Cacar Air Pada Anak, Bagaimana Penanganan yang Tepat?

Cacar Air Pada Anak, Bagaimana Penanganan yang Tepat?

Penulis: Siska | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 21 November 2022

 

Cacar air merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak-anak.

Konon, setiap orang hanya akan mengalami cacar air satu kali saja seumur hidupnya. Sehingga bisa dikatakan, jika sudah pernah mengalami cacar air, maka kedepannya Seseorang tidak akan terjangkit lagi.

Bagi yang sudah pernah mengalaminya pasti tahu betul rasanya ketika bintik-bintik cacar mulai muncul hingga menyebar ke seluruh tubuh.

Kemunculannya memberi efek gatal, panas, dan perasaan tidak nyaman pada kulit yang terjangkit. Jika dibiarkan penyebarannya akan semakin meluas dan bisa menjadi penyakit serius.

Baca Juga: Pahami Lebih Jauh Mengenai Infeksi Virus Cacar Monyet

Memahami Cacar Air

Berikut adalah beberapa fakta singkat mengenai cacar air:

  • Cacar air dikenal juga dengan istilah varicella adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus.
  • Virus yang menginfeksi adalah virus varicella-zoster (VZV). Virus ini dapat dengan mudah menyebar dari penderita cacar air ke orang lain yang belum pernah mengidap penyakit tersebut atau belum pernah divaksinasi.
  • VZV biasanya akan menyebabkan timbulnya ruam gatal berisi cairan pada seluruh tubuh dan wajah.
  • Meskipun bisa menginfeksi orang dewasa, namun cacar air ini memang lebih sering menyerang anak-anak terutama yang berusia di bawah 12 tahun.
  • Walau cacar air hanya terjadi sekali seumur hidup, virus penyebabnya dapat bangun kembali nantinya sebagai herpes zoster atau juga dikenal dengan cacar api.
  • Anak-anak yang divaksinasi cacar air umumnya jauh lebih kecil kemungkinannya terkena herpes zoster ketika mereka bertambah tua.

Penyebab Cacar Air

Cacar air sangat menular. Seperti dikatakan sebelumnya, seseorang dengan cacar air dapat menyebarkan virus varicella-zoster. Biasanya virus akan tertular dengan beberapa cara berikut:

  • Melalui tetesan di udara dengan batuk atau bersin
  • Dalam lendir, air liur, atau cairan dari lepuh

Seseorang dengan virus ini dapat menularkan cacar air kepada orang yang belum pernah menderita cacar air atau belum mendapatkan vaksin.

Itulah mengapa anak yang menderita cacar air harus tinggal di rumah dan beristirahat sampai ruamnya hilang dan semua lepuh mengering. Hal ini guna mencegah penularan kepada anak-anak lain.

Gejala Cacar Air

Pada anak-anak, gejala cacar air biasanya relatif ringan. Namun bisa menjadi agak berat bahkan mengancam nyawa jika terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Secara umum, gejala cacar air biasanya berupa:

  • Kelelahan dan merasa tidak enak badan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kehilangan selera makan

Setelah ruam muncul, cacar air akan melewati tiga fase, yaitu:

  • Benjolan merah muda yang pecah setelah beberapa hari.
  • Lepuh kecil berisi cairan (vesikel), yang terbentuk dalam waktu sekitar satu hari dan kemudian pecah dan bocor.
  • Lesi keropeng, yang menutupi pecahan lepuh dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk sembuh.

Pada saat yang bersamaan virus dapat menyebar ke orang lain hingga 48 jam sebelum ruam muncul, dan virus tetap menular sampai semua lepuh yang pecah mengering.

Baca Juga: Mencegah Munculnya Luka Bekas Cacar Air

Faktor Risiko Cacar Air

Pada orang tertentu, cacar air bisa lebih berisiko menimbulkan komplikasi, sehingga perlu diantisipasi dan cegah penularannya. Diantaranya pada:

  • Wanita hamil
  • Bayi baru lahir yang lahir dari ibu yang menderita cacar air
  • Penderita leukemia
  • Anak-anak yang menerima obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh
  • Siapa pun dengan masalah sistem kekebalan tubuh

Jika tidak dicegah, kelompok orang tersebut bisa mengalami kemungkinan komplikasi dari cacar air, seperti:

  • Infeksi bakteri sekunder
  • Dehidrasi
  • Pneumonia (infeksi paru-paru)
  • Ensefalitis (radang otak)
  • Ataxia cerebral (kerusakan koordinasi otot)
  • Mielitis transversa (peradangan di sepanjang sumsum tulang belakang)
  • Sindrom Reye. Ini adalah kondisi serius yang ditandai dengan sekelompok gejala yang dapat mempengaruhi semua sistem atau organ utama. Jangan berikan aspirin pada anak yang menderita cacar air. Ini meningkatkan risiko sindrom Reye.
  • Kematian

Pengobatan dan Pencegahan Cacar Air

Jika anak Anda mengalami cacar air, usahakan untuk mencegah anak menggaruk ruam, karena dapat terinfeksi bakteri dan meninggalkan bekas luka kecil.

Ajak anak konsultasi ke dokter agar diresepkan obat antihistamin atau salep topikal, untuk membantu meredakan gatal.

Selain itu, Anda juga dapat menenangkan kulit yang gatal dengan cara-cara berikut:

  • Mandi air hangat
  • Mengoleskan lotion tanpa pewangi
  • Mengenakan pakaian yang ringan dan lembut

Disamping itu, Anda perlu untuk tetap mengelola gejalanya sambil menunggu virus melewati periode mereka.

Sementara untuk pencegahan, dokter menyarankan agar anak-anak mendapatkan vaksin cacar air sebagai berikut:

  • suntikan pertama saat mereka berusia 12–15 bulan
  • suntikan booster ketika mereka berusia 4–6 tahun

Setidaknya dengan vaksin, meskipun nantinya terkena cacar air namun gejalanya akan jauh lebih ringan.

Baca Juga: Tips Agar Cacar Air Cepat Sembuh

Sumber

Health. (2021). Chickenpox (varicella).www.health.gov.au

CDC. (2021). Chickenpox (Varicella). www.cdc.gov

Healthline. (2018). Can You Get Chickenpox Twice? www.healthline.com

Mayoclinic. (2021). Chickenpox. www.mayoclonic.org 

Healthline. (2018). Chickenpox. www.healthline.com

Kids Health. (2020). Chickenpox. www.kidshealth.org