Apakah Kusta Bisa Disembuhkan?

Apakah Kusta Bisa Disembuhkan?

Penulis: Lely | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 11 Juli 2023

 

Penyakit kusta sering menimbulkan kecacatan bagi penderitanya. Padahal, jika terdeteksi sejak dini dan cepat diobati, kusta bisa disembuhkan tanpa meninggalkan bekas. Bahkan, dalam 2 dekade terakhir, 16 juta orang telah sembuh dari penyakit ini. Pengobatan yang dilakukan tergantung pada jenis kusta yang diderita.

Pengobatan kusta bertujuan untuk memutuskan mata rantai penularan, insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, serta mencegah terjadinya kecacatan. Biasanya dokter akan menganjurkan pengobatan jangka panjang, selama 6 bulan hingga dua tahun, tergantung dari derajat keparahan dan jenis kusta yang dialami.

Diagnosis Kusta

Untuk mendiagnosis penyakit kusta, hal pertama yang bisa dilakukan dokter adalah dengan menanyakan seputar riwayat kesehatan dan mengecek kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh apakah ada gejala kusta atau tidak. Lesi kusta biasanya berwarna pucat atau merah dan mati rasa.

Selain pemeriksaan fisik, dokter juga akan mengambil sampel kulit dengan cara dikerok (skin smear). Sampel tersebut akan dianalisis di laboratorium untuk mengecek keberadaan bakteri Mycobacterium leprae.

Di daerah endemik kusta, seseorang dapat terdiagnosis menderita kusta meskipun hasil pemeriksaan skin smear menunjukkan hasil negatif. Hal ini mengacu pada klasifikasi WHO terhadap penyakit kusta, yaitu:

  • Paucibacillary, yaitu terdapat lesi kulit, namun tes kerokan kulit (skin smear) menunjukkan hasil negatif
  • Multibacillary, yaitu terdapat lesi kulit dengan hasil kerokan kulit (skin smear) positif

Jika kusta yang diderita sudah cukup parah, kemungkinan dokter akan melakukan tes pendukung untuk memeriksa apakah bakteri Mycobacterium leprae sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh atau belum. Contoh pemeriksaannya yaitu:

  • Hitung darah lengkap. Prosedur ini merupakan pemeriksaan sel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
  • Tes fungsi liver atau hati. Prosedur ini bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan organ hati.
  • Tes kreatinin. Tes ini bertujuan untuk menguji kemampuan ginjal dalam menyaring darah dan urine.
  • Biopsi saraf. Biopsi merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk mengetahui jaringan tidak normal pada tubuh Anda.

Baca Juga : Berbagai Jenis dan Pilihan Pengobatan untuk Kanker Kulit

Pengobatan Kusta

Untuk mengobati kusta, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik. Agar pengidapnya bisa sembuh dan mencegah terjadinya resistensi, pengobatan kusta menggunakan kombinasi beberapa antibiotik yang disebut dengan multiple drug treatment (MDT). Jumlah, jenis, dan dosis obatnya sesuai dengan tipe kusta yang dialami.

Penggunaan antibiotik secara bersamaan dalam satu waktu ditujukan agar bakteri tidak kebal terhadap obat-obatan yang diberikan. Sehingga penyakit kusta bisa cepat sembuh. Namun, perlu Anda ketahui bahwa antibiotik tidak bisa memulihkan kerusakan saraf atau kerusakan fisik yang terjadi akibat penyakit ini.

Selain melalui obat-obatan, ahli medis mungkin menyarankan prosedur pembedahan untuk mengobati penyakit kusta. Prosedur pembedahan bagi pengidap kusta, yaitu:

  • Menormalkan fungsi saraf yang rusak
  • Mengembalikan fungsi anggota tubuh
  • Memperbaiki bentuk tubuh penderita kusta yang cacat

Pencegahan Kusta

Sebenarnya, diagnosis sejak dini dan pengobatan secara tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah penularan lebih luas sekaligus mencegah komplikasi. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kusta, di antaranya:

  • Lebih memperhatikan perawatan dan kesehatan diri dan keluarga
  • Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, ada baiknya untuk membantu memantau kondisi dan gejalanya secara berkelanjutan dan merujuk pada kasus yang parah
  • Hindari kontak fisik, cairan tubuh yang ditularkan melalui droplets dan ruam pada anggota keluarga yang terinfeksi
  • Memperhatikan orang yang terinfeksi dan membantu dalam kebersihan dan perawatan pada luka
  • Hindari kontak dengan hewan armadillo, yaitu mamalia pembawa bakteri Mycobacterium leprae
  • Vaksin BCG (bacille Calmette-Guérin) merupakan vaksin yang biasa digunakan untuk mencegah tuberkulosis, ternyata dapat memberikan perlindungan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi akibat infeksi Mycobacterium.

Baca Juga : Penyebab dan Gejala Kusta yang Perlu Diketahui

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention. 2017. Hansen’s Disease (Leprosy). www.cdc.gov  

Healthline. 2019. Leprosy. www.healthline.com

Medical News Today. 2018. Everything you need to know about leprosy. www.medicalnewstoday.com

MedicineNet. 2019. Leprosy (Hansen’s Disease). www.medicinenet.com

MSD Manual. 2018. Leprosy. www.msdmanuals.com

Web MD. 2020. Leprosy. www.webmd.com