Mencubit Hidung Agar Mancung, Mitos atau Fakta?

Mencubit Hidung Agar Mancung, Mitos atau Fakta?

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 29 Desember 2022

Banyak orang yang berusaha membuat hidungnya lebih mancung dengan cara mencubitnya secara rutin. Tidak mengherankan karena hidung mancung dianggap lebih menarik. Padahal membuat hidung mancung dengan cara mencubitnya adalah mitos yang terlanjur berkembang di masyarakat.

Menarik atau mencubit hidung tidak akan mengubahnya menjadi lebih mancung. Bentuk hidung sudah ditentukan oleh gen. Jadi, sejak bayi, bentuk hidung hanya akan berubah menurut perkembangannya sesuai gen, hingga waktunya berhenti berkembang.

Proses Terbentuknya Hidung

Ketika masih di dalam kandungan, hidung termasuk salah satu organ yang terbentuk di awal kehamilan. Hidung mulai terlihat bentuknya pada usia kehamilan tujuh hingga delapan minggu. Bentuk hidung semakin berkembang hingga menjelang usia kelahiran, tetapi tidak sampai sempurna.

Biasanya hidung bayi yang baru lahir tampak lebih rata. Sebab, ketika lahir hidung bayi terjepit di jalan lahir. Jangan khawatir, hidung akan berkembang normal kembali. Jadi tidak perlu mencubitnya agar menjadi lebih mancung. Melakukan ini justru akan membuat bayi merasa tidak nyaman karena hidungnya sering dicubit.

Baca Juga: Ketahui Anatomi Hidung Beserta Fungsinya

Dokter Melarang Mencubit Hidung

Selain bayi merasa tidak nyaman dicubit hidungnya, dokter pun melarang Anda melakukan ini pada bayi. Ketika baru lahir, bayi memerlukan waktu selama seminggu hingga beberapa bulan agar hidungnya berkembang sempurna.

Mencubit hidung pada masa ini justru akan mempengaruhi perkembangannya. Pada kejadian yang ekstrem, hidung bayi yang halus bisa terluka sehingga memerlukan pengobatan medis. Membiarkan hidung berkembang alami tanpa mencubitnya adalah tindakan terbaik.

Melatih Hidung

Ada orang yang melakukan latihan hidung atau istilahnya yoga hidung. Caranya yaitu dengan mencubit hidung sambil melebarkan lubang hidung.

Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa latihan hidung dapat mengubah bentuk hidung sesuai keinginan.

Pangkal hidung yang letaknya menempel pada wajah, bentuknya ditentukan oleh tulang. Bagian ujung hidung juga ditentukan oleh tulang rawan lunak. Itu sebabnya bagian ujung hidung sifatnya fleksibel.

Melakukan latihan hidung hanya akan melatih otot-otot di sekitar hidung. Otot-otot ini tidak akan mengubah bentuk hidung, tapi hanya berguna untuk melatih ekspresi wajah.

Jadi, melakukan latihan hidung atau yoga hidung pun tidak bisa mengubah bentuk hidung.

Memperbaiki Bentuk Hidung dengan Operasi

Setelah dewasa, apabila tidak puas dengan bentuk hidung, Anda bisa melakukan operasi untuk mengubah bentuknya. Operasi untuk mengubah bentuk hidung ini disebut rhinoplasty. Ini adalah bedah kosmetik yang biasanya dilakukan untuk:

• Memperbaiki hidung yang mengalami kelainan sejak lahir,
• Memperbaiki hidung yang mengalami cedera,
• Menyembuhkan masalah pernapasan,
• Memperbaiki bentuk, ukuran, dan proporsi hidung.

Memperbaiki Bentuk Hidung dengan Filler

Selain operasi, memperbaiki bentuk hidung juga bisa dengan metode filler. Cara ini disebut juga dengan operasi hidung cair atau operasi hidung 15 menit.

Meskipun istilahnya menggunakan kata “operasi”, filler ini tidak memerlukan pembedahan. Metode ini dikenal juga dengan rhinoplasty non-bedah.

Dokter akan melakukan prosedur ini dengan menyuntikkan gel di bawah kulit, sebagai pengisi (filler). Zat yang dimasukkan ke dalam kulit adalah asam hialuronat atau kalsium hidroksiapatit.

Cara ini dapat membantu membuat hidung tampak lebih tipis atau lurus. Prosedur filler hanya membutuhkan waktu selama 15 menit, sehingga setelah melakukan filler Anda bisa langsung beraktivitas seperti biasa.

Hasil dari filler tidak permanen, hanya dapat bertahan selama enam bulan.

Jadi, mulai saat ini hentikan kebiasaan mencubit hidung karena tidak akan membuat hidung Anda atau bayi Anda berubah. Jika ingin mengubah bentuknya, Anda bisa melakukan metode-metode lain yang sudah disebutkan di atas.

Baca Juga: Filler dan Tanam Benang pada Hidung, Berbahayakah?