Ketahui Tujuan dan Prosedur Ekstraksi Vakum Saat Persalinan

Ketahui Tujuan dan Prosedur Ekstraksi Vakum Saat Persalinan

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ekstraksi vakum adalah salah satu prosedur melahirkan secara normal yang menggunakan alat ekstraksi vakum yang disebut ekstraktor. Tindakan menggunakan alat ini biasanya dilakukan ketika muncul hambatan yang menyulitkan untuk melahirkan normal tanpa alat.

Vakum ekstraktor sendiri adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk membantu menarik bayi agar bisa keluar dari vagina saat proses persalinan berlangsung. Perangkat ekstraktor ini memiliki bentuk seperti mangkuk dan terbuat dari plastik. Alat ini juga dilengkapi dengan pompa vakum yang berfungsi untuk menarik bayi.

Baca Juga: Berbagai Tips Melahirkan Normal yang Perlu Anda Ketahui

Tujuan dan Prosedur Ekstraksi Vakum Saat Persalinan

Semakin majunya dunia medis menjadikan alternatif melahirkan pun semakin beragam. Melahirkan secara normal yang tidak menggunakan alat apapun memang masih menjadi harapan setiap ibu. Namun, apabila ada kendala yang membuat bayi sulit keluar padahal seharusnya telah keluar, jalan alternatif pun harus ditempuh.

Selain melakukan operasi caesar, melahirkan dengan menggunakan prosedur ekstraksi vakum adalah salah satunya. Tujuan dilakukannya persalinan menggunakan alat ini adalah untuk mempermudah keluarnya bayi setelah lama menunggu prosedur alami tanpa alat.

Prosedur ini diambil agar bayi tidak terlalu lama berada di jalan lahir karena dikhawatirkan akan berbahaya bagi janin, utamanya ketika air ketuban telah pecah. Disamping itu terdapat kondisi lain yang mengharuskan dilakukan prosedur ini misalnya ibu tidak kuat lagi mengejan, ibu mengalami kondisi tertentu sehingga tidak boleh mengejan terlalu lama atau karena terdapat kondisi gawat janin saat ibu mengejan.

Prosedur Ekstraksi Vakum

Seperti proses persalinan pada umumnya, kelahiran yang menggunakan ekstraksi vakum harus melalui beberapa prosedur dalam pengawasan tenaga medis dan dokter kandungan. Setiap prosedur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Berikut adalah tahapan prosedurnya;

1. Sebelum Prosedur Ekstraksi Vakum

Sebelum memutuskan untuk menggunakan prosedur ekstraksi vakum, dokter kandungan akan melakukan berbagai tahapan untuk membantu proses persalinan agar berjalan aman, lancar, dan cepat. Misalnya yang paling sering dilakukan adalah prosedur induksi yang menggunakan obat tertentu sehingga bayi bisa segera keluar.

Akan tetapi, apabila setelah menggunakan prosedur tersebut ternyata bayi belum bisa keluar dan ibu kelelahan tidak kuat mengejan, biasanya dokter kandungan akan merekomendasikan prosedur ekstraksi vakum. Sebelum proses dilakukan harus ada persetujuan dari keluarga dan ibu serta dokter pun akan memberikan gambaran bagaimana risiko jika menggunakan prosedur ini.

2. Selama Prosedur Ekstraksi Vakum Dilakukan

Setelah mendapatkan persetujuan, prosedur ini kemudian akan dilakukan layaknya persalinan normal. Dimana ibu harus berbaring dengan kedua kaki terbuka lebar. Selanjutnya dokter akan memasukkan alat ekstraksi vakum ke dalam vagina. Alat ini harus menempel ke kepala bayi.

Selanjutnya pompa vakum akan diaktifkan agar penarikan dapat dilakukan dan bayi bisa segera keluar. Apabila kepala bayi telah berhasil dikeluarkan, alat tersebut kemudian akan dilepaskan dan bayi dapat ditarik keluar.

3. Setelah Prosedur Ekstraksi

Begitu prosedur ekstraksi vakum selesai dilakukan, dokter dan tenaga medis yang mendampingi selama proses berlangsung akan mengecek kondisi bayi apakah terdapat cedera atau tidak selama penggunaan alat tersebut.

Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan detail untuk memastikan bahwa tidak ada cedera pada kepala bayi atau tanda komplikasi lainnya karena prosedur tersebut. Untuk ibu, apabila sebelum dilakukan prosedur terdapat sayatan pada vagina, tetap akan mendapatkan jahitan setelah bayi berhasil dilahirkan.

Walaupun tergolong proses persalinan normal yang cepat, bukan berarti prosedur ini tidak mengandung risiko. Prosedur persalinan apapun pastinya mengandung risiko baik itu untuk ibu atau bayi.

Untuk ibu yang menggunakan prosedur ini saat persalinan, akan mengalami risiko berupa pembekuan atau penggumpalan pembuluh darah yang ada di panggul atau kaki. Sedangkan pada bayi risiko yang kerap kali dialami adalah mengalami cedera atau lebam di kepala akibat tarikan dari vakum tersebut.

Oleh karena itu, saat persalinan yang menggunakan prosedur tersebut dilakukan harus didampingi oleh dokter spesialis anak. Untuk membantu apabila bayi ternyata mengalami cedera yang lebih berat.

Persalinan dengan metode apapun memang tidak akan lepas dari kendala dan risiko. Jika pada persalinan normal yang telah menggunakan berbagai upaya, tapi bayi belum juga bisa keluar, maka metode dengan ekstraksi vakum tidak ada salahnya dicoba. Seberat apapun risikonya, keselamatan bayi dan ibunya harus diutamakan dahulu dengan mengeluarkan janin secepat mungkin apabila ibu telah kelelahan dan janin berada di jalan lahir dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Memahami Prosedur Induksi Persalinan

Sumber

Cleveland Clinic. (2022). Vacuum Extraction Delivery. my.clevelandclinic.org

Medline Plus. (2020). Vacuum-assisted delivery. medlineplus.gov

Mayo Clinic. (2020). Vacuum extraction. www.mayoclinic.org

NHS. (2020). Forceps or vacuum delivery. www.nhs.uk