Ketahui Tahap-Tahap Rehabilitasi Narkoba

Ketahui Tahap-Tahap Rehabilitasi Narkoba

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 31 Juli 2023

 

Meskipun di situasi pandemi, penyalahgunaan narkotika di Indonesia tidak kunjung menurun. Bahkan, menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pemakaian obat-obatan terlarang tidak berkurang dalam satu tahun terakhir ini.

Ini semakin diperparah dengan adanya stigma bahwa pengguna narkotika adalah pelaku kriminal. Akhirnya, para pemakai narkoba menjadi enggan untuk melaporkan diri dan menjalani rehabilitasi karena takut mendapat tuntutan pidana. Padahal pecandu narkotika sebenarnya adalah korban. Tapi, sebenarnya apa saja tahap-tahap rehabilitasi narkoba?

Baca Juga: Bahaya Narkoba bagi Kesehatan Tubuh

Tahap-Tahap Rehabilitasi Narkoba di Indonesia

Di Indonesia sebenarnya sudah banyak cara atau metode yang tersedia untuk membantu para pengguna narkoba agar lepas dari jeratan narkotika. Supaya Anda bisa memahami lebih lanjut soal tahap-tahap rehabilitasi narkoba, simak penjelasan berikut!

1. Tahap Rehabilitasi Narkoba Secara Medis

Tahapan ini juga biasa dikenal sebagai tahap detoksifikasi. Sebelum menentukan metode medis yang akan digunakan, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan fisik dan mental pengguna narkotika.

Setelahnya, dokter akan memilih obat yang akan dikonsumsi oleh pecandu narkoba untuk menurunkan gejala-gejala yang muncul saat sedang sakau atau proses pemberhentian konsumsi narkotika. Keputusan pemberian obat akan bergantung pada tipe narkotika yang dikonsumsi dan seberapa parah gejala sakau yang dialami.

2. Tahap Rehabilitasi Narkoba Secara Non-Medis

Selain diberikan penanganan secara medis, pada pecandu narkoba juga akan mengikuti program rehabilitasi, seperti therapeutic community, metode 12 steps, dan ilmu agama. Para pengguna narkotika akan diarahkan ke salah satu tempat rehabilitasi yang tersebar di berbagai kota atau daerah di Indonesia.

3. Tahap Rehabilitasi Narkoba Bina Lanjut

Tahapan ini akan dilakukan setelah pecandu narkotika berhasil melepaskan diri dari pengaruh narkoba. Para pengguna narkotika akan menjalani beragam aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan minat dan bakat.

Para pecandu narkoba juga bisa kembali bersekolah ataupun bekerja meskipun di bawah pengawasan. Nantinya, akan ada evaluasi untuk memantau perkembangan proses pemulihan pasca penggunaan narkotika.

Metode dan Terapi Rehabilitasi Narkoba

Dalam tahap rehabilitasi narkoba secara non-medis, terdapat beberapa teknik yang bisa dilakukan oleh tenaga medis untuk mendukung pemulihan para pecandu narkoba, seperti:

1. Teknik 12 Steps

Metode ini tidak hanya digunakan untuk rehabilitasi dari narkoba, tapi juga kecanduan alkohol. Para pengguna narkoba akan didukung untuk menerapkan 12 prinsip dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, integritas, dan penerimaan diri.

2. Therapeutic Community (TC)

Program therapeutic community atau yang juga dikenal sebagai Drug Free Self Help, bertujuan untuk membantu para pengguna narkotika agar bisa beraktivitas seperti sedia kala di masyarakat secara produktif.

Para pencandu narkoba akan menjalani pengembangan diri dari segi perilaku, emosi, intelektual, pendidikan, dan spiritual. Para pengguna narkoba juga akan diberikan kemampuan-kemampuan untuk dapat bertahan untuk tidak memakai narkotika.

Di therapeutic community, para pengguna narkotika akan dituntut untuk berpartispasi secara aktif dalam kelompok, memberikan umpan balik, membagikan norma, sistem, dan nilai-nilai, serta memiliki komunikasi yang terbuka.

3. Cold Turkey

Cold turkey merupakan salah satu metode konvensional yang diterapkan oleh beberapa tempat rehabilitasi yang berpusat pada ilmu agama untuk tahap detosifikasinya. Saat menjalani metode cold turkey, pengguna narkoba akan dikurung dan dibiarkan mengalami masa sakau tanpa mengonsumsi obat-obatan lain yang dapat mengurangi gejalanya.

Setelah efek sakau hilang, pemakai narkotika akan lanjut ke tahap rehabilitasi narkoba secara non-medis dengan berpartisipasi dalam sesi konseling.

4. Terapi Substitusi Opioda

Teknik ini hanya digunakan untuk pecandu narkoba yang memakai narkotika jenis heroin selama bertahun-tahun. Pada pengguna heroin dapat mengalami relapse atau kambuh kembali berkali-kali. Oleh karena itu, para pemakai heroin perlu mengikuti terapi beberapa kali.

Terapi substitusi opioda mengganti heroin dengan narkotika yang legal di Indonesia, sepertu metadone, kodein, dan bufrenorphin. Dosis yang diberikan akan diawasi serta diatur lalu secara perlahan akan diturunkan.

Apa yang Harus Dilakukan?

Penyalahgunaan narkotika dapat menganggu kinerja otak dan menyebabkan ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak. Dalam jangka panjang, narkoba dapat menyabotase cara Anda memutuskan dan menilai sesuatu, serta kemampuan untuk mengingat, dan mempelajari hal-hal baru.

Oleh karena itu, jika Anda sedang mengalami masalah penyalahgunaan narkotika, jangan ragu untuk meminta bantuan tenaga profesional agar bisa menjalani rehabilitasi secepat mungkin.

Baca Juga: Sakau Narkoba: Gejala, Penanganan dan Pengobatannya

Sumber

BNN. (2019). Alasan Pemakai Narkoba Masih Takut Direhabilitasi. www.cegahnarkoba.bnn.go.id

Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2021). Penyalahgunaan Napza Tetap Tinggi selama Pandemi, Penyuluh Sosial Dituntut Lebih Responsif Edukasi Masyarakat. www.kemensos.go.id

Sirena. Tahap-Tahap Pemulihan Pecandu Narkoba. www.rehabilitasi.bnn.go.id

Verywell Mind. (2021). The 12 Steps of Recovery Programs. www.verywellmind.com

WebMD. (2021). What Is Drug Addiction?. wwwwebmd.com