Ketahui Tujuan Tes Darah pada Ibu Hamil

Ketahui Tujuan Tes Darah pada Ibu Hamil

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Salah satu tes prenatal yang dilakukan oleh ibu hamil adalah tes darah. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui penyakit yang menginfeksi ibu hamil yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan dan kehamilan. Hasil tes darah digunakan untuk panduan perawatan selama kehamilan dan mencegah terjadinya komplikasi serius.

Umumnya tes darah dilakukan ketika kehamilan memasuki usia 15 hingga 20 minggu. Pemeriksaan yang umum dilakukan ibu hamil adalah AFP (alpha fetoprotein) demi memastikan tulang belakang bayi tidak mengalami kelainan. Tidak semua tes darah harus dilakukan oleh ibu hamil, hanya tes-tes tertentu saja atau jika ibu hamil memiliki risiko mengidap penyakit tertentu yang mungkin diturunkan ke bayi. Adapun tujuan tes darah pada ibu hamil diantaranya:

1. Tes Darah Menyeluruh

Tes darah menyeluruh bertujuan untuk mengetahui kadar sel darah secara keseluruhan pada ibu hamil. Dengan melakukan tes ini, kadar sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit Anda dapat dilihat secara spesifik. Melakukan tes darah menyeluruh dapat membantu mengetahui berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan darah seperti hematolia, anemia, leukimia, dan berbagai penyakit lainnya.

2. Golongan Darah

Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui jenis golongan darah Ibu hamil yang mungkin diturunkan ke anak serta memeriksa faktor rhesusnya. Faktor rhesus merupakan protein yang terdapat dalam permukaan sel darah merah. Apabila sel darah merah memiliki rhesus maka disebut rhesus positif. Namun jika sel darah merah tidak memiliki rhesus maka disebut rhesus negatif. Tubuh memungkinkan membuat antibodi terhadap darah bayi Anda apabila rhesus Anda negatif namun bayi yang belum lahir memiliki rhesus positif.

3. Rubella

Rubella atau yang dikenal sebagai campak Jerman merupakan penyakit yang ditularkan oleh virus rubella. Penyakit ini dapat membahayakan janin dan ibu hamil. Rubella pada ibu hamil ditandai dengan gejala demam di bawah 38 derajat celcius, nyeri sendi, mata merah, hidung tersumbat, sakit kepala, dan ruam yang menjalar di seluruh wajah. Selain dengan melihat gejalanya, adanya virus rubella pada ibu hamil dapat dideteksi melalui tes darah.

4. Hepatitis B dan C

Hepatitis B dan C adalah virus yang menyerang hati. Virus tersebut dapat ditularkan oleh ibu hamil ke janin yang dikandungnya. Umumnya wanita hamil harus menjalani tes darah untuk mengetahui apakah ada infeksi hepatitis B di tubuhnya. Sedangkan hepatitis C kurang umum sehingga tidak dapat diuji secara rutin. Tes terhadap hepatitis C mungkin dilakukan apabila ibu hamil memiliki faktor risiko mengalaminya seperti faktor keturunan.

5. Penyakit Menular Seksual

PMS atau penyakit menular seksual wajib diuji kepada wanita hamil untuk mencegah risiko menularkan ke bayinya saat melahirkan. Penyakit tersebut juga dapat memicu bayi mengalami keguguran. Pada bayi yang baru lahir, apabila ibunya mengidap penyakit menular seksual, kemungkinan bayi akan mengalami masalah pernapasan, kebutaan, dan masalah kesehatan lainnya. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah salah satu penyakit menular seksual yang dikhawatirkan menular ke bayi karena menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Anda juga diwajibkan menjalani tes gonore apabila memiliki faktor risiko terinfeksi.

Baca Juga: Ibu Hamil Wajib Tahu Macam-macam Vaksin yang Diperlukan

Sumber

Medline Plus. Prenatal Panel. www.medlineplus.gov

Nhs Inform. Blood Test During Pregnancy. www.nhsinform.scot

Pregnancy, Birth & Baby. Blood tests during pregnancy. www.pregnancybirthbaby.org.au

Very Well Family (2021). What Is a Blood Pregnancy Test and How Does It Work?. www.verywellfamily.com