Bayi Mual dan Muntah? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bayi Mual dan Muntah? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penulis: Marizka | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 30 Mei 2020

 

Si kecil mengalami mual dan muntah? Jangan panik, muntah sesekali kemungkinan tidak berbahaya. Kondisi ini terjadi akibat otot perut kontraksi secara tiba-tiba.

Meskipun begitu, Anda perlu mengetahui beberapa hal yang dapat menyebabkan mual dan muntah pada bayi Anda agar dapat segera mengatasinya dengan tepat.

1. Gastroenteritis

Gastroenteritis atau yang lebih dikenal dengan flu perut bisa menjadi salah satu penyebab muntah dan mual pada bayi. Gastroenteritis disebabkan oleh virus yang sering dijumpai sehari-hari. Selain mual dan muntah, penyakit ini juga menyebabkan bayi Anda mengalami sakit perut dan diare.

2. Alergi Makanan

Jika bayi Anda mengalami mual dan muntah, disertai ruam kulit, gatal, dan terjadi pembengkakan pada area sekitar wajah, bisa jadi bayi Anda memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Biasanya, pembengkakan yang disebabkan oleh alergi ini terjadi di daerah sekitar mata, bibir lidah atau mulut.

Gejala ini muncul dalam beberapa menit hingga dua jam setelah bayi mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi. Pasalnya, bayi rentan untuk memiliki alergi terhadap makanan tertentu, seperti seafood, susu, kacang-kacangan, dan beberapa makanan lainnya.

3. Infeksi

Muntah dan mual pada bayi, bisa menjadi tanda adanya infeksi lain selain gastroenteritis, seperti infeksi saluran kemih, radang paru-paru, atau meningitis. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, bahkan parasit.

Oleh sebab itu, sebagai orang tua penting bagi Anda untuk selalu menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungan Anda. Hal ini untuk meminimalisasi kemungkinan virus, bakteri, atau parasit lainnya yang mengganggu kesehatan buah hati Anda.

Baca Juga : Waktu Ideal Lama Menyusui Bayi

4. Apendisitis

Apendisitis atau radang usus buntu paling sering terjadi pada orang di usia 10 hingga 30 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini juga bisa diderita oleh bayi dan anak-anak. Selain mual dan muntah, radang usus buntu juga menyebabkan rasa sakit yang cukup parah bagi penderitanya.

5. Menelan Sesuatu yang Beracun

Ketika Anda lengah, mungkin saja bayi Anda menggigit atau menelan sesuatu yang beracun. Hal ini bisa menjadi penyebab bayi Anda mengalami mual dan muntah.

Keadaan ini bisa menjadi berbahaya tergantung dari jenis dan jumlah benda yang dimakan. Oleh sebab itu, segera bawa bayi Anda ke dokter agar segera mendapatkan pertolongan medis sebelum terlambat.

6. Terkena Benturan atau Cedera Kepala

Selain kelima penyebab di atas, penyebab muntah pada bayi juga bisa disebabkan oleh cedera otak. Risiko cedera otak ini bisa bervariasi dengan tingkat keparahan trauma, mulai dari cedera otak rendah dan cedera otak lebih tinggi. Untuk cedera otak yang memiliki risiko rendah, misalnya jatuh dalam jarak pendek, terbentur benda lunak (seperti mainan atau bola).

Sedangkan insiden yang memiliki risiko cedera otak lebih tinggi meliputi, kecelakaan kendaraan bermotor kecepatan tinggi, jatuh dari ketinggian, dipukul oleh benda berkecepatan tinggi, berat, atau tajam (misalnya, tongkat baseball, tongkat golf, peluru, pisau), atau cedera akibat adanya goncangan yang kuat.

Menurut Sutter Health, biasanya risiko cedera otak lebih tinggi akan menunjukkan beberapa gejala, salah satunya yaitu muntah atau memiliki pembengkakan yang signifikan di lokasi cedera. Karena itu, Anda harus segera membawa anak Anda ke dokter jika mengalami muntah menyemprot setelah mengalami benturan.

Cara Mengatasi Muntah dan Mual Pada Bayi

Saat bayi mual dan muntah, tentu hal ini sangat membuat Anda khawatir. Oleh sebab itu, agar tidak membuat diri Anda terlalu cemas, ketahui bagaimana cara mengatasi mual dan muntah pada bayi yang bisa dilakukan di rumah.

  • Minum Air Putih

Jika bayi sudah MPASI, maka saat mual dan muntah, Anda dapat memberikan minum air putih. Hal ini untuk menolong bayi Anda agar tidak mengalami kekurangan cairan (dehidrasi). Jika dehidrasi terjadi, maka akan berakibat fatal pada jiwa bayi Anda. Namun berikan air putih secukupnya, untuk menghindari resiko keracunan air putih (water intoxication).

Baca Juga : 10 Manfaat Alpukat untuk MPASI Bayi

  • Berikan Cairan Elektrolit (Oralit)

Memberikan cairan elektrolit berupa oralit pada bayi Anda harus sesuai dengan anjuran dokter. Cairan tersebut tidak hanya membantu mencegah dehidrasi tapi juga menggantikan unsur-unsur penting yang hilang dari tubuh bayi saat muntah.

Berikan cairan dalam jumlah sedikit sekitar 1-2 sendok. Jika bayi anda masih muntah, tunggu 20-30 menit dan berikan cairan lagi.

  • Berikan Makanan yang Mudah Dicerna

Bayi Anda mungkin akan kehilangan nafsu makan setelah muntah. Namun, jangan biarkan bayi Anda berlama-lama tanpa asupan makanan. Berikan bayi Anda makanan yang mudah dicerna dan menambah stamina seperti sup, yoghurt, atau biskuit. Berikan sedikit demi sedikit, tetapi sering.

  • Istirahat

Tidur sangat penting bagi bayi Anda karena dapat membantu mendukung perkembangan mental dan fisik mereka. Terutama jika bayi Anda mengalami mual dan muntah, dengan beristirahat akan membantu kondisi bayi menjadi lebih baik setelah muntah.

Jika cara-cara di atas sudah dilakukan, tetapi bayi Anda masih mengalami muntah menyemprot atau muntah secara terus menerus, jangan panik dan pastikan bayi Anda minum cairan yang cukup. Segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga : Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

Sumber
Parents. How to Stop Vomiting. www.parents.com
Healthy Children. 2017. Treating Vomiting. www.healthychildren.org
Kids Health. 2019. Vomiting. kidshealth.org
Mayo Clinic. Appendicitis. www.mayoclinic.org
NHS Inform. 2020. Vomiting in Children and Babies.www.nhsinform.scot