Mengenali Tanda Anak Autis Sejak Dini
Mengenali Tanda Anak Autis Sejak Dini
Penulis: Silvia | Editor: Alhasbi
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida
Terakhir ditinjau: 5 April 2023
Ada banyak proses perkembangan anak yang tidak boleh terlewatkan oleh para orang tua. Salah satu hal yang tidak boleh lewat adalah mengenali tanda anak autis sejak dini. Dengan begitu, Anda dan pasangan bisa memberikan penanganan yang tepat.
Pada kenyataannya, ciri-ciri anak autis sudah bisa dikenali sejak usia 1–2 tahun. Ada beberapa aspek yang bisa menjadi patokan apakah anak Anda tumbuh dengan normal atau sebaliknya.
Autism Spectrum Disorder (ASD) sendiri merupakan kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak, yang berdampak pada kemampuan bersosialisasi dan komunikasi. Anak yang mengalaminya, akan menunjukkan minat atau pola perilaku terbatas dan berulang.
Lantas, apa penyebab dan gejalanya? Adakah cara yang dapat orang tua lakukan untuk mengatasinya? Cari tahu semua jawabannya dalam artikel di bawah ini.
Baca Juga: Apa Itu ADHD? Perbedaannya dengan Autisme secara Perilaku
Tanda Anak Autis
Ada beberapa tanda anak autis yang perlu orang tua waspadai sejak dini. Orang tua bisa melihat dan memantau perkembangan anak dalam keterampilan sosial, kecakapan berkomunikasi, maupun perilaku anak.
Adapun, berikut ini penjelasan lebih detail tentang ketiganya.
1. Gangguan Keterampilan Sosial
Beberapa gangguan keterampilan sosial yang bisa menjadi bahwa anak Anda mengalami autis, yakni:
- Menghindari atau mengalami kesulitan untuk melakukan kontak mata
- Tidak merespons saat dipanggil namanya
- Lebih suka bermain sendiri dibandingkan dengan orang lain
- Menghindari kontak fisik dengan orang lain
- Kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain karena lebih asyik dengan dunianya sendiri.
2. Gangguan dalam Berkomunikasi
Ciri-ciri lainnya yang bisa menandakan bahwa anak Anda mengalami ASD, ialah memiliki gangguan dalam berkomunikasi. Jenis gangguan komunikasi yang bisa menjadi tanda anak autis dapat meliputi:
- Terlambat berbicara dan berbahasa
- Suka membalikkan kata ganti orang
- Tidak menggunakan bahasa tubuh saat berkomunikasi, misalnya menunjuk atau melambai
- Sulit untuk memahami isyarat nonverbal, seperti gerak tubuh dan ekspresi wajah
- Berbicara dengan suara tertentu, seperti bersenandung atau nyanyian
- Cenderung mengulangi kata atau frasa, seperti orang latah
- Mengalami kesulitan dalam memulai dan memertahankan percakapan
- Sulit untuk mengikuti petunjuk yang diarahkan oleh orang lain.
3. Gangguan Perilaku
Selain gangguan komunikasi dan interaksi sosial, tanda lain anak autis yaitu adanya gangguan perilaku, seperti:
- Sering melakukan gerakan berulang, contohnya mengayunkan tangan atau memutarkan badan
- Cenderung lebih mudah merasa gelisah, marah, atau menangis tanpa alasan yang jelas
- Hanya menyukai objek atau topik tertentu sehingga bisa menjadi sangat fokus saat menghadapi hal tersebut
- Melakukan sesuatu dengan sangat terorganisis, misalnya menyusun mainannya dalam urutan tertentu
- Menunjukkan pola gerakan yang aneh, seperti berjalan dengan jari kaki atau bahasa tubuh yang berlebihan
- Merasa sangat peka terhadap rangsangan sensorik, seperti cahaya, suara, atau sensasi tertentu
- Memiliki keengganan atau preferensi yang sangat spesifik terhadap makanan, yang dapat mencakup jenis, tekstur, atau suhu makanan tertentu.
Baca Juga: Hal-hal yang Perlu Anda Tahu Tentang Genom dan DNA
Penyebab Anak Autis
Lalu, apa yang menyebabkan anak autis? Hingga saat ini, belum ada penyebab yang jelas mengenai autisme pada anak.
Hal ini karena Autism Spectrum Disorder (ASD) berasal dari masalah pada bagian otak sehingga tubuh anak salah menafsirkan input sensorik dan memproses bahasa.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya autis pada anak, di antaranya:
1. Faktor Genetika
Autisme dapat diturunkan dalam keluarga, jadi kombinasi gen tertentu dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalaminya.
2. Faktor Risiko Selama Kehamilan Ibu
Anak autis juga bisa terjadi karena beberapa kondisi yang dialami selama kehamilan. Misalnya, karena paparan obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu hamil. Bisa juga karena kondisi metabolisme ibu seperti diabetes dan obesitas.
3. Penyakit atau Kondisi Kesehatan Tertentu
Adanya penyakit tertentu yang dialami oleh anak sejak lahir juga bisa meningkatkan kondisi autis. Contohnya penyakit down syndrome, cerebral palsy, atau distrofi otot.
4. Kelahiran Prematur
Bayi yang lahir prematur sebelum usia 26 minggu kehamilan, biasanya akan lebih rentan mengalami autisme.
5. Kelahiran Bayi dari Kehamilan Usia Tua
Ibu hamil yang melahirkan pada usia tua di atas 40 tahun juga lebih mungkin untuk memiliki anak dengan gangguan autisme.
Diagnosis dan Perawatan untuk Anak Autis
Ketika anak Anda mengalami salah satu tanda yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter dan lakukan skrining autisme.
Biasanya dokter akan menganalisis perilaku, gerakan, dan ucapan anak Anda untuk mengetahui apakah tanda-tanda yang dialami mengarah pada gangguan autisme.
Jika diagnosis telah ditegakkan oleh dokter, anak Anda perlu menjalani proses terapi bicara dan bahasa, serta terapi psikologis. Obat-obatan juga mungkin akan diberikan untuk mengurangi gejala ASD, seperti perilaku hiperaktif atau agresi.
Dengan begitu, anak autis bisa menjalani kehidupannya secara lebih baik layaknya anak-anak normal lainnya.
Baca Juga: Ketahui Penyebab Down Syndrome dan Gejalanya
Sumber
Healthline. (2021). Understanding the Symptoms of Autism Spectrum Disorder in Kids. healthline.com
Mayo Clinic. Autism spectrum disorder. mayoclinic.org
WebMD. (2021). What Is Autism?. webmd.com