Pahami Cara Menggunakan Alat AED dengan Benar

Pahami Cara Menggunakan Alat AED dengan Benar

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023

Automated external defibrillator (AED) adalah alat ringan yang fungsinya untuk membaca irama jantung lalu memberikan kejutan listrik ke jantung. Pemberian kejutan listrik ini dilakukan melalui dada. AED digunakan sebagai pertolongan pertama orang yang mengalami henti jantung.

AED memiliki perangkat yang menghubungkan listrik menggunakan kabel, dari alat tersebut ke bantalan sticker yang ditempelkan di dada pasien. Jangan khawatir, cara kerjanya sederhana dan otomatis, sehingga dapat dipelajari orang awam, dengan mudah. Terlebih, di AED juga dilengkapi dengan petunjuk cara penggunaannya.

Baca Juga: Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Jantung

Cara Menggunakan AED dengan Benar

Meskipun sudah terdapat petunjuk cara penggunaan AED dan dapat dengan mudah digunakan oleh orang-orang di sekitar, harus diketahui juga cara menggunakannya yang benar.

Melakukan pertolongan pada pasien dengan menggunakan AED disebut melakukan resusitasi jantung paru (RJP).

Inilah cara menggunakan AED yang benar:

• Kondisikan pasien dalam posisi berbaring yang aman.
• Cek dahulu kesadaran pasien. Caranya, jika pasien adalah orang dewasa, guncangkan tubuhnya. Namun jika pasien adalah anak-anak cukup cubit tubuhnya. Apabila pasien sadar atau minimal dapat merespons, jangan gunakan AED.
• Buka pakaian pasien. Jika dia sedang memakai obat-obatan berupa koyo, lepaskan koyo tersebut. Pastikan juga tidak ada perhiasan seperti kalung yang masih menempel di tubuh pasien.
• Pastikan bagian dada pasien dalam keadaan kering dan bersih.
• Nyalakan AED dan ikuti instruksi atau petunjuknya langkah demi langkah.
• Pasang bantalan AED pada dada pasien, di sisi kiri dan kanan. Segera sambungkan konektor AED, jika belum tersambung.
• Tekan tombol “analisis” pada AED untuk menganalisis irama jantung. Pastikan Anda atau orang lain tidak ada yang menyentuh pasien ketika sedang proses analisis irama jantung.
• Dari hasil analisis, AED akan menginformasikan apakah pasien perlu dilakukan kejut jantung atau tidak. Jika AED memberi info bahwa pasien perlu diberi kejut jantung, tekan tombol “shock”. AED akan melakukan terapi kejut secara otomatis.
• Setelah itu AED akan memberi informasi Anda perlu memeriksa pernapasan dan denyut jantung pasien.
• Apabila denyut jantung dan pernapasan pasien belum kembali, AED akan memberi informasi untuk melakukan terapi kejut lagi.
• Jika pasien sudah memperlihatkan tanda-tanda kehidupan kembali, hentikan kegiatan RJP ini.
• Apabila pasien belum sadar juga, teruslah lakukan terapi kejut ini sampai bantuan medis tiba.

Jangan Takut Menggunakan AED

Banyak orang yang takut menggunakan AED karena merasa awam dan tidak mengerti sama sekali dalam menggunakannya. Padahal ketika ada orang pingsan karena henti jantung, pertolongan pertama yang cepat dapat menyelamatkannya. Terlebih, di sekitar area tersebut AED mudah didapat.

Jangan takut untuk menggunakan AED. Tingkat kesalahan dalam menggunakan alat ringan ini sangat kecil, tetapi dapat memberikan pertolongan yang berarti pada pasien. Yang harus diperhatikan hanya jangan sampai lalai dalam menggunakannya.

Misalnya, jangan salah memencet tombol. Apabila sedang diperlukan analisis, tekanlah tombol “analisis”. Jika sudah waktunya melakukan kejutan, pastikan tombol “analisis” sudah mati, barulah tekan tombol “shock”.  Jangan menekan tombol “shock” ketika AED sedang melakukan analisis.

Semakin cepat pasien diberikan pertolongan, semakin besar peluangnya untuk diselamatkan. Jangan terlalu lama mengambil keputusan untuk menggunakan AED.

AED mungkin masih menjadi alat yang asing bagi orang awam. Namun, alat ini mudah digunakan. Pahami cara menggunakannya di atas. Sebab, ketepatan dalam menggunakannya akan membantu orang lain terselamatkan dari kematian.

Baca Juga: Ragam Jenis Tes Pemeriksaan Jantung