Onikofagia (Menggigit Kuku), Penyebab dan Cara Mengatasi

Onikofagia (Menggigit Kuku), Penyebab dan Cara Mengatasi

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Onikofagia adalah nama klinis untuk kebiasaan menggigit kuku. Kondisi ini secara umum terkait dengan stres atau gugup pada anak-anak dan orang dewasa. Ini melibatkan menggigit kuku, dan kadang-kadang juga jaringan lunak alas kuku dan kutikula. 

Gejala onychophagia bersifat psikologis dan fisik. Selain dorongan kompulsif untuk menggigit kuku, orang yang menggigit kuku secara kronis mungkin mengalami:

  • Perasaan tidak enak atau tegang jika belum menggigit kuku
  • Perasaan lega saat dan setelah menggigit
  • Kerusakan jaringan pada jari, kuku, dan kutikula

Menggigit kuku dapat terjadi tanpa disadari atau mungkin merupakan perilaku terfokus. Biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan meningkat selama masa remaja. Meskipun dapat berlanjut hingga dewasa, perilaku tersebut umumnya akan berkurang seiring bertambahnya usia. Dalam banyak kasus, kebiasaan ini juga berhenti total di akhir masa remaja atau dewasa awal.

Penyebab

Mengapa beberapa orang menggigit kukunya dan yang lainnya tidak, tidak sepenuhnya dipahami. Namun, kebiasaan ini mungkin memiliki akar neurologis yang sama dengan OCD, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya. Mungkin juga ada kaitan genetik dengan onikofagia; beberapa orang tampaknya memiliki kecenderungan bawaan untuk mengembangkan kebiasaan ini.

Beberapa peneliti juga berspekulasi bahwa menggigit kuku sebagian mungkin berasal dari kecenderungan perfeksionisme dalam kepribadian seseorang, atau dari keinginan untuk mencari rangsangan saat bosan atau frustrasi. 

Menggigit kuku sering dikaitkan dengan kecemasan, karena tindakan mengunyah kuku dilaporkan dapat meredakan stres, ketegangan, atau kebosanan. Orang yang terbiasa menggigit kuku sering melaporkan bahwa mereka melakukannya saat merasa gugup, bosan, kesepian , atau bahkan lapar. Menggigit kuku juga bisa menjadi kebiasaan yang ditransfer dari kebiasaan mengisap jempol atau jari sebelumnya. 

Cara Mengatasi

Pilihan dan strategi perawatan, seperti terapi, tersedia untuk membantu orang berhenti menggigit kuku.

  1. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) dengan analisis fungsional: Bentuk CBT ini melibatkan seorang profesional terlatih yang mengamati individu dengan onychophagia untuk membantu mereka menemukan pemicu yang menggigit kuku. Profesional kemudian dapat menggunakan metode CBT untuk membantu seseorang merespons pemicu tersebut secara berbeda.
  2. Terapi pembalikan kebiasaan: Terapi ini melibatkan seseorang yang membangun kesadaran akan perilaku menggigit kukunya sebelum mencoba menggantinya dengan yang lain, seperti mengunyah permen karet.

Selain itu tips berikut juga bisa membantu untuk menghilangkan kebiasaan menggigit kuku :

tips berikut untuk berhenti menggigit kuku:

  • Menjaga kuku tetap pendek: Dengan memotong kuku secara teratur, seseorang dapat mengurangi godaan untuk menggigitnya.
  • Melakukan manikur: Mirip dengan di atas, ini dapat membantu mengurangi keinginan untuk menggigit kuku. Menghabiskan uang untuk menjaga agar kuku tetap menarik juga dapat berfungsi sebagai pencegah.
  • Mengganti perilaku: Ketika seseorang merasakan keinginan untuk menggigit kukunya, mereka dapat mencoba untuk menyibukkan tangan dan menjauh dari mulutnya dengan melakukan aktivitas lain, seperti menggambar, mewarnai, memasak, atau bermain musik.
  • Mengidentifikasi pemicu: Meskipun ini bisa sulit, seseorang mungkin dapat memperhatikan pemicu, seperti kebosanan, stres, atau kecemasan, yang menyebabkan mereka memulai perilaku tersebut. Begitu mereka mengidentifikasi pemicu apapun, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya.

 

Sumber

DermNet. Onychophagia. wwwdermnetnz.org

Psychology Today. (2021). Onychophagia (Nail Biting). www.psychologytoday.com

Medical News Today. (2022). How to stop biting the nails. www.medicalnewstoday.com