Kenali Fakta, Manfaat, dan Risiko dari Terapi Testosteron

Kenali Fakta, Manfaat, dan Risiko dari Terapi Testosteron

Penulis: Audrie | Editor: Opie

Testosteron adalah hormon pria yang membantu dalam pertumbuhan organ seks dan karakteristik fisik para pria, termasuk pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh, perkembangan otot, dan suara yang terdengar lebih berat selama proses pubertas.

Seiring bertambahnya usia, kadar hormon ini dapat berkurang dalam tubuh, baik akibat proses penuaan yang alami atau kondisi medis seperti hipogonadisme.

Kurangnya testosteron dalam tubuh dapat memengaruhi kondisi fisik maupun mental seseorang. Namun, masalah ini dapat diatasi melalui pengobatan seperti terapi testosteron.

Lantas, apa yang dimaksud dengan terapi testosteron? Apa saja bentuk, manfaat, maupun risiko dari terapi ini? Berikut adalah informasi selengkapnya.

Baca Juga: Testosteron: Fakta dan Fungsinya Pada Tubuh

Jenis Terapi Testosteron

Terapi testosteron, atau Testosterone Replacement Therapy (TRT), adalah terapi khusus untuk pria yang mengalami penurunan pada kadar testosteron, terutama akibat kondisi medis.

Terapi ini membantu mengembalikan dan meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh agar dapat mengatasi berbagai macam masalah kesehatan, termasuk mengatasi rasa lelah, disfungsi ereksi, hingga dorongan seks yang berkurang.

Terapi testosteron tersedia dalam beberapa jenis, seperti:

1. Gel

Terapi testosteron dalam bentuk gel adalah obat resep yang dioleskan langsung pada kulit, tepatnya pada bahu, lengan atas, dan perut.

Testosteron dalam bentuk gel ini kemudian akan diserap melalui kulit. Untuk pemakaiannya, oleskan gel pada kulit yang bersih dan kering. Pastikan kulit yang telah dioleskan tersebut tertutup oleh pakaian agar tidak tersentuh oleh orang lain.

2. Plester

Skin patch, atau tempelan pada kulit, adalah salah satu jenis terapi testosteron yang juga diaplikasikan pada kulit, terutama pada lengan dan bagian atas tubuh Anda.

Tempelan ini dapat bekerja secara efektif jika digunakan pada malam hari selama 24 jam.

Pastikan untuk mengganti tempelan lama jika sudah melewati 24 jam dan sebelum menggunakan tempelan baru.

3. Suntikan

Terapi testosteron juga hadir dalam bentuk suntikan. Jenis terapi ini hadir dalam bentuk cairan yang disuntikkan ke dalam otot gluteus yang terletak di pinggul dan bokong Anda. Kemudian, testosteron akan diserap melalui aliran darah.

Selain ketiga jenis di atas, terapi testosteron juga hadir dalam bentuk tablet dan kapsul. Sayangnya, obat ini dipercaya dapat memberikan dampak negatif terhadap organ tubuh, terutama hati Anda.

Baca Juga: 11 Gejala Testosteron Rendah yang Perlu Anda Pahami

Manfaat Terapi Testosteron

Sebagian besar pria yang melakukan terapi testosteron mengaku telah merasakan manfaatnya dalam tubuh mereka, terutama pada dorongan seks, ereksi, stamina, massa otot dan tulang, serta suasana hati.

Menurut ahli endokrinologi dari Universitas California-San Diego Karen Herbst, MD, PhD, seperti yang dilansir dari WebMD, beliau memperkirakan sekitar satu dari 10 pria merasa sangat puas terhadap terapi testosteron, sementara pria lainnya tidak terlalu memperhatikan perubahannya.

Meskipun terapi testosteron dipercaya dapat mengatasi testosteron rendah akibat hipogonadisme, terapi ini belum tentu efektif pada pria yang mengalami testosteron rendah akibat penuaan alami.

Pasalnya, belum banyak uji klinis yang membuktikan efek jangka panjang dari terapi ini, terutama terhadap pria yang lebih sehat dan tidak mempunyai kondisi medis apa pun, termasuk hipogonadisme.

Risiko Terapi Testosteron

Ada beberapa risiko yang dapat muncul akibat terapi testosteron, baik risiko ringan hingga berat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Apnea tidur, yaitu kesulitan bernapas ketika tidur dan dapat terjadi berulang kali

2. Iritasi pada kulit, seperti ruam, rasa gatal, hingga jerawat

3. Pembesaran prostat dan payudara pada pria

4. Membatasi produksi sperma

5. Mengecilkan ukuran testis

6. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), sebuah kondisi medis di mana ukuran prostat, atau kelenjar pada bagian kandung kemih pria, membesar

7. Kanker prostat

8. Produksi sel darah merah yang berlebihan, kondisi ini dapat menyebabkan penggumpalan darah

9. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, meskipun hal ini masih membutuhkan riset lebih lanjut

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil terapi testosteron.

Pada umumnya, dokter tidak akan menyarankan pasien untuk melakukan terapi ini jika kadar testosteron rendah disebabkan oleh penuaan yang alami.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa kadar testosteron pasien setidaknya dua kali sebelum menyarankan terapi ini.

Baca Juga: Kenali Fungsi Hormon Reproduksi dan Jenisnya

Sumber

Drug Watch. (2021). Testosterone Therapy Treatment Types, Uses & Risks. www.drugwatch.com

Mayo Clinic. (2020). Testosterone therapy: Potential benefits and risks as you age. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2019). Testosterone: Functions, deficiencies, and supplements. www.medicalnewstoday.com

WebMD. (2021). Testosterone Replacement Therapy. www.webmd.com