Mengetahui Jenis dan Penyebab Hipoksia

Mengetahui Jenis dan Penyebab Hipoksia

Penulis: Lady | Editor: Handa

Hipoksia merupakan kondisi rendahnya oksigen pada sel dan jaringan di dalam tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan sel dan jaringan tidak dapat berfungsi dengan normal. Jika dibiarkan, kondisi ini berakibat pada kematian jaringan.

Normalnya, udara yang telah diperoleh melalui kegiatan bernapas akan diangkut oleh darah menuju jantung. Selanjutnya, jantung akan memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hipoksia terjadi ketika oksigen tidak sampai ke sel dan jaringan, sehingga kadar oksigen menurun yang diikuti dengan munculnya keluhan atau gejala.

Jenis Hipoksia

Hipoksia dapat muncul karena berbagai kondisi yang dialami oleh tubuh. Berikut ini beberapa jenis hipoksia yang perlu Anda ketahui:

1. Hipoksia Anemik

Pada hipoksia jenis ini, tekanan darah di dalam arteri memang normal, namun kadar hemoglobin rendah. Akibatnya, oksigen yang diangkut dalam darah dan dibawa ke jaringan menjadi berkurang.

Hipoksia anemik dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi. Misalnya, penurunan jumlah hemoglobin, keracunan karbon monoksida, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

2. Hipoksia Stagnan (Hipoksia Sirkulasi)

Hipoksia stagnan disebabkan oleh laju peredaran yang menurun. Akibatnya, distribusi darah menjadi tersendat dan lebih lambat. Kondisi ini membuat kadar oksigen hilang lebih besar dan terjadi akumulasi karbon dioksida dalam jaringan tubuh.

3. Hipoksia Histotoksik

Pada hipoksia histotoksik, sel jaringan di dalam tubuh mengalami kerusakan. Meskipun kadar oksigen dalam darah normal, namun sel jaringan yang rusak tidak dapat menggunakan oksigen secara efektif sehingga terjadi hipoksia. Hipoksia ini dapat terjadi pada seseorang yang sering mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan.

4. Hipoksia Metabolik

Hipoksia metabolik terjadi ketika jaringan membutuhkan jumlah oksigen lebih banyak dari jumlah biasanya. Oksigen dapat diserap, diangkut, dan digunakan dengan baik oleh jaringan, namun karena suatu kondisi yang meningkatkan metabolisme, jumlah oksigen masih belum cukup untuk memenuhinya.

Baca Juga : Waspada Tekanan Darah Rendah, Ketahui Gejala dan Penyebabnya

5. Hipoksia Hipoksemia

Hipoksia jenis ini terjadi ketika jaringan tidak memiliki cukup oksigen karena rendahnya kadar oksigen dalam darah. Kondisi ini disebabkan oleh masalah sistem sirkulasi atau pernapasan sehingga menyebabkan sesak napas. Beberapa penyebab hipoksia hipoksemia, yaitu:

Penyebab Hipoksia

Hipoksia dapat disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen di lingkungan, penyakit (seperti gangguan paru-paru atau sistem pernapasan), atau efek samping obat tertentu. Berikut ini beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipoksia, di antaranya:

  • Penyakit paru-paru (seperti edema paru, emfisema, bronkitis, hipertensi pulmonal, pneumonia, pneumothorax, atau kanker paru).
  • Kelainan pada darah (seperti anemia atau methemoglobinemia).
  • Penyakit jantung (seperti gagal jantung, kongestif, ventrikel fibrilasi, bradikardia, atau gagal jantung).
  • Infeksi yang menyebabkan sepsis (komplikasi berbahaya akibat infeksi).
  • Cedera yang menyebabkan pendarahan dalam jumlah yang berlebihan.
  • Keracunan (seperti keracunan sianida atau keracunan karbon dioksida).
  • Penggunaan obat tertentu, seperti fentanyl atau obat bius.
  • Sering mengonsumsi alkohol.
  • Narkotika.
  • Penyakit akibat ketinggian (altitude sickness atau mountain sickness).
  • Kekurangan oksigen akibat beberapa kondisi, seperti terjebak di kebakaran, tempat dengan suhu dingin, atau tenggelam.

Baca Juga : Emfisema, Kenali Gejala dan Pengobatannya

Gejala Hipoksia

Meskipun gejala yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda, namun gejala hipoksia paling umum adalah:

  • Sianosis (perubahan warna kulit menjadi biru)
  • Kebingungan atau linglung
  • Mengantuk
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Penurunan kemampuan penglihatan
  • Detak jantung yang cepat atau sebaliknya menjadi lamban
  • Napas cepat
  • Sesak napas
  • Berkeringat
  • Lemas
  • Sukit berbicara

Jika Anda mengalami keluhan-keluhan yang telah disebutkan di atas, maka segera periksakan diri Anda ke dokter. Pasalnya, pemeriksaan dan penanganan sejak dini diperlukan untuk mencegah komplikasi.

Baca Juga : Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Apa Perbedaannya?

Sumber