Jenis Stalker dan Cara Menghindari

Jenis Stalker dan Cara Menghindari

Penulis: Silvia | Editor: Alhasbi

Istilah stalker mengacu pada orang yang mencari tahu, mengikuti, atau memantau aktivitas orang lain secara terus-menerus dan ekstrim. Bagi beberapa orang, stalker membuat mereka tidak nyaman sehingga perlu untuk menghindari.

Seorang stalker seringkali memiliki obsesi atau keinginan yang tidak sehat terhadap orang yang mereka sasar, dan mereka melakukan tindakan-tindakan yang meresahkan dan melanggar privasi korban.

Misalnya dengan mengikuti korban, mengirim pesan atau telepon yang tidak Anda inginkan secara berulang, mengumpulkan informasi pribadi korban, merusak properti korban, dan bahkan menggunakan kekerasan fisik terhadap korban.

Jadi, keamanan dan kenyamanan hidup seseorang bisa terganggu akibat ulah penguntit atau stalker ini.

Baca Juga : Cek Psikologi dengan Tes MMPI

Penyebab Seseorang Menjadi Stalker

Sebuah penelitian dari The American Journal of Psychiatry menemukan bahwa seorang stalker atau penguntit sering kali terdiagnosis dengan gangguan kepribadian.

Misalnya gangguan kepribadian narsistik, dan gangguan delusi seperti erotomania, yaitu keyakinan bahwa orang lain, sering kali seorang selebritas, jatuh cinta dengan mereka.

Gangguan kepribadian narsistik merupakan bentuk penyakit mental yang paling sering terjadi di kalangan penguntit. Kondisi ini menyebabkan orang tersebut memiliki rasa mementingkan diri sendiri dan keasikan yang tidak sehat dengan menerima pujian dari orang lain.

Penguntit sering juga memiliki gangguan lain yang disebut gangguan kepribadian borderline. Ini adalah saat emosi seseorang berfluktuasi secara dramatis dan mereka sangat sensitif untuk ditolak atau dibiarkan sendiri.

Jenis-jenis Stalker

Tahukah Anda, stalker terbagi menjadi beberapa jenis.

1. Stalker Obsesif

Jenis stalker ini memiliki obsesi yang kuat terhadap seseorang dan seringkali tanpa adanya hubungan dengan korban sebelumnya.

Mereka mungkin menganggap korban sebagai objek keinginan sehingga stalker mengikuti, mengawasi, atau menghubungi korban dengan cara yang tidak diinginkan secara terus-menerus.

2. Stalker Seksual

Jenis stalker ini mengikuti dan mengganggu korban dengan motif seksual. Mereka mungkin melakukan tindakan pelecehan seksual atau mengirim pesan atau gambar yang tidak pantas secara seksual.

Seorang stalker seksual juga biasanya menderita fetish seksual tertentu dan mencoba memenuhi hasratnya dengan cara yang tidak terpuji melalui stalking.

3. Stalker Selebriti

Jenis stalker ini biasanya ditandai dengan mengikuti dan mengganggu selebriti atau tokoh terkenal.

Mereka terobsesi dengan selebriti tersebut sehingga berupaya mendapatkan perhatian. Bahkan, mereka tidak sungkan untuk coba memasuki kehidupan pribadi sang idola.

4. Rejected Stalker

Rejected stalker adalah penguntit yang telah ditolak oleh orang yang ingin mereka ajak menjalin hubungan atau baru saja mengalami putus cinta.

Penguntit jenis ini biasa sedang mencari cara untuk menyelamatkan hubungan mereka, atau ingin tetap sedekat mungkin dengan korban.

Dalam beberapa kasus lain, jenis stalker ini merasa marah dan ingin balas dendam karena korban menolaknya.

5. Political Stalker

Jenis stalker yang satu ini cukup unik karena termotivasi oleh keyakinan politik, dan akhirnya menguntit orang yang setuju atau tidak setuju dengan pandangan mereka.

Baca Juga : 10 Jenis Gangguan Kepribadian yang Sering Kali Tidak Disadari

Cara Menghindari Stalker

Membayangkan menjadi korban seorang penguntit pasti sangat tidak nyaman dan bisa mengancam keselamatan. Oleh karenanya, Anda perlu waspada sehingga harus mengetahui bagaimana cara menghindari stalker.

Berikut tips untuk mencegah perilaku stalking dari orang lain yang tidak bertanggungjawab.

1. Waspadai Tanda-tanda Awal

Perhatikan tanda-tanda awal adanya perilaku yang mencurigakan, seperti seseorang yang terus mengikuti atau mengawasi Anda secara fisik, mengirim pesan atau telepon yang tidak diinginkan, atau mendekati Anda tanpa alasan yang jelas.

2. Jaga Privasi Diri

Berhati-hatilah dalam menerima permintaan pertemanan atau mengikuti orang yang tidak Anda kenal secara pribadi di media sosial. Pastikan untuk memvalidasi identitas orang tersebut sebelum berinteraksi lebih lanjut.

Tetapkan juga batasan yang jelas dalam interaksi dengan orang lain. Jangan memberikan informasi pribadi atau rincian lokasi kepada orang yang baru Anda kenal atau tidak Anda percayai sepenuhnya.

3. Buat Dokumentasi

Jika Anda merasa ada yang mengganggu atau melakukan tindakan yang mencurigakan, dokumentasikan kejadian tersebut. Simpan catatan, pesan, atau bukti lainnya yang dapat mendukung klaim Anda jika Anda perlu melaporkannya nanti.

4. Tingkatkan Keamanan Fisik dan Online

Pertimbangkan untuk memasang kunci pintu yang kuat, sistem keamanan rumah, atau pengawasan CCTV jika Anda merasa perlu. Selalu kunci pintu dan jendela rumah dengan baik, terutama saat Anda pergi.

Manfaatkan juga fitur keamanan dan pengaturan privasi pada platform online yang Anda gunakan. Misalnya dengan mengaktifkan verifikasi dua faktor dan batasi siapa yang dapat mengirimkan pesan atau menghubungi guna menghindari hal tidak Anda inginkan.

5. Jangan Ragu Lapor ke Pihak Berwajib

Jika Anda merasa terancam atau mengalami stalking, segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang. Mereka dapat memberikan bantuan dan nasihat yang tepat untuk melindungi Anda.

Baca Juga : Gangguan Kepribadian: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

”Sumber”

AJP. The American Journal of Psychiatry. ajp.psychiatryonline.org

Psychcentral. (2014). Characteristic of the Stalker: Know What To Look For. psychcentral.com

Verywell Mind. (2021). Stalking: What to Do and How to Stay Safe. verywellmind.com