Memahami Prosedur Induksi Persalinan

Memahami Prosedur Induksi Persalinan

Penulis: Dea | Editor: Umi

Induksi persalinan merupakan awal mula dari kontraksi rahim sebelum terjadinya persalinan alami. Induksi persalinan dilakukan karena sejumlah alasan. Terutama ketika terdapat kekhawatiran terhadap kesehatan ibu atau bayi.

Salah satu faktor paling penting dalam memperkirakan kemungkinan keberhasilan induksi persalinan adalah dari seberapa lunak atau keras serviks (leher rahim) Anda.

Manfaat dari induksi persalinan umumnya lebih banyak dibandingkan dengan risikonya. Dengan mengetahui prosedur dan alasan melakukan induksi persalinan dapat membantu Anda untuk mempersiapkan diri menjelang persalinan.

Baca Juga: Mengenal Tes Apgar Score untuk Cek Kondisi Bayi Baru Lahir

Mengapa Persalinan perlu Diinduksi?

Persalinan perlu diinduksi karena berbagai alasan. Induksi persalinan hanya boleh dilakukan untuk alasan medis yang jelas. Berikut ini adalah beberapa alasannya:

  • Air ketuban Anda pecah, tetapi Anda tidak mengalami kontraksi
  • Telah selesai di 42 minggu kehamilan
  • Diabetes (gestasional atau tipe 1 dan tipe 2)
  • Pertumbuhan bayi yang terlalu lambat
  • Mengalami korioamnionitis, yaitu kondisi ketika rahim mengalami infeksi
  • Anda mengalami tekanan darah tinggi
  • Mengalami oligohidramnion, yaitu air ketuban yang sedikit
  • Ada masalah dengan plasenta
  • Mengalami kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal atau obesitas.

Bagaimana Cara Menginduksi Persalinan?

Persalinan bisa diinduksi dengan berbagai cara. Berikut ini adalah berbagai metode umum menginduksi persalinan, seperti:

1. Mengupas Membran

Untuk melakukannya, dokter perlu menggunakan sarung tangan dan memasukkan jari mereka ke dalam vagina Anda melalui leher rahim (lubang yang menghubungkan vagina ke rahim). Kemudian dokter akan menggerakkan jarinya ke depan dan belakang untuk  memisahkan selaput tipis yang menghubungkan kantung ketuban ke dinding rahim.

Saat selaput terkelupas, tubuh Anda akan mengeluarkan hormon bernama prostaglandin yang berfungsi untuk mempersiapkan serviks untuk melahirkan dan memicu adanya kontraksi.

2. Penyisipan Kateter atau Balon

Kateter foley merupakan kateter yang memiliki balon. Kateter ini dipasang oleh tim medis dan ditempatkan melalui serviks, yang nantinya akan mengembang.

3. Menggunakan Pitocin

Pitocin atau yang juga dikenal dengan oksitosin adalah sejenis hormon yang dapat mempercepat proses persalinan. Dokter memberikan hormon ini melalui infus di lengan Anda. Kemudian dokter akan mengawasi untuk mengukur tingkat efektivitasnya.

4. Pematangan Serviks

Prosedur induksi persalinan ini dilakukan dengan cara minum obat secara oral atau dengan memasukkan obat, seperti analog prostaglandin ke dalam vagina untuk meregangkan, melembutkan, dan juga memperluas serviks.

5. Memecahkan Kantung Ketuban

Amniotomi adalah prosedur induksi persalinan yang dilakukan dengan cara memecahkan kantung ketuban selama dilakukannya pemeriksaan vagina menggunakan kait plastik kecil. Kantung ketuban tidak memiliki saraf, karena itu baik Anda maupun bayi Anda tidak akan merasakan luka robek.

Baca Juga: Tahukah Kamu? Perbedaan Baby Blues Syndrome dan Depresi Pasca Melahirkan?

Metode Induksi Persalinan Alami

Sebagian orang tua ada yang mencoba menerapkan metode alami induksi persalinan. Metode induksi rumahan yang paling umum mencakup:

Menstimulasi Puting

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara manual, seperti stimulasi puting secara oral, atau dengan menggunakan pompa payudara untuk membantu mengeluarkan oksitosin alami dan membantu memulai persalinan.

Relaksasi dan Perumpamaan Visual

Relaksasi dan perumpamaan visual bertujuan untuk membuat Anda rileks apabila Anda merasa khawatir mengenai persalinan yang akan datang, menjadi orang tua, atau masalah mental lainnya yang bisa mencegah Anda untuk melahirkan.

Berapa Lama Waktu Melakukan Induksi Persalinan?

Para tenaga medis umumnya menyatakan induksi persalinan berkembang dengan kecepatannya sendiri.

Bila leher rahim Anda sudah lunak dan matang, mungkin Anda hanya tinggal melakukan dorongan lembut untuk memulai kontraksi. Namun, jika serviks Anda masih belum siap, Anda mungkin memerlukan waktu selama beberapa hari sebelum mulai persalinan.

Lama waktu melakukan persalinan yang diinduksi beragam, ada yang berlangsung  beberapa jam, ada juga yang berlangsung dalam beberapa hari.

Terkadang induksi persalinan bisa tidak berhasil sama sekali, atau metode yang diterapkan harus diulang. Hal ini bergantung pada seberapa matang serviks Anda ketika induksi dan seberapa baik juga tubuh Anda merespons metode yang dipilih untuk induksi persalinan.

Kontraksi bisa dimulai dalam waktu 30 menit setelah menggunakan oksitosin, dan sebagian besar wanita sudah bisa mulai melahirkan dalam beberapa jam setelah ketuban mereka pecah.

Apabila Anda dan bayi Anda dalam kondisi baik-baik saja, meskipun induksi persalinan gagal, kemungkinan dokter akan menyuruh Anda untuk pulang dan akan menjadwalkan ulang induksi persalinan di hari lainnya.

Risiko Induksi Persalinan

Induksi persalinan membawa sejumlah risiko, diantaranya:

  • Induksi persalinan gagal
  • Denyut jantung yang rendah
  • Infeksi
  • Ruptur atau robekan rahim akibat kontraksi yang terlalu kencang
  • Perdarahan setelah melahirkan.

Maka dari itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter kandungan atau bidan sebelum Anda memutuskan untuk menjalani induksi persalinan. Dokter akan menentukan metoda induksi persalinan yang sesuai dan tepat dengan kondisi ibu hamil.

Baca Juga: Tanpa Rasa Sakit! Ketahui Metode Bradley dalam Persalinan

Sumber

Kids Health. (2018). Inducing Labor. www.kidshealth.org

Healthline. (2020). How to Prepare for Labor Induction: What to Expect and What to Ask. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2020). Labor induction. www.mayoclinic.org

Verywell Family. (2021). How and Why Labor Is Induced. www.verywellfamily.com