Sebelum Bepergian ke Area Rawan, Pahami Dulu Obat Mencegah Penyakit Malaria

Sebelum Bepergian ke Area Rawan, Pahami Dulu Obat Mencegah Penyakit Malaria

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 1 November 2022

 

Malaria adalah penyakit umum dan mengancam jiwa di banyak daerah tropis dan subtropis yang disebabkan oleh parasit protozoa Plasmodium. Transmisi parasit malaria sendiri ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang menggigit terutama antara waktu senja dan fajar.

Baca Juga: 7 Bahan Alami untuk Redakan Gejala Malaria

Berbagai Negara yang Rawan Penyakit Malaria

Saat ini ada risiko penularan malaria di 91 negara dan wilayah yang dikunjungi oleh lebih dari 125 juta pelancong internasional setiap tahun. Pada tahun 2019, terdapat 6 negara yang menyumbang sekitar setengah dari semua kematian akibat malaria di seluruh dunia.

Ke-6 negara tersebut adalah Nigeria 23%, Republik Demokratik Kongo 11%, Republik Tanzania 5%, Burkina Faso 4%, Mozambik dan Niger 4%. Di Indonesia sendiri, kasus penyakit Malaria masih cukup tinggi. Di tahun 2019, total kasus malaria di Tanah Air sebanyak 250.644.

Saat menderita malaria, seseorang biasanya mengalami demam tinggi dan menggigil kedinginan. Untuk mencegah penyakit ini, ada beberapa obat yang bisa Anda gunakan. Mari simak informasi lengkapnya pada artikel ini.

Penyebab Malaria

Malaria pada manusia sendiri disebabkan oleh lima spesies Plasmodium yang berbeda, yakni:

  • P. falciparum
  • P. malariae
  • P. ovale
  • P. vivax
  • P.knowlesi

Dari ke-5 spesies tersebut, P. falciparum dan P. vivax adalah yang paling umum. Sementara itu, spesies yang paling berbahaya dengan tingkat komplikasi dan kematian tertinggi adalah P. falciparum.

P. knowlesi, spesies yang biasanya menginfeksi hewan, terkadang juga dapat menginfeksi manusia.

Obat Mencegah Penyakit Malaria

Untuk mencegah dan mengobati malaria, obat antimalaria biasanya digunakan. Risiko malaria dapat diminimalisir hingga 90% jika Anda mengonsumsi tablet antimalaria saat mengunjungi daerah yang berisiko malaria.

Untuk jenis tablet antimalaria yang sebaiknya dikonsumsi, dokter akan memberikan resep yang didasarkan pada beberapa informasi berikut ini:

  • Lokasi kepergian
  • Umur
  • Kehamilan
  • Obat apa pun yang sedang Anda konsumsi
  • Reaksi Anda terhadap obat antimalaria di masa lalu
  • Riwayat medis keluarga yang relevan
  • Riwayat kesehatan Anda, termasuk alergi terhadap obat-obatan

Jenis Obat Antimalaria

Ada beberapa jenis obat antimalaria yang umumnya digunakan untuk mencegah malaria, yaitu:

  • Atovaquone plus proguanil

Jika ingin melakukan perjalanan ke daerah tinggi risiko Malaria, seperti Papua misalnya, Anda bisa konsumsi atovaquone plus proguanil. Namun obat ini biasanya lebih mahal daripada obat antimalaria lainnya, jadi mungkin lebih cocok untuk perjalanan singkat.

Aturan dosisnya adalah:

    • 1 tablet per hari untuk orang dewasa
    • 1 tablet per hari untuk anak, tapi disesuaikan dengan berat badan anak

Konsumsi obat ini harus dimulai 1 atau 2 hari sebelum perjalanan dan dilakukan setiap hari Anda berada di area berisiko. Anda juga perlu konsumsi obat ini selama 7 hari setelah Anda pulang.

Kemungkinan efek sampingnya adalah:

    • Sakit perut
    • Sakit kepala
    • Ruam kulit dan sariawan

Perlu juga Anda ketahui, obat antimalaria ini tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil atau menyusui. Tidak juga dianjurkan untuk orang dengan masalah ginjal yang parah.

  • Doksisiklin (Vibramycin-D) 

Untuk alternatif obat antimalaria yang lebih terjangkau harganya, Anda bisa menggunakan doksisiklin. Obat yang juga digunakan untuk mengatasi jerawat ini sebaiknya dikonsumsi 2 hari sebelum bepergian.

Pastikan juga untuk meminumnya setiap hari Anda berada di area berisiko dan selama 4 minggu setelah Anda pulang.

Aturan dosisnya adalah:

    • 3. 100mg setiap hari dalam bentuk tablet atau kapsul

Kemungkinan efek sampingnya adalah:

    • Sakit perut
    • Mulas
    • Sariawan
    • Terbakar sinar matahari akibat sensitivitas cahaya

Wajib dikonsumsi setelah makan, obat antimalaria ini biasanya tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau menyusui, namun Anda bisa berkonsultasi dengan dokter.

Obat ini juga tidak dianjurkan untuk:

    • Anak di bawah usia 12 tahun karena risiko perubahan warna gigi permanen
    • Orang yang sensitif terhadap antibiotik tetrasiklin
    • Orang dengan masalah hati
  • Primakuin

Anda bisa konsumsi primakuin 1 sampai 2 hari sebelum bepergian dan setelah pulang selama 7 hari. Obat ini boleh dikonsumsi oleh anak-anak, tapi tidak untuk wanita hamil.

Kemungkinan efek sampingnya adalah:

    • Gangguan pencernaan
    • Nyeri perut
    • Mual
    • Muntah
    • Risiko anemia hemolitik bagi penderita penyakit defisiensi G6PD

Baca Juga: Ketahui Penyebab Malaria, Gejala, dan Pengobatannya

  • Mefloquine (Meflokuin)

Obat yang aman bagi wanita hamil pada trimester dua dan tiga kehamilan ini sebaiknya dikonsumsi sekitar 1 minggu sebelum bepergian. Juga boleh dikonsumsi bayi berusia di atas 3 bulan, obat ini harus pula dikonsumsi 4 minggu setelah Anda pulang dari area berisiko malaria.

Kemungkinan efek sampingnya adalah:

    • Halusinasi
    • Kejang
    • Insomnia

Sebaiknya Anda tidak menggunakan meflokuin jika:

    • Menderita penyakit jantung
    • Mengalami gangguan psikologis
    • Depresi
    • Gangguan cemas
  • Klorokuin

Anda bisa meminum obat antimalaria ini 1 sampai 2 minggu sebelum bepergian dan 4 minggu setelah pulang. Obatnya hanya boleh diminum seminggu sekali.

Klorokuin sebenarnya sudah jarang dikonsumsi karena banyak P. falciparum yang sudah kebal terhadap obat ini. Meskipun begitu, obat ini masih layak dikonsumsi untuk mencegah malaria karena aman dikonsumsi oleh anak-anak dan ibu hamil di semua trimester.

Kemungkinan efek sampingnya adalah:

    • Kaburnya penglihatan
    • Telinga berdenging
    • Penurunan pendengaran

Baca Juga: Pahami Daur Hidup Nyamuk dan Cara Membasminya

Sumber

NHS. (2018). Antimalarials. www.nhs.uk

WHO. (2021). Malaria. www.who.int

Web MD. (2021). What Are Malaria Pills?. www.webmd.com

Everyday Health. (2018). Malaria Prevention and Treatment. www.everydayhealth.com

Kompas.com. (2020). Tren Malaria di Indonesia Meningkat, Ini Daftar Wilayah Kategori Endemis Tinggi. www.kompas.com