Ketahui Fungsi Obat Antikoagulan Serta Efek Sampingnya

Ketahui Fungsi Obat Antikoagulan Serta Efek Sampingnya

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Penderita penyakit jantung pasti familiar dengan keberadaan obat yang satu ini, yaitu obat antikoagulan. Medikasi ini sering diberikan oleh dokter ketika seseorang memiliki masalah atau risiko yang tinggi untuk mengalami masalah di organ jantung.

Sebenarnya, apa itu obat antikoagulan dan apa saja efek sampingnya? Cari tahu lebih dalam melalui artikel ini!

Baca Juga: Jantung Lemah: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatan

Apa Itu Obat Antikoagulan?

Obat antikoagulan diberikan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah, serangan jantung, dan stroke.

Dokter juga bisa meresepkan obat antikoagulan untuk pasien yang mengalami gangguan detak jantung (fibrasi atrial) atau yang baru saja menjalani operasi.

Penggumpalan darah biasanya terjadi saat terdapat luka. Untuk menutup luka tersebut, darah akan menggumpal. Akan tetapi, gumpalan darah yang muncul di lokasi yang tidak tepat atau terpecah dan menyumbat pembuluh darah dapat menghambat peredaran darah ke organ-organ lainnya.

Akibatnya, organ-orang dalam tubuh tidak akan mendapatkan asupan oksigen yang memadai dan tidak bisa bekerja secara optimal atau bahkan menimbulkan gangguan serius, seperti serangan jantung dan stroke.

Di sinilah peran obat antikoagulan dibutuhkan, obat ini menghambat protein yang berkontribusi dalam proses pembentukan gumpalan darah.

Meskipun sama-sama termasuk dalam jenis obat pengencer darah, obat antikoagulan berbeda dengan obat antiplatelet. Obat antiplatelet bekerja dengan menghalangi penyatuan trombosit di proses penggumpalan darah.

Secara garis besar, terdapat tiga kategori obat antikoagulan, yaitu low molecular weight heparins (LMWH), antagonis vitamin K, dan direct oral anticoagulant (DOACs).

Ketiganya mencegah pembentukan gumpalan darah dengan menghambat senyawa-senyawa tertentu yang berperan dalam proses penggumpalan darah.

Beberapa contoh obat antikoagulan yang bisa diberikan dokter untuk Anda adalah warfarin, edoxaban, rivaroxaban, dabigatran, dan apixaban.

Cara Menggunakan Obat Antikoagulan

Dosis dari obat antikoagulan tentunya tergantung dari jenisnya dan kondisi kesehatan Anda. Umumnya, Anda akan diminta untuk mengonsumsi obat antikoagulan sebanyak 1-2 kali sehari. Selalu ikuti petunjuk dari dokter saat menggunakan obat ini.

Saat Anda mengonsumsi obat antikoagulan, dokter dapat meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan darah secara rutin untuk mengetahui seberapa cepat atau lambat proses pembekuan darah dalam tubuh.

Efek Samping Obat Antikoagulan

Seperti obat-obatan lainnya, Anda juga bisa mengalami beberapa efek samping tertentu saat mengonsumsi obat antikoagulan, misalnya:

  • Lebih mudah mengalami pendarahan
  • Pendarahan saat menstruasi lebih banyak dari biasanya
  • Darah yang keluar dari luka lama berhenti
  • Mudah mengalami lebam
  • Merasa lemas
  • Anemia
  • Merasa tidak enak badan
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Gangguan di pencernaan
  • Tinja yang berwarna hitam atau mengandung darah
  • Gusi berdarah
  • Mata dan kulit menguning
  • Sembelit
  • Demam
  • Rambut rontok
  • Jari kaki atau tangan terasa dingin, nyeri, panas, atau berubah warna
  • Diare
  • Nyeri dada atau sesak napas
  • Ruam-ruam pada kulit
  • Gatal-gatal
  • Mimisan dalam jangka waktu yang panjang
  • Muntah atau batuk darah
  • Mual
  • Pingsan
  • Adanya perubahan di indra perasa
  • Adanya darah dalam air seni
  • Nyeri punggung

Jika Anda mengalami efek samping yang tercantum atau tidak dituliskan di atas, hentikan pemakaian obat antikoagulan dan segera konsultasi ke dokter.

Tidak Semua Orang Bisa Mengonsumsi Obat Antikoagulan!

Obat antikoagulan sering menjadi salah satu medikasi yang diresepkan untuk mencegah penggumpalan darah, sayangnya tidak semua orang dapat memakai obat antikoagulan.

Apabila Anda akan menjalani operasi, Anda tidak boleh atau perlu menghentikan konsumsi obat antikoagulan.

Wanita yang sedang hamil, menyusui, atau berencana memiliki buah hati dengan pasangannya juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat antikoagulan.

Selain itu, penderita masalah pendarahan dan orang yang memiliki luka di organ bagian dalam tidak diperbolehkan menggunakan obat antikoagulan.

Khusus untuk obat antikoagulan jenis warfarin, Anda harus memperhatikan pola makan karena beberapa jenis makanan bisa bereaksi dengan obat antikoagulan jenis ini. Mengonsumsi makanan yang tinggi vitamin K dapat mengurangi efek dari warfarin.

Kalau Anda menggunakan obat antidepresan SSRI, obat antiplatelet, bawang putih, obat herbal atau gingko, hindari konsumsi obat antikoagulan karena suplemen, makanan, dan obat-obatan tersebut bisa bereaksi dengan obat antikoagulan.

Jika Anda memiliki masalah medis tertentu atau mengonsumsi obat-obatan lainnya, Anda perlu memberitahukannya ke dokter dan memastikan kalau Anda bisa mengonsumsi obat antikoagulan dengan aman.

Ketika Anda mengonsumsi obat antikoagulan, jangan ragu untuk mengunjungi dokter apabila Anda terluka dan darah terus-menerus mengalir serta tidak kunjung berhenti.

Baca Juga: Beberapa Jenis Obat Jantung Bengkak yang Umum Digunakan

Sumber

Healthline. (2019). Anticoagulant and Antiplatelet Drugs. www.healthline.com

MedlinePlus. Blood Thinners. medlineplus.gov

MedicineNet. List of Anticoagulant Drugs (Blood Thinners). www.medicinenet.com

NHS. (2021). Anticoagulant Medicines. www.nhs.uk

WebMD. (2020). What Are the Types of Anticoagulants?. www.webmd.com