7 Obat untuk Mengatasi Sakit Pinggang dan Efek Sampingnya

7 Obat untuk Mengatasi Sakit Pinggang dan Efek Sampingnya

Penulis: Devita | Editor: Handa

Pernahkah Anda mengalami sakit pada pinggang setelah duduk terlalu lama? Duduk terlalu lama mungkin menjadi salah satu dari sekian banyak penyebab sakit pinggang. Penyebab lainnya bisa jadi karena ketegangan otot dan keseleo karena membawa benda berat atau gerakan mendadak, cedera hernia tulang belakang, penyakit degeneratif, disfungsi sendi, trauma bahkan osteoartritis.

Pada usia lanjut, sakit pinggang bisa disebabkan karena inti otot yang lemah dan penurunan massanya. Nyeri pinggang yang berlangsung selama beberapa hari sebenarnya tidak perlu penanganan khusus. Namun, jika berlangsung hingga berbulan-bulan diperlukan penanganan khusus.

Selain melakukan terapi fisik oleh dokter, obat tertentu juga dibutuhkan untuk mengatasi sakit pinggang. Berikut obat yang berpotensi membantu mengurangi sakit pinggang:

1. Acetaminophen

Acetaminophen berperan mengurangi rasa sakit namun tidak mengatasi pembengkakan pada daerah sekitar pinggang. Obat ini juga diklaim membantu mengurangi sakit gigi, sakit gigi, dan nyeri setelah operasi. Mengonsumsi dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan hati. Acetaminophen maksimal dikonsumsi 4000 mg/hari.

2. Non steroid Anti Inflammatory Drugs (NSAID)

NSAID merupakan obat anti peradangan yang bisa digunakan untuk alternatif acetaminophen. Manfaat NSAID adalah membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada otot dan di sekitar cakram tulang belakang yang rusak atau sendi rematik.

Efek Samping obat ini yaitu menimbulkan masalah pencernaan, seperti mual dan diare, mulas, sakit perut, bisul, pendarahan, atau bahkan kerusakan ginjal. Efek yang ditimbulkan juga bisa mengganggu jantung dan merusak ginjal. Pada kasus yang jarang, NSAID bisa menimbulkan masalah serius, seperti perdarahan di dalam.

3. Pelemas Otot

Untuk mengatasi nyeri punggung bagian bawah, dokter akan memberikan obat jenis pelemas otot untuk membantu melemaskan otot. Pelemas otot bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengurangi nyeri akut jangka pendek dan kerap direkomendasikan sebagai obat kejang otot. Efek samping yang ditimbulkan, seperti pusing dan mengantuk.

Baca Juga : Sakit dan Nyeri pada Betis, Ketahui Apa Saja Penyebabnya

4. Antidepresan

Jika nyeri punggung yang dialami bersifat neuropatik dan menjalar ke kaki, antidepresan sangat cocok digunakan. Dokter akan meresepkan antidepresan tertentu untuk membantu mengatasi rasa sakit, termasuk nyeri pinggang kronis, bahkan jika orang tersebut tidak depresi sekali pun.

Antidepresan tidak menyebabkan kecanduan dan dapat diterima sebagian orang dengan baik. Efek sampingnya dapat menyebabkan rasa kantuk, pusing, mulut kering, dan sembelit.

5. Kortikosteroid

Seperti obat radang pada umumnya, kortikosteroid berfungsi mengurangi radang dan nyeri pada punggung. Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi yang mengandung steroid. Steroid sejak dulu sudah dikenal sebagai obat antiinflamasi. Selain dapat diminum, obat ini dapat diberikan secara suntikan.

Obat kortikosteroid juga dapat disuntikkan ke dalam ruang di sekitar akar saraf tulang belakang atau ke dalam sendi facet, yaitu sendi tulang belakang yang dapat mengembangkan artritis. Bila digunakan dalam jangka panjang dan dosis tinggi bisa mengakibatkan pengeroposan tulang, penambahan berat badan, dan gangguan tubuh dalam mencerna gula.

6. Terapi Adjuvan

Obat ini tergolong antidepresan dan anti kejang. Mengapa obat tersebut dapat digunakan untuk mengatasi sakit punggung? Pasalnya, obat ini sangat efektif untuk mengatasi rasa sakit yang diakibatkan saraf. Efek sampingnya, meliputi sakit kepala, mual, diare, sembelit, insomnia, gangguan seksual, dan kelelahan.

7. Opioids

Obat ini digunakan untuk kasus berat. Pada beberapa pasien, NSAID dan pelemas otot tidak cukup mengatasi nyeri pinggang. Orang dengan sakit bagian punggung kronis yang berlangsung lama, terutama setelah operasi, terkadang diberi resep obat opioid, yaitu sejenis narkotika.

Obat ini bekerja pada reseptor rasa sakit di otak untuk mengurangi nyeri dan sakit. Efek sampingnya yang ditimbulkan, meliputi mengantuk, sembelit, risiko ketergantungan, dan alergi seperti gatal-gatal.

Perlu diingat bahwa meskipun obat sakit pinggang dapat meredakan gejala dan meningkatkan fungsi pinggang, obat tersebut dirancang hanya untuk penyembuhan jangka pendek. Obat jenis ini tidak mengatasi sumber rasa sakit. Itulah sebabnya diperlukan perawatan, seperti terapi fisik, yoga, atau pijatan pada area yang sakit.

Salah satu cara untuk mengukur seberapa baik obat penghilang nyeri membantu mengatasi sakit punggung Anda adalah dengan membuat buku harian rasa sakit. Dengan begitu, Anda tahu kapan episode nyeri menyerang, berapa lama bertahan, dan seberapa parah nyeri pada skala 1-10, dengan skala 1  untuk nyeri ringan dan 10 nyeri hebat yang menyebabkan kesulitan pergerakan.

Saat Anda mengonsumsi obat pereda nyeri, ukur bagaimana perasaan Anda dari efeknya menggunakan skala 1-10. Jika Anda tidak melihat perubahan apapun setelah satu atau dua minggu, bicarakan dengan dokter Anda.

Baca Juga : Nyeri Lutut : Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Sumber

Harvard Health Publishimg, Havard Medical School. The Best Meds for Back Pain. www.health.harvard.edu
SPINE-Health (2017). Causes of Lower Back Pain. www.spine-health.com
WebMD. Medications for Low Back Pain. www.webmd.com
WebMD. Which Medicines Help With Low Back Pain? www.webmd.com