Ketahui Jenis-jenis Tes Depresi

Ketahui Jenis-jenis Tes Depresi

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Depresi merupakan salah satu masalah mental yang sering terjadi dan sering kali tidak terlihat gejalanya. Bahkan, terkadang orang yang mengalami gangguan depresi tidak menyadari bahwa dirinya sedang menderita masalah mental ini.

Salah satu cara untuk mendeteksi gangguan mental depresi adalah dengan menjalani beragam tes depresi. Tentunya tes depresi tak hanya satu jenis saja karena ada berbagai jenis-jenis tes depresi yang dapat diberikan oleh psikolog atau psikiater.

Bagaimana Masalah Depresi Didiagnosis?

Depresi selalu ditandai dengan rasa kesedihan mendalam dan rasa putus asa yang berkepanjangan. Namun, ada kalanya tanda ini tidak disadari dan orang yang menderita depresi terlihat baik-baik saja atau bahkan bisa tertawa dan berkelakar dengan orang sekitarnya.

Tak hanya itu, terkadang masalah depresi bisa terlihat seperti gejala dari gangguan mental lainnya. Oleh karena itu, tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater, akan selalu memberikan tes depresi untuk memastikan kalau seseorang menderita gangguan mental tersebut atau tidak.

Sebelum menjalani tes depresi, psikolog atau psikiater biasanya akan memeriksa apakah ada gejala depresi pada seseorang melalui buku panduan DSM-5. Seseorang dapat dinyatakan mengalami depresi apabila mengalami lima atau lebih gejala dari DSM-5 di bawah ini selama setidaknya dua minggu:

  • Menderita gangguan tidur, seperti tidur lebih lama atau susah tidur.
  • Merasa tidak berharga atau mengalami rasa bersalah yang berlebihan atau tidak pada tempatnya.
  • Adanya kenaikan atau penurunan berat badan sebanyak 5% per bulannya atau ada perubahan pada nafsu makan.
  • Adanya pemikiran tentang kematian atau bunuh diri atau pernah mencoba untuk bunuh diri beberapa kali.
  • Merasa lelah, tidak berenergi, atau penurunan efisiensi dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.
  • Melambatnya pergerakan tubuh atau semakin banyak gerakan yang dilakukan.
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi, membuat keputusan, atau berpikir.

Sebelum memutuskan apakah seseorang menderita depresi, tenaga ahli akan meminta orang yang diyakini memiliki depresi untuk menjani tes laboratorium untuk memastikan kalau gejala depresi yang dialami bukan karena masalah medis.

Tes di laboratorium yang biasa dianjurkan oleh tenaga profesional dapat berupa tes darah, pemeriksaan tiroid, MRI scan, tes kadar vitamin dalam tubuh, elektrokardiogram, elektroensefalografi, dan pengecekan tingkat nitrogen urea dan kreatin.

Apa Saja Jenis-Jenis Tes Depresi?

Selain diagnosis melalui buku panduan DSM-5, tenaga ahli juga dapat meminta orang yang diduga mengalami depresi untuk menjalani jenis-jenis tes depresi, seperti:

  • Beck Depression Inventory (BDI)
    Jenis tes depresi yang satu ini adalah yang paling umum diberikan untuk mengecek apakah seseorang mengalami depresi atau tidak beserta tingkat keparahannya. BDI dapat digunakan untuk orang yang berusia 13-80 tahun dan berisi 21 pertanyaan.
  • Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CES-D)
    Tes depresi CES-D umumnya dipakai di rumah sakit dan dapat diberikan untuk anak yang berusia enam tahun sampai kaum lansia. Terdapat 20 pertanyaan dalam CES-D dengan format penilaian dalam bentuk skala.
  • EQ-5D
    EQ-5D memeriksa masalah depresi dari lima aspek kualitas hidup, yaitu kegiatan sehari-hari, mobilitas, rasa nyeri atau ketidaknyamanan secara fisik, perawatan diri, dan kecemasan atau depresi.
  • Hamilton Depression Rating Scale (HAM-D)
    Tes depresi HAM-D umumnya diberikan untuk orang-orang yang dicurigai mengalami depresi atau untuk mengecek tingkat depresi pada penderita depresi yang sedang menjalani penanganan. Tes ini berisi 17 pertanyaan.
  • Montgomery Asberg Depression Rating Scale (MADRS)
    Tes depresi MADRS hampir mirip dengan jenis tes depresi HAM-D. Tes MADRS biasanya digunakan untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas dan dipakai untuk mengecek tingkat keparahan depresi.
  • The Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9)
    Sesuai namanya, tes depresi PHQ-9 berisi 9 pertanyaan yang berfungsi untuk mendiagnosis dan mengetahui seberapa parah depresi yang dialami. Biasanya tes depresi ini dipakai untuk melihat ada tidak depresi jenis mayor.
  • Social Problem-Solving Inventory-Revised (SPSI-RTM)
    Tes depresi SPSI-RTM dapat diberikan untuk orang-orang yang berusia 13 tahun ke atas dan berfungsi untuk melihat kelemahan serta kelebihan seseorang dalam memecahkan masalah sosial. Tes depresi SPSI-RTM terdiri dari dua versi, yaitu versi panjang yang berisi 52 pertanyaan dan versi pendek yang memiliki 25 pertanyaan.
  • Zung Self-Rating Depression Scale
    Tes depresi Zung Self-Rating Depression Scale dapat dipakai untuk mengukur seberapa parah depresi yang dialami seseorang dari skala normal sampai sangat depresi.

Jenis-jenis tes depresi di atas adalah pemeriksaan yang dapat diberikan untuk segala usia. Namun, ada beberapa tes yang memang lebih cocok untuk usia tertentu, misalnya Behavior Assessment System for Children (BASC) untuk anak-anak, Beck Hopelessness Scale (BHS) untuk orang dewasa, dan Getriatic Depression Scale (GDS) untuk orang lanjut usia.

Bagaimana dengan Tes Depresi Online?

Ada banyak tes untuk mengecek apakah seseorang mengalami depresi atau tidak di internet, tetapi jenis-jenis tes depresi online tersebut tidak dapat menggantikan diagnosis dari tenaga ahli. Anda tetap perlu mengunjungi psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Ketahui Prosedur Pengobatan Depresi

Sumber

APA. (2019). Depression Assessment Instruments. www.apa.org

MedlinePlus. Depression Screening. www.medlineplus.gov

Verywell Health. (2022). How Depression Is Diagnosed. www.verywellhealth.com

WebMD. (2020). Tests Used to Diagnose Depression. www.webmd.com