Pahami Sindrom Geriatri pada Lansia
Pahami Sindrom Geriatri pada Lansia
Penulis: Justina | Editor: Ratna
Sindrom geriatri merupakan suatu kumpulan penyakit atau kondisi yang sering terjadi pada lansia. Berikut beberapa sindrom geriatri yang sering dialami oleh lansia.
1. Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine merupakan suatu kondisi di mana tubuh kehilangan kontrol atas kandung kemih yang membuat seseorang tidak mampu mencegah urin yang bocor keluar. Hal ini bisa terjadi karena faktor stres seperti batuk, selama atau setelah kehamilan, dan lebih sering terjadi pada tubuh yang mengalami obesitas. Kemungkinan terjadinya inkontinensia urine akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Selain itu, inkontinensia urine juga bisa dialami oleh lansia karena otot panggul sudah melemah, otot kandung kemih terlalu aktif, saraf yang mengatur fungsi kandung kemih mengalami kerusakan, serta mengalami beberapa penyakit sendi yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk berjalan ke kamar mandi saat ingin buang air kecil. Untuk mencegah dan meredakannya, perlu dilakukan kontrol kandung kemih dan latihan dasar panggul atau Kegel.
2. Instabilitas
Instabilitas merupakan kondisi gangguan kestabilan yang membuat seseorang mudah terjatuh. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kita melihat beberapa kasus cedera serius terjadi pada lansia.
Ada banyak hal yang menyebabkan para lansia mengalami instabilitas, seperti:
- Kepala terasa pusing
- Tubuh sulit untuk digerakkan
- Mengalami nyeri pada sendi
- Mengalami gangguan penglihatan
- Baru saja minum obat yang menyebabkan mengantuk atau linglung
- Mengalami malnutrisi yang bisa disebabkan karena hilangnya nafsu makan
Lansia yang mengalami jatuh karena instabilitas harus segera diobati di fasilitas kesehatan terdekat agar dapat diobati dengan cepat dan tepat.
3. Intellectual Impairment
Kondisi ini merupakan gangguan memori atau gangguan fungsi otak atau kognitif yang kerap dialami oleh para lansia. Intellectual impairment yang kerap terjadi yaitu demensia yang membuat para lansia mengalami penurunan cara berpikir dan daya ingat.
Hal ini mungkin akan membuat lansia mengalami kesulitan untuk melakukan sosialisasi dengan orang lain dan menurunkan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami demensia biasanya juga erat terkait dengan gangguan mental lainnya seperti depresi.
Demensia dapat terjadi mulai dari tingkat keparahan yang ringan sampai berat. Jika mengalami demensia yang parah, penderitanya benar-benar tidak mampu hidup mandiri sehingga harus dibantu oleh orang lain, termasuk saat melakukan kegiatan mendasar seperti buang air, makan, dan minum.
4. Mengalami Gangguan Tidur
Seseorang yang sudah lanjut usia pada umumnya mengalami gangguan tidur, seperti tidak bisa mendapatkan tidur yang berkualitas atau nyenyak dan mudah terbangun. Jika terbangun, maka akan sulit untuk kembali tidur. Hal ini dapat menyebabkan lansia menjadi lesu setelah bangun pada pagi hari.
Kondisi ini bisa disebabkan karena lansia sering mengonsumsi obat-obatan yang mungkin memiliki efek samping yang membuat mereka mengalami kesulitan untuk tidur pada malam hari. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan terapi perilaku selama enam minggu atau lebih seperti tidur pada jam yang sama setiap hari, tidak menyalakan lampu di tempat tidur, tidak tidur siang, mandi air hangat sebelum tidur, aktif berolahraga, dan tidak minum air terlalu banyak sebelum tidur.
5. Delirium
Delirium merupakan suatu kondisi di mana terjadi perubahan mendadak di otak yang menimbulkan kebingungan mental dan gangguan emosional. Hal tersebut dapat membuat lansia mengalami kesulitan untuk berpikir, mengingat dan memperhatikan sesuatu, tidur, dan masih banyak lagi.
Delirium bisa disebabkan karena seseorang mengalami penyakit yang menyebabkan peradangan dan infeksi seperti pneumonia yang dapat mengganggu fungsi otak. Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat tekanan darah atau penyalahgunaan obat juga dapat mengganggu zat kimia di otak.
6. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan suatu kondisi di mana tulang menjadi lemah yang membuat tubuh jadi lebih rentan terkena patah tulang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Seseorang yang mengalami osteoporosis artinya memiliki massa dan kekuatan tulang yang lebih sedikit.
Sering kali, penyakit ini berkembang tanpa menunjukkan gejala atau rasa sakit sama sekali, dan biasanya tidak diketahui sampai ada tulang yang melemah yang menyebabkan patah tulang yang menyakitkan. Sebagian besar patah tulang yang terjadi karena osteoporosis terjadi pada tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Untuk mencegah osteoporosis, seseorang perlu rajin melakukan olahraga dan mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup. Ada baiknya untuk melakukan olahraga yang bertumpu pada berat badan seperti jalan kaki secara rutin untuk membantu memperkuat tulang.
Baca Juga: Berikut ini Tugas Dokter Geriatri yang Perlu Anda Tahu
SumberCleveland Clinic. (2020). Osteoporosis. clevelandclinic.org
Healthline. (2019). What’s Delirium and How Does It Happen?. Healthline.com
Medical News Today. (2017). Urinary Incontinence: What You Need to Know. medicalnewstoday.com
Nursing. (20130. Geriatric Syndromes and Their Implications for Nursing. journals.lww.com
RS Pondok Indah Group. Sindrom Geriatri, Keluhan Lansia yang Dapat Disiasati. rspondokindah.co.id