bucin menurut Pandangan Psikologi

Budak cinta atau bucin, dianggap sebagai orang-orang tidak dapat melihat sisi logis dari sebuah tindakan yang dilakukan pasangannya. Terkadang, mereka juga melihat bahwa pasangan mereka adalah sosok yang sempurna dan yang terbaik. Tindakan cinta dari pelaku bucin juga dapat terjadi, meskipun pasangan atau orang yang disukai lebih memilih orang lain. Hal ini dilakukan untuk menunjukan dedikasi dari cinta kepada orang yang disukai.

Secara psikologis, perilaku bucin dilihat sebagai sebuah fase dalam kehidupan percintaan seseorang. Tidak hanya anak muda, namun perilaku bucin dapat berlaku pada setiap orang. Ketakutan akan perpisahan atau rasa kehilangan umumnya menjadi penyebab utama seseorang berperilaku sebagai bucin. Secara garis besar, psikologi membagi penyebab bucin menjadi dua hal, yaitu:

1. Kimia

Salah satu hormon yang dilepaskan saat Anda jatuh cinta adalah hormon dopamin. Hormon dopamin dilepaskan secara masif sehingga mempengaruhi kinerja otak dan mengurangi tingkat kekritisan serta rasionalitas dalam Anda berpikir. Oleh karena itu, saat Anda mengalami jatuh cinta yang mendalam semuanya akan terasa menyenangkan meskipun itu menyakitkan. Anda juga akan menciptakan alasan-alasan untuk memberikan kepuasan tersendiri pada otak Anda.

2. Psikologis

Faktor psikologis merupakan salah satu faktor seseorang memilih untuk berperilaku bucin secara terus menerus. Pemahaman konsep mencintai diri sendiri, kestabilan mental, kecerdasaan emosional, dan tidak menyadari nilai pada diri sendiri dapat memberikan dampak psikologis yang menyebabkan seseorang berperilaku bucin. Mereka akan merasa bahwa orang lain akan memberikan nilai, cinta, atau menjaga kesehatan mental serta emosional. Padahal sebenarnya, pasangan kita hanya mampu menjadi pendukung kesehatan kita secara psikologi, selebihnya Anda yang bisa menentukan pilihan untuk diri Anda sendiri. Tidak jarang seseorang yang Anda cintai akan melukai dan memberikan trauma psikologis baru bagi Anda.

Dampak Negatif Bucin

Anda mungkin akan menikmati perilaku bucin, terutama jika pasangan Anda memberikan respon yang baik. Namun, ada beberapa dampak negatif yang mungkin Anda terima saat mencintai seseorang berlebihan dan menjadi bucin, antara lain:

1. Lingkungan Pertemanan yang Sempit

Pada fase bucin, Anda tidak akan mempedulikan orang lain. Anda hanya memikirkan pasangan atau orang yang Anda sukai. Oleh karena itu, secara sadar atau tidak sadar Anda akan mulai menutup diri terhadap lingkungan sekitar Anda. Beberapa teman Anda mungkin juga akan merasa tidak nyaman karena melihat tindakan berlebihan yang Anda berikan kepada pasangan. Mereka mungkin akan mulai mengkritik karena merasa tindakan Anda merugikan atau tidak sepantasnya.

Hal ini perlu Anda pikirkan dengan matang-matang, bisa jadi perkataan dari teman-teman atau lingkungan sekitar adalah benar adanya. Jangan sampai Anda terobsesi dan merugikan diri sendiri.

2. Sulit Mencapai Tujuan

Anda memiliki aspek kehidupan lain selain kehidupan percintaan. Saat, Anda terlalu fokus untuk memenuhi semua keinginan dan harapan pasangan, tak jarang Anda akan mengesampingkan aspek kehidupan lainnya. Hal itu akan menyebabkan tujuan kehidupan Anda sulit tercapai dan mungkin Anda sudah kehilangan kesempatan untuk meraihnya ketika menyadari kejadian ini.

3. Melukai Psikologis

Anda yang berada dalam fase bucin, selalu memiliki alasan pembenaran untuk memenuhi keinginan yang diminta oleh orang yang dicintainya. Guna memenuhi segala permintaan itu, tak jarang Anda akan mengesampingkan diri sendiri dan membiarkan Anda terus terluka secara psikologis. Pada akhirnya Anda hanya akan kelelahan dan menumpuk luka yang mendalam. Oleh karena itu, sebaiknya hargai diri Anda sendiri, karena Anda pantas dicintai dan mencintai secara seimbang dan sehat.

Baca Juga: Kenali 8 Pertanda Ketika Pria Sedang Jatuh Cinta

Sumber

BBC. (2004). Science proves that love is blind. www.bbcnews.uk

Psychology today. 4 Reasons We Blind Ourselves to Our Bad Relationships. www.psychologytoday.com

Healthline. (2008). Is love really so blind?. www.thepsychologist.bps.org.uk

Exploring Your Mind. (2020). Dangers Blind-Love. www.exploringyourmind.com