Beberapa Jenis Obat Jantung Bengkak yang Umum Digunakan

Beberapa Jenis Obat Jantung Bengkak yang Umum Digunakan

Penulis: Nunik | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 1 Februari 2023

 

Jantung bengkak atau kardiomegali bukan penyakit. Kardiomegali adalah pembengkakan jantung yang biasanya terjadi karena masalah-masalah pada jantung, seperti melemahnya jantung, gangguan pada katup jantung, atau penyumbatan pada arteri jantung.

Tanda-tanda mengalami jantung bengkak adalah terjadinya sesak napas, denyut jantung tidak beraturan, dan adanya pembengkakan pada bagian tubuh tertentu. Apabila kardiomegali tidak diobati dapat menyebabkan penggumpalan darah, 0, dan henti jantung.

Baca Juga: Pembengkakan Jantung: Penyebab dan Gejalanya

Jenis Obat Jantung Bengkak

Jenis obat jantung bengkak yang diberikan tergantung dari penyebab. Inilah jenis-jenis obat jantung bengkak yang biasanya diberikan oleh dokter:

1. Beta blocker

Beta blocker diberikan kepada orang yang mengalami bengkak jantung yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi. Cara kerjanya adalah memblokir efek hormon adrenalin dan epinefrin. Oleh karena itu bisa mengatasi denyut jantung yang tidak beraturan.

Fungsi utama beta blocker adalah untuk menurunkan tekanan darah, membuka pembuluh dan arteri agar aliran darah meningkat, serta membuat fungsi organ jantung meningkat.

Efek samping penggunaan obat beta blocker adalah sesak napas, kelelahan, berat badan bertambah, susah tidur, kaki dan tangan terasa dingin, serta suasana hati tidak stabil. Selain itu juga bisa meningkatkan trigliserida dan menurunkan kolesterol baik, tetapi efek ini hanya sementara.

Obat beta blocker tidak dapat diberikan kepada penderita asma dan diabetes. Pada penderita asma obat ini dapat memperparah gejala, sedangkan pada penderita diabetes dapat menurunkan tekanan darah sehingga perlu memeriksa kondisi gula darah secara rutin selama menggunakan obat jenis ini.

2. Diuretik

Diberikan kepada orang yang mengalami bengkak jantung karena edema. Bisa juga karena hipertensi. Obat diuretik berupa pil. Fungsinya adalah membuang kelebihan air serta mengurangi kadar sodium melalui ginjal dan urine, sehingga dapat menurunkan tekanan pada organ jantung dan pembuluh arteri.

Ketika mengonsumsi obat diuretik, yang terjadi adalah sering buang air kecil. Oleh karena itu dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan dan merasa pusing saat berdiri. Efek samping lain adalah meningkatnya kadar gula dalam darah dan terjadinya penumpukan asam urat yang menyebabkan sendi terasa sakit.

Penderita jantung bengkak yang dengan kondisi asam urat tinggi, diharuskan mengonsumsi obat pengurang asam urat sebelum diberikan obat jantung bengkak jenis diuretik.

3. Antikoagulan

Ini adalah obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan darah. Pada kondisi umum, gumpalan darah dapat menghentikan luka. Namun, apabila terjadi di dalam pembuluh darah, dapat menyumbat aliran darah. Jadi ketika jantung bengkak, diusahakan agar tidak ada gumpalan darah yang berada di pembuluh darah, untuk menghentikan pembengkakan jantung.

Efek samping penggunaan obat jantung bengkak jenis koagulan adalah kemungkinan adanya darah para urine dan atau tinja, terjadinya gusi berdarah, tubuh memar, serta kemungkinan perdarahan lainnya.

4. Antiaritmia

Aritmia adalah ritme jantung abnormal. Biasanya ritme jantung terlalu cepat. Orang yang mengalami jantung bengkak kadang-kadang mengalami aritmia. Pada kondisi ini dokter akan memberikan obat jenis antiaritmia.

Cara kerja obat ini adalah memperlambat detak jantung yang terlalu cepat, menghentikan ritme jantung yang abnormal, serta mencegah hal ini terjadi lagi.

Efek samping menggunakan obat jenis ini adalah tubuh terasa lesu, ada gangguan fungsi tiroid, serta kulit menjadi lebih sensitif saat terkena cahaya matahari secara langsung.

5. ACE inhibitor

Selain untuk obat jantung bengkak biasanya ACE inhibitor ini digunakan untuk orang yang menderita hipertensi. ACE inhibitor berfungsi mengendurkan pembuluh darah dan arteri untuk menurunkan tekanan darah.

Cara kerja ACE inhibitor adalah mencegah enzim memproduksi angiotensin II. Ini adalah zat yang dapat mempersempit pembuluh darah. Penyempitan inilah yang menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi dan menyebabkan jantung terpaksa bekerja lebih keras sehingga berpotensi mengalami pembengkakan.

Efek samping obat jenis ACE inhibitor adalah berkurangnya kemampuan merasakan makanan, adanya peningkatan kalium dalam darah, sakit kepala, batuk, pusing, dan kelelahan.

6. Angiotensin receptor blockers (ARB)

Selain digunakan untuk pengobatan jantung bengkak, ARB juga digunakan untuk penderita hipertensi dan penyakit ginjal kronis. Jenis obat ARB mirip dengan jenis obat ACE inhibitor.

Fungsi ARB adalah menurunkan tekanan darah dengan cara memblokir AT1 pada jantung, pembuluh darah, dan ginjal. Karena sifatnya mirip, ACE inhibitor dan ARB tidak boleh digunakan berbarengan, tetapi bisa bergantian. Sebab, jika digunakan secara bersamaan dapat menyebabkan kadar kalium tinggi dan kerusakan ginjal.

Efek samping penggunaan obat ARB adalah tubuh terasa lelah dan sakit kepala.

Jenis obat jantung bengkak ada banyak. Sebelum memberikannya, dokter akan memeriksa kondisi Anda dengan teliti, terutama tentang penyebabnya. Dengan demikian, jantung bengkak dapat diatasi dengan baik.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Jantung Bengkak

Sumber

Mayo Clinic. (2021). Heart failure. www.mayoclinic.org

Medline Plus. (2021). Heart failure – medicines. medlineplus.gov

NHS. (2018). Heart failure. www.nhs.uk

Web MD. (2020). Common Heart Disease Drugs. www.webmd.com