Waspada Gejala Rubella Pada Ibu Hamil

Waspada Gejala Rubella Pada Ibu Hamil

Penulis: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 24 September 2022

 

Rubella atau yang disebut juga dengan campak Jerman adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam merah pada kulit. Penderitanya biasanya juga akan mengalami demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat menular dengan mudah melalui air liur dan cairan dari hidung penderita.

Berbeda dengan campak, penyakit ini memiliki gejala yang lebih ringan dibanding campak. Meskipun tergolong penyakit ringan, penyakit ini sangat berbahaya apabila menyerang ibu hamil terutama pada kehamilan trimester pertama. Penyakit ini dapat mengganggu perkembangan bayi dan menyebabkan cacat lahir yang serius, seperti kelainan jantung, tuli, dan kerusakan otak.

Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Gejala Campak

Gejala Rubella

Gejala umumnya akan muncul 2 hingga 3 minggu setelah seseorang terinfeksi. Tidak seperti pada orang dewasa, gejala pada anak-anak mungkin saja lebih ringan bahkan tidak menimbulkan gejala apapun. Ruam dan kemerahan merupakan gejala umum yang muncul ketika seseorang terinfeksi virus ini. Namun, gejala lain mungkin saja muncul baik gejala ringan atau parah. Berikut ini merupakan gejala lain yang mungkin Anda alami, antara lain:

  • Demam ringan
  • Mata bengkak dan berwarna merah muda
  • Sakit kepala
  • Kelenjar bengkak pada bagian belakang telinga dan leher
  • Hidung tersumbat dan berair
  • Batuk
  • Sakit sendi (lebih sering terjadi pada wanita muda)
  • Rasa tidak nyaman
  • Kelenjar getah bening bisa membengkak dan membesar

Gejala penyakit ini biasanya berlangsung selama 3 hingga 5 hari dan dapat hilang sendiri tanpa pengobatan. Namun, sangat disarankan untuk segera mendapatkan pengobatan dari dokter apabila terinfeksi saat Anda hamil.

Penyebab

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus rubella. Virus dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Ia dapat menyebarkan virus melalui air liur atau cairan dari hidung saat penderita batuk dan bersin. Selain itu, ibu hamil juga dapat menularkannya ke janin melalui aliran darah.

Perlu Anda ketahui bahwa penyakit ini dapat menular sebelum seseorang mengalami gejala. Virus ini dapat menular selama satu hingga dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai sekitar satu atau dua minggu setelah gejala menghilang.

Pengobatan

Anda dapat melakukan perawatan sendiri di rumah untuk mengobatinya. Istirahat yang cukup dan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen atau paracetamol dapat membantu meredakan nyeri dan demam. Sebaiknya Anda tidak keluar rumah untuk menghindari penyebaran virus.

Pengobatan untuk ibu hamil umumnya dengan pemberian antibodi yang disebut hyperimmune globulin untuk melawan virus. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bayi Anda mengalami sindrom rubella bawaan.

Metode Pencegahan

Pemberian vaksin merupakan cara yang terbaik untuk mencegah rubella. Vaksin yang diberikan adalah vaksin MMR yang berfungsi untuk mencegah rubella, campak, dan gondongan. Orang yang telah mendapat vaksin umumnya 90% akan kebal dari rubella.

Vaksin akan diberikan dua kali, yang pertama saat anak berusia 15 bulan dan yang kedua pada usia 5 tahun. Namun, Anda dapat melakukan vaksinasi kapan saja apabila Anda belum mendapatkan vaksin.

Tidak disaran pemberian vaksin pada wanita hamil. Sebaiknya melakukan tes darah untuk mengetahui kekebalan tubuh terhadap rubella sebelum merencanakan kehamilan. Setidaknya Anda harus menunggu satu bulan setelah pemberian vaksin untuk diperbolehkan hamil.

Baca Juga: Ketahui Cara Mengatasi dan Pencegahan Campak

Sumber

Healthline. 2019. German Measles (Rubella). www.healthline.com

Mayo Clinic. 2020. Rubella. www.mayoclinic.org

Vaccines. 2020.Rubella. www.vaccines.gov

WebMD. 2020. Rubella. www.webmd.com