Anak Mual dan Muntah? Atasi dengan Cara Berikut Ini!

Anak Mual dan Muntah? Atasi dengan Cara Berikut Ini!

Penulis: Yerizya | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Muntah dan mual adalah dua hal yang berbeda. Mual adalah perasaan tidak nyaman pada area perut yang bisa menyebabkan muntah, sedangkan muntah adalah kondisi isi perut dikeluarkan secara paksa melalui mulut. Selain orang dewasa, anak-anak kerap kali mengeluhkan mual kemudian memuntahkan makanan yang ada di dalam perut.

Banyak kondisi yang berbeda dapat menyebabkan mual dan muntah pada anak-anak, termasuk gastroenteritis (lebih sering dikenal sebagai flu perut), keracunan makanan, penyakit refluks gastroesofageal, gangguan otonom atau migrain perut. Meskipun mual dan muntah dapat berhenti dengan sendirinya, tetapi penting bagi Anda untuk mengetahui cara yang tepat mengatasi muntah dan mual pada anak.

1. Perhatikan Tanda-tanda Dehidrasi

Ketika anak terus muntah, Anda perlu memastikan bahwa dehidrasi tidak terjadi. Ini karena anak-anak mengalami dehidrasi lebih cepat daripada orang dewasa. Dehidrasi adalah istilah yang digunakan ketika tubuh kehilangan begitu banyak air sehingga tidak bisa lagi berfungsi secara efisien.

Jika dibiarkan mencapai tingkat yang parah, dehidrasi bisa serius dan mengancam jiwa. Untuk mencegah hal ini terjadi, pastikan anak Anda mengonsumsi cairan yang cukup untuk memulihkan apa yang hilang saat muntah.

Selain itu, segera hubungi dokter jika anak Anda bertingkah lelah atau rewel, mulut kering, lebih sedikit air mata saat menangis, kulit dingin, mata cekung, tidak buang air kecil sesering biasanya, dan urin yang berwarna kuning gelap. Karena tanda-tanda tersebut menandakan bahwa anak Anda mengalami dehidrasi berat.

2. Obati Dehidrasi

Untuk mencegah dan meredakan dehidrasi, berikan oralit sedikit demi sedikit hingga tanda dehidrasi membaik. Cara ini akan membuat anak Anda masih menyerap sebagian dari apa yang Anda berikan, meski jika muntah terus berlanjut.

Setelah dia muntah, mulailah dengan jumlah kecil yaitu dengan beberapa sendok makan setiap beberapa menit. Pastikan juga anak Anda buang air kecil secara teratur. Jika setelah 3 hingga 4 jam anak Anda tidak muntah, maka beri anak Anda cairan yang lebih banyak.

3. Beri Makan dengan Porsi Kecil Setelah 8 Jam Tidak Muntah

Beri makan anak Anda dengan porsi kecil makanan ringan dari makanan yang biasa mereka konsumsi. Hindari makanan pedas, makanan yang digoreng, dan makanan yang tinggi lemak atau berminyak. Pilih juga makanan yg tidak memicu mual seperti roti, biskuit, pisang, kentang rebus, atau bubur nasi.

Baca Juga : 10 Tips Mengatasi Mual Setelah Makan

4. Air Jahe

Jahe memang telah digunakan selama ribuan tahun untuk mengurangi rasa sakit dan penyakit perut. Bahkan menurut sebuah studi tahun 2016 dalam National Center for Biotechnology Information, jahe aman dan efektif untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah pada wanita hamil dan orang yang sedang menjalani kemoterapi.

Meskipun belum terbukti dapat menghentikan mual dan muntah pada anak-anak, namun pemberian air jahe mungkin perlu dicoba. Ini karena para peneliti percaya bahan kimia dalam jahe bekerja di perut dan usus serta otak dan sistem saraf untuk mengendalikan mual. Cara ini aman untuk anak-anak di atas 2 tahun.

5. Akupresur

Teknik ini dipercaya dapat membantu meringankan mual. Akupresur bekerja dengan memberi tekanan pada satu bagian tubuh untuk membawa perubahan di bagian tubuh yang lain. Teknik ini mirip dengan metode akupuntur Tiongkok kuno.

Untuk mencoba meringankan mual pada anak, gunakan jari tengah dan telunjuk Anda untuk menekan bagian antara dua tendon besar di bagian dalam pergelangan tangannya yang dimulai dari telapak tangannya. Lakukan pijatan dengan lembut dan perlahan agar anak tidak merasa kesakitan.

Baca Juga : Apa itu Akupresur dan Manfaatnya untuk Tubuh?

6. Berikan Obat-obatan Sesuai Resep Dokter

Muntah pada anak-anak biasanya hilang dengan sedikit waktu. Karena itu, cara terbaik adalah menunggu setelah memberikan beberapa cara di atas. Ini karena pemberian obat-obatan bebas untuk muntah tidak dianjurkan untuk anak-anak.

Pemberian obat-obatan harus berdasarkan resep dari dokter. Misalnya saja, dokter mungkin akan meresepkan obat anti mual yang bisa mencegah muntah bila memang diperlukan.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Dalam kebanyakan kasus, anak Anda hanya perlu tinggal di rumah dan menerima cairan oralit selama 12 hingga 24 jam. Selain itu, jika anak Anda mengalami mual atau muntah yang berulang, dokter akan meresepkan obat anti mual untuk anak-anak.

Namun, tanda-tanda berikut ini mungkin merupakan kondisi mendasar yang serius, sehingga Anda harus segera mengunjungi dokter. Karena itu, pastikan anak Anda segera mendapatkan perawatan medis jika mereka:

  • Berusia di bawah 12 minggu, serta muntah lebih dari satu kali
  • Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, atau Anda curiga mereka makan atau minum sesuatu yang beracun
  • Demam tinggi, sakit kepala, ruam, leher kaku, atau sakit perut
  • Memiliki darah atau empedu di muntahnya, atau Anda mengira anak Anda mungkin menderita radang usus buntu
  • Sulit untuk bangun, terlihat sakit, dan muntah lebih dari 8 jam

Baca Juga :  Bayi Mual dan Muntah? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sumber
Babycenter. What Should I do if my child throws up right after I give her antibiotic. www.babycenter.com
Children’s Wisconsin. What is nausea and vomiting? chw.org
Everyday Health. 2017. What is Vomiting? www.everydayhealth.com
Verywell Health. 2019. How Parents Can Keep Their Kids Hydrated From Vomiting and Diarrhea. www.verywellhealth.com
WebMD. Tips and Remedies for Nausea and Vomiting. www.webmd.com
Healthy Children. Treating Vomiting. www.healthychildren.org