Gangguan Kepribadian: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Gangguan Kepribadian: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Penulis: Dita | Editor: Umi

Gangguan kepribadian adalah jenis gangguan mental di mana penderitanya memiliki pola pikir, fungsi, dan perilaku yang kaku serta tidak sehat. Pasien dengan gangguan kepribadian mengalami kesulitan dalam memahami dan berhubungan dengan orang-orang dan situasi yang ada di sekitarnya. Akibatnya, orang tersebut akan memiliki masalah dan keterbatasan dalam hubungan, pekerjaan, sekolah dan kegiatan sosial secara umum.

Dalam beberapa kasus, seseorang bisa saja tidak menyadari bahwa dirinya memiliki gangguan kepribadian karena bagi orang tersebut, cara berpikir dan berperilaku yang dijalaninya adalah hal yang normal. Penderita mungkin akan menyalahkan orang lain atas masalah yang dialaminya.

Ada setidaknya 10 jenis gangguan kepribadian yang spesifik. Gejala biasanya dimulai ketika penderita memasuki masa remaja atau awal masa dewasa. Tanpa penanganan yang tepat, gangguan kepribadian bisa bertahan lama.

Baca Juga: 10 Jenis Gangguan Kepribadian yang Sering Kali Tidak Disadari

Penyebab Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian merupakan salah satu kondisi kesehatan mental yang paling sedikit dipahami. Sampai saat ini, para ilmuwan masih terus mencari tahu apa penyebabnya.

Namun, sejauh ini, ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan kepribadian yakni:

  • Genetik

Para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya gen yang tidak berfungsi yang mungkin menjadi faktor gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Para peneliti juga melihat hubungan genetik dengan agresi, kecemasan dan ketakutan yang dapat berperan dalam gangguan kepribadian.

  • Perubahan pada otak

Dalam beberapa masalah kepribadian, adanya perubahan fungsi pada bagian otak tertentu bisa menjadi penyebab seseorang mengidap gangguan kepribadian.

  • Trauma masa kanak-kanak

Beberapa gangguan kepribadian, termasuk gangguan kepribadian ambang dan antisosial, berkaitan erat dengan pelecehan dan trauma masa kecil.

  • Pelecehan verbal

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa orang yang sewaktu kecil mengalami pelecehan verbal memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk mengalami gangguan kepribadian ambang, narsistik, obsesif-kompulsif, atau paranoid ketika dewasa.

  • Faktor budaya

Faktor budaya mungkin turut berperan pada perkembangan gangguan kepribadian. Misalnya saja di Taiwan, Cina dan Jepang, kasus gangguan kepribadian antisosial sangat rendah, tapi gangguan kepribadian cluster C (avoidant personality disorder, Dependent personality disorder, dan obsessive-compulsive personality disorder (OCPD)).

Gejala Gangguan Kepribadian

Masing-masing dari 10 gangguan kepribadian memiliki tanda dan gejala spesifiknya masing-masing. Namun, secara umum, gangguan kepribadian berkaitan dengan masalah:

  • Identitas dan rasa diri. Orang dengan gangguan kepribadian biasanya tidak memiliki gambaran yang jelas dan stabil tentang diri mereka sendiri. Cara mereka memandang diri sendiri selalu berubah-ubah, tergantung pada situasi dan orang yang bersama mereka. Rasa percaya diri mereka juga mungkin terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah
  • Hubungan. Orang dengan gangguan kepribadian berjuang untuk bisa membentuk hubungan dekat dengan orang lain dengan keyakinan dan perilaku mereka yang bermasalah. Mereka mungkin tidak memiliki empati atau respek pada orang lain, serta secara emosional membutuhkan perhatian secara berlebihan.

Tanda lain yang menyebabkan gangguan kepribadian adalah kebanyakan orang yang mengalaminya hanya memahami sedikit atau bahkan tidak tahu sama sekali tentang masalah yang ada dalam pikiran dan perilaku mereka.

Baca Juga: Merasa Tak Tenang? Pahami 9 Cara Menghilangkan Pikiran Negatif Berikut Ini

Diagnosis terhadap Gangguan Kepribadian

Jika dokter curiga Anda memiliki masalah gangguan kepribadian, diagnosis bisa ditentukan dengan beberapa cara termasuk:

Pemeriksaan fisik

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan beberapa pertanyaan yang mendalam tentang masalah kesehatan Anda.

Dalam beberapa kasus, gejala yang dialami oleh seseorang dengan gangguan kepribadian bisa terlihat dari adanya masalah kesehatan fisik yang dialaminya. Evaluasi fisik mungkin termasuk tes laboratorium dan skrining untuk konsumsi alkohol dan obat-obatan.

Evaluasi psikiatri

Metode diagnosis ini mencakup diskusi tentang pikiran, perasaan, dan perilaku Anda. Dokter mungkin akan menggunakan kuesioner untuk membantu menentukan diagnosis.

Dengan izin Anda dokter juga bisa meminta informasi dari anggota keluarga atau teman dekat Anda untuk membantu proses diagnosis.

Menggunakan kriteria diagnosis dalam DSM-5

Dokter akan membandingkan gejala Anda dengan kriteria dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Pengobatan Gangguan Kepribadian

Perawatan terhadap masalah gangguan kepribadian tergantung pada jenis gangguan kepribadian, tingkat keparahan, dan situasi yang Anda alami.

Biasanya dibutuhkan tim untuk memastikan semua kebutuhan pengobatan termasuk psikiatri, medis, dan sosial Anda terpenuhi. Tim perawatan ini biasanya terdiri dari:

Jika gejala yang Anda alami termasuk ringan dan terkontrol dengan baik, Anda mungkin hanya membutuhkan perawatan dari dokter utama, psikiater, atau terapis lainnya.

Jika memungkinkan, Anda bisa menemui tenaga profesional kesehatan mental yang memiliki pengalaman khusus dalam menangani gangguan kepribadian. Psikoterapi atau terapi bicara masih menjadi cara utama untuk mengatasi gangguan kepribadian.

Baca Juga: Kenali Lebih Jelas, 3 Perbedaan Dasar Gangguan OCD dan OCPD

Sumber

American Psychiatric Association. (2018). What Are Personality Disorder? www.psychiatry.org

American Psychological Association. (2010). What Causes Personality Disorders? www.apa.org

Cleveland Clinic. (2022). Personality Disorder. www.clevelandclinic.org

Mayo Clinic. Personality Disorders. www.mayoclinic.org